Jumat, 14 Agustus 2009

Tip Berpikir Cerdik

"Meskipun anda bukanlah seorang jenius, anda dapat mengunakan strategi yang sama seperti yang digunakan Aristotle dan Einstein untuk memanfaatkan kreatifitas berpikir anda dan mengatur masa depan anda lebih baik."

Kedelapan statregi berikut ini dapat mendorong cara berpikir anda lebih produktif daripada reproduktif untuk memecahkan masalah-masalah. "Strategi-strategi ini pada umumnya ditemui pada gaya berpikir bagi orang-orang yang jenius dan kreatif di ilmu pengetahuan, kesenian, dan industri-industri sepajang sejarah."

1. Lihatlah persoalan anda dengan berbagai cara yang berbeda dan cari perspektif baru yang belum pernah dipakai oleh orang lain (atau belum diterbitkan!)

Leonardo da Vinci percaya bahwa untuk menambah pengetahuan tentang suatu masalah dimulai dengan mempelajari cara menyusun ulang masalah tersebut dengan berbagai cara yang berbeda. Ia merasa bahwa pertama kali melihat masalah itu terlalu prubasangka. Seringkali, masalah itu dapat disusun ulang dan menjadi suatu masalah yang baru.

2. Bayangkan!

Ketika Einstein memikirkan suatu masalah, ia selalu menemukan bahwa perlu untuk merumuskan persoalannya dalam berbagai cara yang berbeda-beda yang masuk akal, termasuk menggunakan diagram-diagram. Ia membayangkan solusi-solusinya dan yakin bahwa kata-kata dan angka-angka tidak memegang peran penting dalam proses berpikirnya.

3. Hasilkan! Karakteristik anak jenius yang membedakan adalah produktivitas.

Thomas Edison memegang 1.093 paten. Dia memberikan jaminan produktivitas dengan memberikan ide-ide pada diri sendiri dan asistennya. Dalam studi dari 2.036 ilmuwan sepanjang sejarah, Dekan Keith Simonton, dari University of California di Davis, menemukan bahwa ilmuwan-ilmuwan yang dihormati tidak hanya menciptakan banyak karya-karya terkenal, tapi banyak yang buruk. Mereka tidak takut gagal, atau membuat kesalahan besar untuk meraih hasil yang hebat.

4. Buat kombinasi-kombinasi baru. Kombinasikan, and kombinasikan ulang, ide-ide, bayangan-bayangan, and pikiran-pikiran ke dalam kombinasi yang berbeda, tidak peduli akan keanehan atau ketidakwajaran.

Keturunