Sabtu, 28 Maret 2009

He is REaL

Aku dan adikku, kami berdua, sering heran dan mentertawakan hidup kami. Hidup kita ini aneh y, dirumah cuma berdua, ga punya orang tua, ga punya sesuatu yang dibanggakan selain DIA.
Kami, terutama aku, selalu mengusahakan sendiri apa yang kami perlukan, supaya hidup kami terus berlangsung. Dari makan, pendidikan sampai tempat tinggal, harus mikir dan mengusahakan sendiri.
Sudah terbiasa dengan kondisi tersebut, kami berdua kadang suka berkhayal “enak kali ya, kalo saja kita bisa menunjuk seorang konglomerat, seorang berpangkat, seorang pejabat atau salah seorang dari kalangan cendikiawan dan selebritas “dia itu orang tuaku lo, mereka saudaraku lo, atau mereka itu masih ada hubungan keluarga dengan aku lo. Bukan untuk numpang hidup ato meminta-minta, tapi sekedar numpang bangga, orang jawa bilang “nunut mulyo”. Sekedar “nga-dem” Paling tidak bisa numpang menikmati sedikit fasilitas bila ada keperluan.
Entah masa sewa rumah pas habis. Atau ada kebutuhan yang sedikit birokratif.
Tidak tau apakah itu sebuah keluhan yang kami candakan atau apa. Yang pasti biasanya kami selalu menyambung dengan saling melempar pendapat, yang penting bahagia, tetap bisa menjadi berkat, tidak ngrepoti ato nyusahin orang lain. Kemudian kami tertawa lepas. Itu cara kami menyikapi kesesakan yang kadang menyergap kami, ketika melihat keanehan kondisi hidup kami.
Kesesakan, badai, kegagalan, itu adalah sebuah proses pendewasaan. Apapun penyebabnya dan bidangnya.
Untuk hal ini dalam keterbatasan aku sempat melontarkan pilihan konyol dengan nada canda dengan adikku, “apa sebaiknya kita tidak perlu menjadi dewasa ya, kalo prosesnya menuju satu kata itu harus melalui hal-hal tersebut. Kayaknya semuanya akan lebih asyik”. Beberapa saat adikku melihat kearah mataku, dan kami saling memandang. Untuk meyakinkan, setelah setuju, kemudian kami berdua melepas tawa.
Ups! Untung Cuma bercanda, sebab ini sebuah wacana yang enggak banget. Tapi itulah ungkapan kejujuranku.
Meskipun tidak setitikpun darah dari orang-orang impian diatas mengalir ditubuh kami, tapi 100% kami yakin ada DARAH Penguasa Jagat yang sudah dialirkan bahkan dicurahkan dengan sempurna dalam karya yang mulia.
Alasan itu yang membuat langkah kami tidak terasa berat.
Karena kami jadi mengerti, apa itu arti kata hanya DIA-lah jaminan hidup.
Dengan catatan harus selalu mengandalkan DIA dan bersamaNYA.
Aku sangat terkagum dengan segala perbuatan SANG PEMERHATI dan Penulis hidup kami. Sekali lagi, tidak pernah bosan dia menemui perjalanan hidup kami dengan kebaikan-kebaikanNYA. To show us, that HE is Real, HE is able.
Begitu kita menyadari ada Kasih yang hebat tersebut, tidak harus menjadi satu darah daging, tetapi kita diijinkan bertemu bahkan memiliki orang-orang hebat dan luar biasa di sekitar kita. Seperti yang kami rasakan.
Itu sebabnya kami selalu berjanji, untuk terus berusaha, selalu menjaga, tetap berjalan dan berjuang untuk mempertahankan hidup dalam takut akan DIA. Sebagai bentuk penghormatan kami atas hidup yang telah dianugerahkanNYA.
Wish all of u too, we pray.

Kamis, 26 Maret 2009

Berjumpa Kebaikan

Udara panas hari itu Jumat 20 Maret 2009, yang mengiringi perjalananku ke kantor pajak daerah atas, tidak menghentikan otakku, yang terus mengikuti urut-urutan jadwal pekerjaan yang menanti dan harus aku selesaikan hari itu.
Ada sedikit yang mengganggu, tentang waktu yang bakal kebuang di antrian panjang, karena waktu lapor adalah batas akhir.
Sesampai di pintu masuk, aku segera pencet tombol antrian, dan muncullah kertas bertuliskan 347. Aku tidak terkejut dengan angka tersebut, melihat buanyaknya manusia yang berkumpul diruang tunggu.
Tidak ada tempat duduk. Untuk menghabiskan waktu, aku iseng menuju tempat AR yang berada di seberang ruang tunggu untuk berkonsultasi tentang beberapa hal mengenai pajak yang aku belum jelas. Aku dipertemukan dengan AR yang baik dan sabar.
Setelah selesai aku kembali ketempat antrian. Tidak tempat buat duduk didalam ruangan. Aku ambil tempat duduk diluar ruangan.
Seperti biasa, aku asyik mendengar orang berbagi cerita. Tentang pengalaman mengantri dan perusahaan.
Baru 10 menit aku duduk tiba-tiba ada orang yang mengulurkan tangan menawarkan nomor antrian 216, karena dia tidak sabar menunggu. Spontan aku terima nomor itu dan sambil berucap terima kasih.
Sambil sesekali melirik nomor antrian, aku senyam senyum sendiri.
Aku tidak bisa menyembunyikan keterkejutan dan kegirangan aku. 10 menit kemudian nomor pemberian yang sudah ditanganku dipanggil.
Antrian yang semula aku prediksi akan selesai paling cepat pukul 14.30 wib.
Ternyata kondisi hari itu melawan kekuatiran yang ada dibenakku. 11.30 aku sudah berada dikantor lagi. Dan melanjutkan pekerjaan yang sudah antri untuk aku selesaikan hari itu.

Perkara kecil, tapi buat aku itu hal besar.
Kebaikan Tuhan tidak pernah bosan menemui kita setiap waktu. Di luar pikiran dan dugaan, tanpa kita minta. Apalagi kalau kita meminta.
Sebuah doa kecil mengiringi ucapan syukurku hari itu.
Aku akan terus menanti kebaikan Tuhan yang akan menjumpai aku berikutnya.

Tuhan tidak pernah memberi kita perintah tanpa memperlengkapi. Kalo DIA mengutus kita untuk memberitakan kabar baik, pasti kita akan terus dipertemukan dengan kebaikanNYA dan mengalaminnya. Untuk kemudian dapat membagi kebaikan itu dengan hati.

Selasa, 24 Maret 2009

Tentang Asa

Seandainya aku tidak pernah terlibat perbincangan itu,
seandainya waktu itu aku tidak mengumbar kekecewaan,
seandainya waktu itu aku peka,
seandainya ada mesin waktu yang dapat diputar,

seandainya… seandainya dan entah apa lagi yang akan mengalir dipikiran Asa untuk berandai-andai dan memikirkan kemungkinan lain yang akan terjadi selain kenyataan saat ini.
Ah sudahlah, memang semua harus terjadi, dengan atau tanpa adegan-adegan itupun, semua akan sampai pada saat ini. Cepat atau lambat semua hanya masalah waktu! Karena PEMERHATImu tau yang terbaik untuk hidupmu.
Kira-kira begitu Asa berdialog dengan dirinya sendiri.
Sebelumnya Asa sering jatuh bangun dalam beberapa kata, menyesal dan selfpity. Karenanya Asa sering dengan segera membentak hatinya untuk tidak kembali melewati dua jalur itu, dengan alasan apapun, no excuse batin Asa, ga capek apa…

today, I didn’t know exactly about d truth but… I feel, segala sesuatu dipulihkan begitu rupa. Onething have i desire of d Lord, segala yang terjadi semata-mata adalah pekerjaan TUHAN tanpa campur tangan manusia, siapapun dia. Supaya esensi kekal itu tetap ada. Satu per satu terurai tanpa Asa sadari, seperti janjiNYA.. Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti siang..
Great! Go a head Asa…
Sekalipun kadang masih terasa ada yang ganjil, biar saja itu jadi urusan yang Maha Tau. Asa sudah sering mengingatkan hatinya, bahwa segala sesuatu di luar kontrolnya bukan urusan dia, semua mutlak urusan TUHAN, supaya Asa ga terkutuk dan tetap menjadikanNYA sebagai sandaran hidup, tempat persinggahan dan kekuatan hidup Asa.

Sekeping Cermin

Aku bahagia hari ini.
Ada damai, sukacita yang begitu adem mengalir. Jiwaku berkata., aku memuji TUHAN yang telah memberi nasihat kepadaku, ya pada waktu malam hati nuraniku mengajariku. Engkau memberitahukan kepadaku jalankehidupan, dihadapanMu ada sukacita berlimpah-limpah, ditangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa. Sudah sekitar satu bulan ini aku melalui hari yang begitu berat, sepertinya lebih berat dari hari-hari sebelumnya yang aku pernah bilang berat. Memang rasanya semakin hari semakin berat, namanya juga perjalanan. Mungkin karena dunia yang semakin tua dan TUHAN yang begitu sayang sama aq (orang sirik komentar GR.., jiwaku menjawab biar aja…hehe).Tuhan setia mengajar, menegur dan mengoreksi aku. Mengajari aku introspeksiprilaku dan tutur kata yang pernah meluncur dari lidahku. Yang tanpa sengaja dan tujuan apapun sudah melukai teman yang pernah berbagi cerita dengan aku. Ah, mereka terlalu banyak yang sungkan dengan aku, apalagi untuk menegur aku dengan kasih untuk sesuatu yang lebih baik dimasa yang akan datang. Mereka lebih memilih berkomunitas dan bersekutu mendiskusikan kesalah mengertian mereka terhadap aku dalam kepahitan. Aq pernah menangkap kalimat dalam suatu percakapan dengan beberapa teman, yang jika diteliti ulang ternyata mereka menyatakan kalimat yang mengandung sesuatu untuk aku. Sekilas terkesan bijak, karena mereka bertutur sepertinya dalam kelemahan dan kepasrahan tapi ternyata mengandung sesuatu. Aku tidak berani mengatakan apa tepatnya sesuatu itu, inti dari kalimat itu rata-rata berkata sok. Jenisnya beragam, ada yang ingin menyampaikan sok dipakai Tuhan, ada yang mau menyampaikan sok putih ato sok suci, etc,
Itu yang aku tangkap. Bebal! Aku mengumpat diriku seperti itu. Ternyata aku dungu, seharusnya saat itu juga aq bertanya “aku seperti itu ya?” tapi ini tidak. Dasar otak Pentium 0, ato aq memang ga mudengan kayak anak kecil. Yang aku bersyukur, sampai dengan saat ini aq ga pahit dengan itu semua. Tapi yang aq sayangkan masih belum ada yang bersedia menjadi saudara yang bisa menegur aq ato sekedar mengingatkan jika aq ada kesalahan. Mungkin mereka kurang menyadari bahwa hal ini sangat mempengaruhi atmosfer lingkungan sekitar. Karena bagi sebagian orang yang hanya mendengar secuil info terpacu untuk berpikir banyak sehingga merasa banyak tau. Dan bagi sebagian orang hal ini dianggap sebagai sebuah kebenaran baru yang sangat menggairahkan dalam memandang seseorang. Tentang kebenarannyaitu nomer kesekian yang penting blow up-nya. Sampai saat ini masih terbaca kebencian yang mengakar, right! aku pernah melakukankecerobohan dengan lidahku dimasa lalu. tapi aq juga sering mengucapkan kata maaf dengan tiba-tiba, malah kadang dalam suasana yang kurang tepat bagi kami (aku dan mereka), tapi tepat buat aku.Sebab kata maaf yang keluar dari aku tidak meluncur begitu saja, tapi biasanya berawal dari introspeksi (karya Sang PENJUNAN yang me-rework hatiku). Dan aku menerima jawab mereka dengan penuh kelegaan, karena menurutku ketulusan yang sebenarnya yang diberikan pada waktu itu.Tapi ternyata dari perbincangan masih sering terbaca kemarahan yang tidak disadari. Sebenarnya aku bisa tidak memperhatikan hal ini, karena yang menentukan bahagia dan tidaknya hatiku adalah diriku sendiri, tapi terus terang tetap terganggu.Aq punya temen share, orangnya easy going jadi sangat jarang aku ketemu dia melo. Banyak sekali celetukan dia yang bikin aku geli. Aku benci bahasamu terlalu rumit, terlalu tinggi, mbok yang simple gitu lo biar aq ga pusing. Kadang dia juga bilang kalimat yang sangat mengagetkan, dasar orang aneh, dicritain apa-apa gampang percaya, ngga irinan, spontan.ha4 kalo udah gitu aq cuma jawab, trus pie wong tinggal dengerin ‘n ngga dimintain pendapat. Waduh, too much, tapi thanks banget sist, aku bersyukur memiliki kamu, paling tidak aku ketemu sekeping cermin diriku dari kamu. Aku besyukur karena dia bersediamendeskripsikan diriku hanya dengan beberapa kalimat tapi berarti semua. Daripada aku dengar orang bilang, eh kamu dikatain dia begini, ato mereka bilang kamu begitu, dan semua tentang keburukan yang belum tentu kebenarannya. Kebanyakan dengan nada marah karena salah mengerti bahkan ada yang berisi fitnah… neraka banget kalo denger itu. Makanya aku sering menghentikan mereka, “sudah, besok lagi kalo kamu denger apapun tentang aq, yang baik ato yang buruk simpen buat kamu saja, tidak perlu disampaikan, kamu punya hak untuk kasi pendapat, aku tidak memerlukan pengakuan tentang pembenaran, apalagi pembelaan, aku juga tidak akan melakukan jumpa pers untuk klarifikasi, cape deh…tapi thanks untuk perhatiannya” begitu aqtutup kalimatku.Sebab aq sendiri kurang jelas dengan maksudnya, ya semua orang punya caranya masing-masing dan bebas mengekpresikan perasaannya, begitupun aku, bebas menentukan keputusan dalam ber-reaksi. Yang pasti aku akan memilih sesuatu yang tidak melukai diriku sendiri untuk hal-hal sepele seperti itu, meskipun dampaknyaakan sangat tidak baik. Adakalanya aku tidak sekokoh itu dalam mengambil keputusan, pada waktu lemah aku bisa langsung terjebak dalam ketidak mengertian yang sering membuat aku semakin terpuruk.Pada waktu kuat aku sering berkata dalam kepolosan, eh ternyata bagi sebagian orang ada permainan yang mengasikan dalam puzzle sas-sus dan ketidak pastian, kemudian bertanya dengan diri sendiri, diluar sana ada cerita apa lagi ya tentang aku. haha kayak iklan dancow.

Frameless

Hidup adalah suatu perjalanan, yangdipenghujungnya ada kekekalan. Hidup adalah suatu keputusan dari duaatau lebih pilihan yang selalu diperhadapkan setiap kali kita membukamata dan menghirup udara pagi. Benar salahnya pilihan kita menjadirangkain kisah hidup yang akan menentukan keadaan kita pada kehidupanselanjutnya. Seringkali kenyataan tidak sama dengan apa yang kitaharapkan, kadang malah jauuuuh sekali dari harapan kita. Tapi dalam keadaan seperti itu aku sangat dikuatkan dengan kalimat ini, "When the time hurled your dreams, and reallity smashed your hopes,remember onething.., that u still the perfection image of GOD."ada satu kalimat lagi yang senada dengan itu, "One said Life isbeautifull but the other side is hard. Just don’t judge from whatyou’ve looked ‘n knew, but look from what HE has done in u."
Wuuuiihh…dahsyat bangeet, kalimat iniselalu menguatkan hidupku dalam segala yang boleh aq alami diperjalanan waktu yang harus aq lalui. Tidak selalu tapi seringmembantu aq untuk lebih milih bersyukur daripada mengeluh, lebihmilih sabar daripada marah, and say i do daripada protes danmempertahankan pendapat., semuanya hanya sejauh kerelaan hatiku buatmelakukannya. Dengan segala proses yang sepertinya tidak pernahberhenti dalam bentuk apapun. Dari di salah mengerti, yang kadangmenimbulkan fitnah, perlakuan tidak menyenangkan dan tidak adil (duhkayak pasal hukum ya…but is d’ real…lanjutin ya., yuuk…!) yangbiasanya dilahirkan dari rasa iri, marah, dendam dari orang-orang disekitar. Itulah sekolah kehidupan (school of life) tepatnya sekolahhati (school of heart…hehe nggaya ik..), dan satu kata kunci yangbisa buat kita bertahan menikmati. Sebab menikmati itupun ternyatasuatu anugerah.
Kadang Duka datang seperti tamu takdiundang yang bisa saja terjadi dalam hitungan detik.tanpapandang suasana, mengusir asa dengan segala nafas yang menghidupinyadengan sangattiba-tiba, lenyap sama sekali begitupun bayanganyang mengikutinya.dan seketika pahit menjadi sesuatu yang begitu karib. Gelap dan tertutup sebagai penyempurnaketerpurukan.Fluktuatif, itulah kehidupan, segala sesuatu bisasaja terjadi dan berubah dalam hitungan detik. Perubahan perasaan,prilaku dan gaya hidupHal-hal diluar jangkauan dan perhitunganmanusia, bahkan rumus matematika yang pernah digunakan untuk penemuansehebat apapun tidak mampu memberikan prediksinya.Semua hanya adadalam kontrol penguasa alam dan kehidupan. Beragam penyebab yangmendahuluinya.,Bisa dari sebuah percakapan yang tidak disengaja,saling melempar pendapat tentang seseorang kemudian mendiskusikannyasebagai sebuah penemuan dan kebenaran baru yang bisa membuat hidupmenjadi lebih hidup. Darimana kita tau bahwa teman kita tidak sebaikatau setulus apa yang kita pikirkan, atau kita menjadi sakit hatikarena merasa dibohongi. Semua datang dari telinga yang lupa menutupdiri dan seijin hati yang menyediakan tempat bagi si "Luka"tamu tak diundang.
Apa yang salah…jawabnya…Tidak ada,kalau ada itu akibat dari ketidak mampuan kita untuk menghentikanotak yang berpikir terlalu berlebihan sehingga harus ada reaksi yangsalah.Akupun pernah terlibat dan menjadi bagian dalamperbincangan sejenis dimasa yang lalu, bahkan mungkin sampai denganhari aku menulis.Yang tidak saya mengerti aku jarang bisa sejalandengan kelanjutannya. Share sudah disalah artikan, berkembangmenjadi ajang diskusi tentang seseorang dengan tema kekurangan tanpamenghiraukan kelebihan dan nilai positif yang dimiliki, kemudianditutup dengan kebaikan diri sendiri. Padahal Menurutku share adakarena kebutuhan kita yang ingin menyampaikan tentang apa yang adadiperasaan, mungkin melibatkan seseorang atau lebih, tanpa berniatsupaya pendengar bersimpati untuk kemudian berpihak dan membenarkanpendapat kita. Inilah yang saya maksud share megikuti perkembanganjaman menjadi sebuah kampanye.Pendapat yang berseberangan bagisekelompok orang dijadikan alasan untuk memberi penilaian danpandangan bagi seseorang sepanjang masa, kemudian membingkai dengansebuah FRAME. tanpa menyadari bahwa hidup ini dinamis, mudah berubah. Mungkin akan lebih baik kita memandang seseorang tanpamemberi frame buram apalagi sebagai harga mati, istilah kerennyaframe-less.
Seperti dinamisnya kehidupan, Frame-less akan memberikebebasan kepada kita untuk tidak memenjarakan diri dengan kebenciankepada orang lain. Sebab kebencian hanya melahirkan dendam dandukacita yang tidak pernah habis.
Yang lebih parah lagi pendapatberseberangan yang membentuk amarah menjadi upacara peletakan batupertama untuk membangun sebuah mercusuar kebencian abadi bermahkotairi dan dendam.untuk kemudian menghuninya sebagaitawanan.Bebaskan diri dari penjara kebencian, supaya kita bisamemberi ruang yang lebih luas bagi hati kita sekaligus melatih otakuntuk terbiasa berpikiran positif dalam segala hal.
Akan terkesan aneh dan beda itu pasti, namanya jugapilihan…Tapi jangan takut menjadi beda, sejauh perbedaan itumembentuk kita menjadi pribadi yang excellent.

Hanya perlu satu menit untuk menghancurkan seseorang
satu jam untuk menyukai seseorang
satu hari untuk mencintaiseseorang
tetapi membutuhkan seumur hidup untuk melupakan
seseorang yg kita rasabegitu dekat dan berarti dalam hidup kita
hanya Tuhan yang mengetahui yang terbaik
akan memberikesusahan untuk menguji kita.
Kadang Ia pun melukai hati, supayahikmat-Nya bisatertanam dalam.
Jika kita kehilangan cinta, makapasti ada alasan di baliknya.
Alasan yang kadang sulit untukdimengerti
namun kita tetap harus percaya bahwa ketika Ia mengambil sesuatu,
Ia telah siap memberi yang lebih baik.

indie *21006

Rabu, 18 Maret 2009

Tentang Rasa...

Kejujuran seperti Ice Cream,
kalo tidak dilahap bakalan cepet meleleh...
hilang di telan hawa panas....

Bisep ditangan itu kan otot fisik... Nah!
Kejujuran itu otot mental...
Dan otot harus di latih terus biar kuat...

Untuk hari ini latihan kejujuran ku...
Jujur pada diri sendiri...
Kadang... aku takut, takut kalo intuisi ku mengenai banyak hal selama ini salah...
Kadang... aku takut, takut kalo aku bangun besok, matahari nggak muncul di Timur...
Atau..., gimana kalo aku bangun besok, Dan...aku baru tau, kalo..., kalo hati bisa salah...

hmm, in this case... i just want to say..., How do i live without YOU...
sebab dalam perjalanan untuk tetap percaya..., rasa itu pun bisa tiba-tiba muncul dan menyelinap begitu saja ...

Senin, 16 Maret 2009

Mahalnya Legalitas

Legalitas yang dilakukan Yesus
Legalitas, sebuah kata familiar buat anak-anak yang baru lulus sekolah kemudian ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya, selalu butuh legalisir ijasah untuk bukti keaslian data fotocopy yang harus diserahkan.
Dunia bisnis juga perlu legalitas surat dan data yang ada sebagai jaminan keamanan.
Tapi saya tidak sedang membahas legalitas dalam arti yang sesungguhnya, melainkan mengenai legalitas yang sudah Tuhan buat bagi hidup kita seperti dalam Yoh 3:16.
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”
Bapa berpendapat bahwa hubungan manusia dengan Dia membutuhkan legalitas. Untuk itu Dia lakukan buat kita.
Ada 3 teladan atas korban yang bisa kita ambil dalam legalitas yang sudah Allah kerjakan.

  1. Melepaskan hak
    Dia harus merelakan haknya sebagai anak, dan turun menjadi manusia biasa dan mengambil alih seluruh dosa kita meliputi cela, rasa malu dan penderitaan, hanya supaya kita juga bisa memiliki hak yang sama seperti Dia, yaitu hak menjadi anak dan hak sebagai ahli waris kerajaan Surga. Mari sejenak berandai-andai, apa yang terjadi dengan kita seandainya kita di posisi Yesus, kemudian mempertimbangkan kehendak Bapa dan menolak menjadi manusia biasa, kemudian menolak kehendak Bapa dan memilih untuk tenang tinggal dekat Bapa dan menikmati kelimpahan, kedamaian Surga. Asli hidup kita pasti habis binasa dalam maut.
    Tapi kita harus bersyukur keputusan yang diambil Yesus dalam ketaatanNya kepada Bapa bagi kita, karena sobat hari ini masih bisa baca tulisan ini, itu berarti keselamatan berikut hak-hak Yesus beralih menjadi milik kita.
    Untuk itu kita harus kerjakan keselamatan dengan takut dan gentar kepada Tuhan. Yang terpenting meneladani apa yang sudah Dia buat.
  2. Mengambil alih dosa
    Menanggung dosa atas perbuatan manusia. Menanggung cela dan malu, sebab pengakuanNya. Pasti sobat pernah liat film the passion of Christ kan, kalau sobat simak dialognya pasti sobat menangkap dan bisa merasakan Yesus harus menanggung rasa malu karena olok-olok dan kepedihan karena beberapa saat harus merasa ditinggalkan Bapa pada waktu yang begitu berat. Dalam Mat 27:40-46
    27:40 mereka berkata: "Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari, selamatkanlah diri-Mu jikalau Engkau Anak Allah, turunlah dari salib itu!"
    27:41 Demikian juga imam-imam kepala bersama-sama ahli-ahli Taurat dan tua-tua mengolok-olokkan Dia dan mereka berkata:
    27:42 "Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Ia Raja Israel? Baiklah Ia turun dari salib itu dan kami akan percaya kepada-Nya.
    27:43 Ia menaruh harapan-Nya pada Allah: baiklah Allah menyelamatkan Dia, jikalau Allah berkenan kepada-Nya! Karena Ia telah berkata: Aku adalah Anak Allah."
    Dan itu tetap Yesus lakukan dalam ketaatan atas kehendak Bapa bagi kita.
  3. Menyerahkan kehidupan
    “Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan” (Yoh 10:10)
    Maut yang ditanggungNya adalah untuk sebuah kehidupan bagi kita, bahkan bukan hanya sebuah hidup tapi kita miliki dalam segala kelimpahan bahkan kekekalan.
    Teladan mulia yang harus kita hidupi sebagai hayat.
    Legalitas yang dilakukan manusia
    Sebenarnya ada pilihan, mengklarifikasi kesalah mengertian atau diam kemudian melakukanlegalitas pendapat.
    Sama seperti Yesus, Dia juga bisa mempertimbangkan dan memilih, tapi pilihan Yesus berdasar ketaatan atas kehendak Bapa demi penggenapan sebuah janji yaitu keselamatan dunia.

Sebenarnya manusia dengan segala keterbatasannya pun bisa memilih untuk melihat, menangkap dan melakukan yang baik dengan bantuan Roh Kudus, layaknya teladan yang sudah diberikan Yesus.
Tapi banyak dari kita tidak meneladani legalitas yang sudah dilakukanNya dan memilih diam kemudian melakukan legalitas atas dasar ego atau keinginan daging (hawa nafsu).
Disini letak kontradiksi antara legalitas yang dilakukan Allah dan legalitas yang dilakukan manusia.
Manusia melakukan legalitas hanya demi membenarkan pendapat. Sehingga teladanNya pun ikut diputar balikkan.

  1. Merasa berhak
    Ketika opini yang dilempar tidak mendapat respon yang baik dari yang bersangkutan, manusia merasa berhak untuk mencelupkan ybs ke dalam gudang WIPnya (hehehe, Work In Process) dan kemudian mempengaruhi orang-orang disekitarnya dengan berbagai cara, baik yang terpuji dan tidak terpuji (biasanya sih tidak terpuji) demi membuktikan kebenaran pendapatnya. Sampai pada titik dimana lingkungan yang dikehendakinya mengakui, kamu benar.
    Pertanyaannya, benar menurut siapa dan untuk apa, itu juga sebuah case yang mutlak harus dijawab.
    Kalau Yesus jelas untuk menggenapi kehendak Bapa dan untuk keselamatan dunia, termasuk sobat dan saya.
  2. Mengalihkan beban
    Sebenarnya, dalam hati kecil manusia pemberi opini tsb sudah menemukan jawaban, dan membuktikan bahwa opininya salah. Tapi beban atas rasa salah dan rasa tidak nyaman dari penemuan itu justru tidak digunakan sebagai rekonsiliasi atau penyelesaian dengan ybs tapi justru mengalihkannya kepada orang penerima opini dengan sebuah kalimat “biar tau rasa”. Yang dimaksud rasa disini hanya pemberi opini yang tau. Kalau yang dimaksud adalah rasa cela dan rasa malu dsb, untuk kita yang sudah memahami legalitas yang dilakukan Allah tidak perlu dijadikan beban. Tapi serahkan setiap perkara yang tidak kita pahami ke dalam tangan Tuhan, biar Tuhan yang berperkara.
  3. Mengambil kehidupan
    Karakter adalah sebuah kehidupan, dan pembuktian sebuah pendapat selalu berhubungan dengan pembunuhan karakter (hehehe, bahasanya anarkis ya, tapi saya tidak berhasil menemukan kata yang tepat selain itu).
    Biasanya dengan kalimat “kalau dia memang orangnya begitu, liat saja nanti akan begini”
    Ketika manusia berhasil membunuh karakter seseorang, saat itu juga manusia merasa bahwa karakternya sudah muncul dalam sebuah kebenaran yang dia ciptakan sendiri melalui sebuah legalitas opini yang sudah dia selesaikan.
    Padahal pemberi opini belum memahami dengan jelas penerima opini, even more pemberi opini belum memahami dengan jelas, apalagi lingkungan yang hanya melihat sebuah akhir tanpa tau sebenarnya dengan mudah berkata, ooo yang kamu bilang itu benar.
    Hm, kalo kesaksian tentang kebaikanNya yang dibagikan pasti menjadi berkat, tapi kalo hal tidak baik, itu akan jadi ragi dan mengkamirkan adonan.

Hari ini saya juga dipaksa menyaksikan dan menyetujui beberapa opini tentang saya itu, karena lingkungan yang mereka kehendaki sudah membuktikan legalitas opini tsb.
Saya hanya bersyukur, tersenyum kemudian berserah.
Karena saya menyadari betapa rumitnya mengumpulkan jawaban mengapa yang muncul didalam hati dan pikiran saya.
Tepatnya awal taon, 2 Januari 2008, saya melepas aktifitas dan kesibukan sia-sia saya mengumpulkan jawaban untuk setiap mengapa yang muncul.
Waktu saat teduh pukul 9 pagi, saya make a wish, dan saya menyelipkan beberapa mengapa, berikut jawaban yang terkumpul. Saya sampai pada batas ketidak mampuan untuk memahami semuanya kemudian saya menangis dengan ratapan. Di tengah isak saya yang panjang, ada sebuah pertanyaan lembut yang tertangkap dengan jelas oleh telinga secara audible dan telinga hati saya “apakah pertanyaanmu, membuat kamu sejahtera, dan jawaban yang terkumpul mengurangi bebanmu dan membuatmu damai?” saya spontan jawab “tidak” suara itu melanjutkan “siapa yang mengharuskan kamu melakukan itu”. Sejenak saya diam, kemudian menjawab “ga ada”. Selanjutnya suara itu hanya menitipkan pesan dalam hati tentang hal yang harus saya kerjakan.

  1. Tetap tinggal dalam hadiratNya disetiap kesempatan.
  2. Berusaha hidup baik dan benar dihadapan Tuhan dan manusia.
  3. Mazmur 37:1-8

Selebihnya hal diluar kemampuan dan kekuatan saya, akan diambil alih oleh kasihNya.
Sebuah pesan indah yang pasti saya bisa kerjakan selama saya mengandalkan Dia.
Sebab kuasaNya tetap berlaku atas hidup kita sejauh iman percaya kita dan mujizatNya pun tetap berlangsung bagi hidup kita sejauh ucapan syukur yang kita naikan dari hati yang mengasihi Dia.

Jumat, 13 Maret 2009

HE is more than Enough

Keterbatasan manusia selalu menghantar kita pada satu kata bosan, atau yang sejajar artinya dan lebih populer dengan itu adalah jenuh.
Terkesan sok rohani, tapi ternyata itu adalah hal mendasar untuk kita dapat mengalami hal seberat apapun tetap dengan ucapan syukur.
Ini bisa kita nikmati tanpa usaha, cukup dengan menyadari bahwa Tuhan ada, hadir dan selalu menanti.
Aku sudah lama tahu hal ini, tapi baru bisa berbagi dengan kata-kata tepat hari ini.
Tadi siang saya ngobrol dengan teman lewat ponsel. Berawal dengan perbincangan standar, tanpa sengaja mengalir sampai pada titik tersebut.
Temenku bilang, jenuh, bosan dan gerombolannya. Rasanya pengen pergi kesebuah tempat dan suasana yang serba baru kemudian memulai segala sesuatu yang serba baru.
Ada teman lain yang sudah berhasil lolos interview disebuah instansi, yang dia idam-idamkan selama ini. Dia juga menyampaikan hal yang senada dengan temanku diatas, baru beberapa minggu bekerja, aku sudah bisa menebak bahwa aktifitasku akan begitu-begitu saja, bertemu dengan pekerjaan dan orang-orang yang sama. Dan aku bisa menebak semua akan sangan membosankan.
Tidak munafik aku juga setuju dengan pendapat bahkan hampir saja aku menyetujui pendapat klise tersebut dengan perkataan. Tapi entah kenapa saya mengganti kata persetujuan tersebut dengan melempar sebuah pertanyaan pada kedua teman, apakah dibumi ini kita bisa menemukan yang kita damba, tentang segala sesuatu yang serba baru?
Mereka hanya menarik nafas panjang…
Saya percaya hampir setiap orang pernah merasakan apa yang kedua teman saya rasakan, included me. Kadang kita bisa mengatasi kondisi hati tersebut dengan baik, tapi sering juga dengan sedikit kewalahan dan emosional.
Selama kita ada di dunia, segala kondisi kita bersumber kepada rasa. Dunia memiliki karakter dan sikap yang sama dengan Rasa, yaitu tidak kenal koma.
Perasaan kita mengembara, berkembang, ketika ada keinginan untuk ditarik supaya mengerti sampai dimana berakhir, tetap tidak berujung. Dihentikan pun, selalu ada rasa tak terduga lain yang siap menanti.
Dunia dan Rasa, selalu penuh dengan “kejutan.”
Ada kejutan yang membuat kita merasa bahagia dan penuh haru.
Tapi juga tidak jarang kejutan yang membuat kita merasa sedih, kecewa, terpuruk, depresi bahkan frustasi.
Semua selalu berbalik pada bagaimana kita menyikapi kejutan-kejutan tersebut.
Dan saat ini untuk diri sendiri aku punya jawabnya, yang kemudian aku bagi untuk kedua teman.
Hanya dengan menyadari bahwa Dia selalu ada, Dia selalu menanti, Dia selalu siap mengambil alih segala keterbatasan kita, semua terasa lebih ringan lagi. Dia mampu mengisi lubang dalam jiwa kita yang bernama bosan alias jenuh. Kemudian terkagum hanya kepadaNya.
Sepintas terkesan Tuhan egois, tapi ternyata hanya itu satu-satunya cara Tuhan untuk menunjukkan kepada kita bahwa Dia itu Nyata dan Ada.
Dari sini akan mengalir kasih yang benar-benar dahsyat yang dengan tiba-tiba mampu memunculkan kesabaran, kerendahan hati, pengampunan dan kepenuhan luar biasa di dalam Dia. Dan inilah kejutan tak terduga yang akan kita terima.
KasihNya atas kita itu nyata dan tidak terbatas oleh ruang, waktu, kondisi dan status kita.
DIA memenuhi hidup kita sebatas yang kita yakini. Sejauh mana kita menyerahkan keterbatasan kita kepada DIA yang tidak terbatas, sejauh itu pula dia akan menyempurnakan keberadaanNya di dalam kita.
Kemudian bersyukur, bersyukur dan beryukur, kekaguman yang terus menerus akan terucap dari mulut kita, dari sebuah gumam tanpa batas.
Meskipun ada hal-hal yang menjadi harapan kita yang belum terpenuhi. Ucapan syukur itu tetap bisa terus mengalir, bukan dari kita, tapi dari keterbatas kita yang sudah diambil alih.
Dalam pengertian yang dalam kita bisa dengan mudah berkata HE is more than enough.

Ada kejadian lucu yang saya alami sehubungan dengan kebiasaan saya yang satu ini. Saya biasa mengungkapkan rasa tersebut dengan “halleluya”, dari dulu.
Itu saya lakukan ketika saya dengan tiba-tiba mengingat Firman yang menguatkan. Kadang juga karena saya sedang terbawa oleh perasaan oleh sebab kondisi yang sepertinya memparadoks firman tersebut.
Sehingga dengan mudah saya bisa menelan menu paradoks yang selalu tersedia tersebut dengan ucapan syukur.
Saya bergabung dikomunitas baru.
Saya tertawa ketika tiba-tiba diberi pertanyaan, kenapa sih, setiap kali ketemu aku kok ngomong haleluya sambil menarif nafas, kayaknya tertekan gitu.
Hampir saja tawaku meledak, tapi saya coba jelaskan, itu memang kebiasaanku.
Ada teman yang bilang itu latah, ada juga teman yang bilang istiqfar. Hm, aku tidak terlalu pusing dengan pendapat itu dan menanggapinya hanya dengan senyuman.
Aku akan tetap dengan kebiasaan ini selama hal itu membuat aku mampu bersyukur dan menemukan damai dan menikmati kebersamaan dengan DIA yang ada didalamku.

Menu Paradoks

Apa yang kita santap menentukan kesehatan kita. Kita tidak asing dengan kalimat tersebut, karena sering mendengar dari dokter dan ahli gizi di tv, di radio, atau membaca buku. Saya setuju dengan kalimat bijak tersebut. Karena tidak hanya berlaku untuk kondisi jasmani saja tapi juga berlaku untuk jiwa dan roh kita.
Untuk sesuatu yang berhubungan dengan jasmani semua dapat terlihat begitu jelas.  
Yang jadi masalah biasanya jiwa dan roh.
Saya pernah mendengar bahan baku (raw material) dari iman adalah kebenaran yaitu firman Tuhan, 100% saya setuju dengan pendapat ini. Bahan penolong (Suppporting Material) tidak terlalu dibutuhkan.
Itulah yang saya sebut dengan menu utama yang menjadi pilihan kita. Menu yang meyehatkan Roh, Jiwa kemudian terimpartasi ke tubuh jasmani kita.
Menu Paradoks adalah menu yang selalu tersedia, tidak pernah menjadi pilihan tapi harus di santap.
Mungkin kita berpikir sudah memiliki kebiasaan gemar menyantap hal-hal benar dan yang bernilai positif. Dan berusaha sedapat mungkin meng-influen seluruh jaringan jiwa dan roh sehingga membentuk sebuah ruang baru yang mampu mendorong hidup lebih baik,  lebih bergairah, lebih indah dan semakin taft.
Kalau toh tidak lebih, minimal selalu dalam kondisi stabil. Ruang baru yang unik itu adalah iman.

Tuhan hanya memiliki Dentiny terbaik yang DIA tetapkan buat kita. Kita sebut sebagai BIG DESTINY. Ketika memikirkan hal ini sukacita kita penuh dan harapan kita membubung tinggi.
Tapi dalam perjalanan menuju penggenapannya, kita selalu diperhadapkan pada kondisi yang mem-paradoks janji yang kita terima tersebut.
Kalvari adalah paradoks terhebat yang dialami Tuhan.
Akulah terang dunia (Yoh 8:12) diparadoks oleh kegelapan selama tiga jam
Akulah hidup (Yoh 14:6) – diparadoks oleh kematianNya
Akulah air hidup (Yoh 4:14) diparadoks oleh kehausanNya
Itu bukti bahwa tidak ada paradoks yang lebih hebat dari apa yang sudah dan harus diterima  oleh Yesus.
Menurut pengalaman saya (boleh setuju boleh tidak) disamping Big Destiny terbaik yang Tuhan sudah tentukan bagi kita, konon orang-orang sekitar juga memiliki little destiny untuk kita, mungkin dalam karir, pasangan hidup atau pelayanan sekalipun. Dan biasanya little destiny kondisinya mem-paradoks BIG DESTINY.
Kita hanya perlu yang namanya keteguhan dan ketetapan hati. Sebuah keyakinan bahwa rencana terbaik Tuhan bagi kita adalah hidup berkemenangan disetiap tantangan yang kita hadapi.
Penyertaan Tuhan disegala waktu berarti bukan hanya pada waktu kita baik, sehat, berhasil dan berkelimpahan, tapi termasuk pada saat kita mengalami segala krisis, dari  kepercayaan, kesehatan, kegagalan dan masih banyak hal yang sepertinya bertolak belakang dari apa yang Tuhan janjikan.
Penyertaan Tuhan tidak selalu diwujudkan dalam perjalanan mulus dan keberhasilan, tapi kesukaran, tantangan juga bisa menjadi media bagi Tuhan untuk membuktikan janjiNya, ketika kita tidak pernah kehilangan harapan didalam Dia.
Sejatinya itulah hidup kekal menurut saya, bahwa harapan kita selalu diperbaharui setiap waktu, melalui pengenalan kita akan pribadi yang kita sembah dan yang kita sebut Tuhan.  
Ketika kita menghadapi kondisi tersebut, kita harus tetap berpegang teguh pada BIG DESTINY dari Tuhan. Supaya tidak menjadi lemah karena terpancing oleh kondisi.
Tetap kerjakan segala sesuatu yang menjadi bagian kita dengan penuh ketulusan, sukacita dan ucapan syukur. Semua akan terasa lebih ringan meskipun tampak tidak ada perubahan, minimal didalam kita sudah ada yang berubah, hati dan cara pandang.
Dengan begitu kita akan bisa memahami arti menikmati hidup bersama DIA.
Tetap tenang menikmati perubahan baik atau kurang baik. Sabar menanggung segala sesuatu. Dan selalu mengenakan kerendahan hati.
Bukan dari kekuatan kita, tetapi karena kita sadar, didalam kita ada DIA yang sudah  mengambil alih semua rasa itu.

Take time to try out

Kerendahan hati ibarat celana dalam, harus selalu dikenakan, tidak untuk diperlihatkan.
Its joke, tapi bener juga…J

Song of Valley

9/30/2006
Nyanyian di Lembah...
Ada nyanyian yang hanya dapat dipelajari dilembah.
Tidak ada seni yang dapat mengajarkan nyanyian itu...
Tidak ada aturan yang menjamin nyanyian itu dapat dinyanyikan dengan sempurna,
Apalagi dinikmati dengan decak kekaguman

Musik nyanyian itu ada didalam hati.,
Nyanyian yang keluar dari ingatan dan pengalaman pribadi...
Tidak ada malaikat yang dapat menyanyikan nyanyian semanis saya menyanyikannya,
Karena untuk dapat menyanyikan nyanyian semanis saya menyanyikannya,
para malaikat surga harus turun ke bumi untuk melalui semua penderitaan, segala pencobaan,
dan berbagai kesulitan hidup yang saya alami dibumi.
Tidak ada yang dapat mempelajari nyanyian ini selain anak-anak salib...

Ada nada-nada yang terlalu minor untuk dapat dinyanyikan malaikat,
Bahkan ada juga nada-nada tinggi dalam cord nyanyian ini,
Sekalipun nada-nada itu dapat dinyanyikan oleh malaikat,
tetap ada kedalaman-kedalaman dan warna-warna tertentu yang hanya dapat disentuh
dan dinyanyikan oleh jiwa-jiwa yang tertebus.

Di malam hari IA menyiapkan nyanyianmu,
dalam lembah IA menala suaramu,
dalam gelap dan mendung IA memperdalam relung jiwamu,
dalam hujan dan dingin IA memperindah melodimu,
dalam badai IA memahat ekspresimu,
dalam peralihan dari harapan ke ketakutan IA mempertajam harmonimu,
dalam peralihan dari kekuatan pada kelemahan disempurnakanNYA sinarmu.

Jangan sia-siakan penderitaan, hai jiwaku...
Penderitaan dan kesedihan memberimu tempat yang unik dalam nyanyian yang universal itu.

Kita tidak harus menjalani kehidupan sempurna yang bebas dari pencobaan untuk dapat
menjadi perkasa di dalam roh, tetapi hadapi pencobaan yang datang dengan satu
pengertian bahwa SANG PENGENDALI HIDUP dapat mendatangkan
kehidupan atas kematian,
mendatangkan kemenangan atas kekalahan dan
memulihkan harapan dalam ketakutan.
Jangan hiraukan hal-hal yang berada diluar kendali kita, tetapi lakukan bagianmu didalam DIA.

Rabu, 04 Maret 2009

konfirmasi dua arah

4 April 2008
Aku tersenyum ketika dengan tiba-tiba mengingat hal-hal yang pernah aku putuskan dalam hidupku. bukan keputusan yang buruk bahkan sebaliknya. Aku tersenyum karena mengingat alasan yang ternyata so simple.
Keputusan untuk meneruskan sekolah dan mengambil gelar kesarjanaan.
Beberapa kali ngobrol dengan beberapa teman aku sempat tidak konsisten dengan alasanku, beberapa alasan yang mirip dan tidak beda jauh sih. Sekedar upgrade education, melengkapi experience dengan teori, tuntutan persaingan, dan beberapa alasan sejenis seputar karir dan dunia kerja. Semula aku sangat yakin dengan alasan yang aku lontarkan. Namun anehnya ketika aku berdialog dengan diriku, tiba-tiba ada sesuatu yang menggelitik. Aku meneruskan sekolah dengan alasan untuk mengimbangi seseorang yang kelak akan aku dampingi sebagai pasangan hidupku. Percaya atau tidak ternyata itu adalah satu-satunya alasan yang ada dan tersisa dalam benakku, dan batinku membenarkannya.
I make a wish to God since Christmas, agar aku diberi kesempatan menikmati beberapa moment special dengan seseorang yang tentunya juga special. Bagaimana cara dan bentuknya aku memang sama sekali tidak kasi spec to God. Aku hanya ingat minta dua moment, Valentine & my b’ day.
Asli, hari ini aku baru inget, but Praise God! I’ve got it! Begitu jiwaku melonjak kegirangan.
13 Pebruari 2008, aku lunch sama seorang yang bagi aku cukup special dan hari itu kami menghabiskan beberapa jam kerja bersama dari pagi sampai sore, dengan obrolan-obrolan yang tidak aku ingat dengan tepat. Asli, adegan inipun bukan hal yang sudah direncanakan dengan matang, tapi just in flow, terjadi begitu saja tanpa sengaja, awalnya hanya ngobrol ringan dan cuma joke sampai kemudian memutuskan untuk jalan kemudian lunch. Mungkin, bagi orang lain ini hal biasa tapi buat aku something special. Yang pasti aku ingat hari itu cukup menyenangkan. Paling tidak ada sebuah hubungan baik yang sudah dipulihkan. Even waktunya lebih cepat sehari. Tapi ini adalah 1st moment yang aku dapat from God.
Ada sebuah kalimat yang muncul kuat dalam hatiku tentang kasih yang adalah memberi, dan didalam kasih tidak ada unsur ketakutan sebab ketakutan mengandung hukuman. Sebagai penyiar, spontan aku pakai hal tersebut sebagai bahan untuk siaran sekaligus praktek tentang apa yang saya ucapkan dan bagikan di udara, disamping ada moment pebruari yang bertema full of love.
Saya membeli sebuah gift sederhana untuk dia pada 14 Peb 2008, ide itupun muncul dengan tiba-tiba, karena saya juga mengingatnya dengan tiba-tiba. Tapi ternyata hal yang aku buat sebagai surprise, justru kebalikannya akulah yang dapat suprprise, sebab hal tersebut menimbulkan sebuah adegan berbanding terbalik dengan hari sebelumnya, dengan pertanyaan “kamu kasi ini ke aku biar apa, kenapa sih pake repot-repot segala?” sebuah pertanyaan yang cukup menampar. Saya menangkap sebuah ketakutan di wajahnya, entah praduga dalam pikirannya atau apa saya tidak tau dengan tepat. Saya hanya menangkap ada yang dia takutkan. Selanjutnya terjadi dialog sengit yang memang masuk akal, penggantian harga gift dsb, even ada beberapa joke yang aku sisipkan, tapi tetap itu sebuah adegan memalukan sekaligus mengecewakan buat saya. Karena sesuatu yang diluar harapan dan pikiranku terjadi.
Praise God, ada sesuatu yang lembut dalam batinku yang mengingatkan dan menguatkan aku bahwa aku tidak perlu malu dengan pertanyaan itu, dan spontan aku mampu menjawab tepat seperti kalimat yang aku dapat dan aku melakukannya.
“Kasih adalah memberi tanpa mengharapkan balasan, dan didalam kasih tidak ada ketakutan, sebab ketakutan mengandung hukuman” jawaban yang singkat, tidak peduli apakah hal itu bisa diterima atau tidak, yang pasti hal itu telah mengembalikan damai sejahtera dan ketenangan hatiku.
Pertanyaannya “apakah aku kecewa dengan adegan hari itu” keterbatasanku berkata ya. Tapi kasih menutupi segala sesuatu, itulah yang luar biasa.
The 2nd is, aku dapat gift tepat dihari jadiku dari orang yang sama. That’s it.
Setiap kali i ask God to confirm me someone special, selalu dia yang menggenapi. Padahal dalam setiap chat, menurutku dia cukup sibuk dengan impian dan idealismenya sendiri, serta pendapat beberapa orang yang menurut dia berperan penting dalam hidupnya, even diakhiri dengan kalimat bijak, tapi itu tidak mengubah keinginan hatinya. Dia tidak pernah mengharapkan aku menjadi pendampingnya kelak, dan menurutku berarti dia bukan orang yang tepat, sebab kita tidak pernah berjalan seiring untuk menjalankan visi yang sama.
Bisa dibilang aku sama sekali tidak berarti dan berpengaruh bagi hidupnya. Asli, aku sudah tahu dari dulu, tapi bersyukur aku tidak pernah menyesal dengan apa yang aku lakukan, karena aku sadar, aku hanya berusaha semampuku untuk tetap hidup benar dan menjadi lebih baik setiap waktu, tanpa peduli apa yang orang lain pikirkan. Selebihnya ada hati yang berserah dan bersyukur karena ada kesempatan untuk diproses dalam kesempurnaan dan menjadi lebih indah.
Really, dari dulu, bukan hanya satu dua kali, tapi berkali-kali dia menggenapi hal-hal yang aku minta ke God. dan itu hanya aku simpan dalam hati. Yang tau cuma God, me, and him. Termasuk ketika aku minta untuk hanya didekatkan dengan orang yang nanti ada di masa depanku dan dijauhkan dari orang yang tidak akan pernah ada dimasa depanku kelak.

Jodoh, berkat dan maut itu misteri Tuhan. Pasti kita tidak asing dengan kalimat ini. Aku juga sering dengar kalimat itu, tapi yang berulang aku dengar jodoh itu misteri Tuhan, aku juga pernah dengar dari dia.
Sesuatu yang dari God, adalah hal yang harus disepakati oleh orang-orang bersangkutan yang ada dalam rancangan terindahNya. Kalau salah satu tidak sepakat, tidak akan ditemui rancangan terindahNya, yang ada hanya rancangan terindah kita, bisa jadi kamuflase, karena sifatnya sementara.

Hari ini ada sedikit pemberesan yang aku buat dari kesalah mengertian minggu kemarin, begitulah kadang-kadang aku menuduh dia sering bermain dengan pikirannya kemudian menjadi takut. Sementara aku juga sering menjawab pertanyaanku sendiri dalam sebuah praduga. Dan setelah dibereskan ternyata itupun juga adalah sebuah kesalahan.
Dari beberapa adegan yang saya alami diatas muncul sebuah ringkasan, ternyata segala tanda yang pernah ada, tetap harus ada keinginan dari dua buah pihak, kalau keinginan untuk bersama tidak pernah ada, even setiap adegan di sertai dengan tanda se-ajaib apapun, tetap tidak akan pernah bersatu. Mungkin lebih baik keinginan untuk bersama yang muncul, dan tanda bias menjadi konfirmasi terbaik. Yang terbaik tetap datang dari DIA yang selalu merencakan segala hal yang baik bagi kita.

Memang Tidak Mudah 2

25 Oktober 2008
Panggung sit-kom (situasi komedi), notabene berisi some people - who wants to be different. Saya ada diantaranya.
Tanpa mengikuti awal cerita, tiba-tiba saja ada yang meluncurkan canda, dengan satu kata, kemudian ada tawa ggrrrr….! Seru.
Saya pun jadi ikutan nyengir, tanpa tau apa yang sedang dibicarakan.
Semula saya pikir itu sebuah kata yang terpeleset, jadi hanya dalam pikiran saya menemukan kata-kata yang seharusnya kemudian meralat, sambil sedikit senyum. Dasar! Pikir saya.., but out of d blue ternyata itu adalah a sordid word. (He4 bener ga sih bahasa inggrisnya gitu, pokoknya itu deh).
Beberapa saat setelah itu, saya jadi sedikit terganggu dengan situasi itu.
Ada protes tertahan, Bahkan pikiran saya sempat memilih ketika ada pilihan yang ditawarkan, mending kata umpatan. Even tidak ada yang baik diantara pilihan tsb.
Tapi kemudian ada sesuatu yang lembut seperti menetralisir jiwa.
Kemudian saya tersenyum lagi dan belajar sesuatu.
Saya yang naïf, tapi yang saya petik sebagai belajar dalam situasi itu adalah mungkin ini yang dinamakan berbeda yang tidak berbeda.
Atau berbeda hanya sebatas keinginan?
Atau yang dimaksud beda oleh mereka hanya sebuah tempat?

Panggung sersan (serius-santai), ada celoteh beberapa testi lisan dari sekitar. Pokoknya bagi saya sounds great lah. And I’m really really really love all of them. Saya tangkap ketulusan dari mereka setulus saya menumpahkan rasa melalui sikap dan kata pada mereka.
Ada share, tentang hasrat, tentang rasa, tentang asa yang semuanya selalu dikembalikan pada GOD’s grace.
Tiba-tiba ada sorot lain yang saya tangkap dimata mereka. Tidak sering, tidak selalu. Tapi pernah ada, Sorot ragu? Sorot curiga? Sorot sesal? Tidak tau tepatnya. Apakah sebuah kondisi sehingga muncul pertanyaan.
Mengapa ragu? mengapa curiga seolah tidak percaya? apa yang mereka sesali?
Atau seseorang. Siapa diragukan, siapa dicurigai?
Saya atau GOD’s grace?
Saya kembali naïf.
Memang tidak mudah.
Sebuah keputusan untuk hidup benar misalnya.
Konon baik belum tentu benar, tapi kalo benar itu pasti baik.
Begitupun keputusan untuk berubah. Keputusan untuk menjadi beda.
Sebuah keputusan yang memang benar-benar berawal dari keinginan pribadi. Berikut siap dengan segala resiko dan akibatnya auto received.
Bukan kelompok dominan atau golongan karena sebuah keharusan.
Ada yang dengan disiplin dan keharusan, bisa dengan cepat mengalami perubahan. Kemudian dengan sukacita mereka menikmati perubahan yang telah mereka cipta dari sebuah keinginan.
Tapi tidak sedikit, dalam disiplin dan keharusan menciptakan pelanggaran begitu rupa buat hidup mereka. Karena ketidakmengertian bahwa perubahan baik itu baik buat hidup.
Kemudian mereka menemui hidup mereka lebih buruk dari yang sebelumnya.
Dan perubahan terindah adalah perubahan yang dihasilkan dari keputusan kita dan disempurnakan oleh perjumpaan dalam kasihNYA.

Terasa kental dalam ingatan segala sesuatu yang bersentuhan dengan perubahan memang selalu menghapus kenyamanan.
Contoh soal, ketika saya menerima testi. Ada perasaan bahagia, karena testi itu menggambarkan kasih, perhatian, dan betapa saya berarti buat mereka yang telah bersentuhan dengan hidup saya. Kemudian muncul keinginan mempetahankan testi tsb dengan menghidupinya tanpa menjadi orang lain. Beberapa waktu, usaha terasa ringan karena saya menghidupinya sebagai anugerah. Tapi ketika usaha beralih pada kekuatan sendiri, semua terasa berat. Ada manifestasi yang muncul, kecewa, jenuh, tertolak, dsb.
Memang tidak mudah, karenanya jangan pernah mencoba adegan ini sendiri, always in HIM.

Memang Tidak Mudah 1

24 Maret 2008
Kalau saja hidup ini sebuah sinetron, pasti ketika pembuat alur cerita kehabisan inspirasi untuk berpikir, dia bersegera menyelesaikan tugasnya dengan membelokkan jalan cerita dengan ujung happy ending. Semua mutlak dilakukan pemeran.
Keberadaan manusia didunia yang dikendaki sesuai gambarNya, memiliki ketentuan yang jauh berbeda dengan pemeran sinetron.
Tangis-tawa, sedih-bahagia, baik-jahat, sehat-sakit. Berikut perabot yang melengkapi bumi, matahari-bulan, panas-hujan. adalah dualisme yang senantiasa berjalan beriring dan saling menggantikan, mengiringi dan menghantar langkah manusia kuat tetap kuat menghadapi terpaan badai sekencang dan sedahsyat apapun.
Ada keluhan tertahan dalam gumam sendiri, dan beberapa pertanyaan yang tak terjawab, namun toh tetap ada kekuatan lain diluar kekuatannya yang mampu mengubah yang tertahan menjadi ucapan syukur sekalipun berair mata penyerahan.
Adilkah yang lain menghakimi air matanya sebagai kelemahan, sementara kita tidak mengenali dengan benar apa yang sedang dia alami.
Sementara dia berjuang untuk tetap teguh dalam iman..
Rindu menyaksikan kemuliaanNya di setiap jalan yang ditempuh…
Terjal, berliku, even tanpa umpat, tapi tetap ada keluh dan rintih yang tertahan.
Orang-orang disekitarnya juga berjuang melaksanakan rencana terselubung untuk menghadang dan menyempurnakan kegagalannya.
Sejauh mata memandang dan setajam telinga mendengar, yang orang-orang nantikan tentangnya hanya sampai dimana dia bisa bertahan.

Dalam keterbatasannya gumam lirih mengalir, betapa sulitnya memancarkan kemuliaan sejati diantara yang merasa memiliki kemuliaan dalam diri.
Segala sesuatu yang keluar dari mulutnya dan polah dari sikapnya jadi serba salah :
Tentang iman untuk tetap bersukacita dalam kesesakan, disimpulkan kebebalan…
Tentang harapan dan hal positif, disimpulkan kesombongan…
Tentang kasih dan kejujuran pun disimpulkan orang sok…
Tentang canda, disimpulkan sebagai tidak berhati-hati dengan perkataan dan dinilai sebagai keinginan…
Padahal pikirnya sesak dan tangis, cukup tertumpah dalam sendiri di hadiratNya.
Tentang harapan dan kasih, ingin membagun iman dan berbagi spirit.
Tentang canda, hanya ingin berbagi cerita bermuatan beban dalam canda, dan melepasnya begitu saja.
Ketika kesesakan tak tertahan, tertangkap mata sekitar, reaksi yang muncul dalam diam adalah tawa bermuatan kata sinis “dia sih orangnya… makanya…” atau “kalau liat seperti itu kasian tapi biar tau rasa, dia sombong sih…” dan seterusnya.
Dari mana manusia mengukur kesombongan seseorang?
Dari penampilan yang tidak pernah melas?
dari sikap yang selalu antusias dan lugas?
Ternyata masih banyak orang yang belum bisa menerima awam dan orang sejajar sebagai pelaku kebenaranNya.
Memang, tidak semudah itu, tapi ketika kita memberi hati untuk ditemuiNya, segalanya akan diambil alih. Seperti tak berasa.
Apakah panggung yang sering dilakoni dalam sesak, badai dan berbagai kesulitan itu telah berlalu?
Jawabnya TIDAK. Semua tetap ada.
Atau panggung lainnya yang dimainkan dalam hingar bingar, pesta pora, hiruk pikuk, dan segala kelimpahan yang diberi nama kenikmatan hidup itu telah sirna?
Inipun akan tetap menjadi salah satu dari sekian uji yang harus kita alami.
Yang ternyata diakui oleh beberapa orang sebagai uji lebih berat.
Memang tidak mudah, karenanya jangan pernah mencoba adegan ini sendiri, without HIS love and always in HIM.
Tetap bertahan dalam kebenaran, dalam kekuatanNya adalah keputusan terbaik, tetap semangat.

Abigail Indiana

Foto saya
I am a product of GOD's Grace. Single, Simple person but will always be an extraordinary person. Just a nature, Truth lover, jazzy lover, coffee lover. Selalu mendefinisikan setiap fase hidup dengan ucapan syukur. I love my beloved Savior, He loves me unconditionally.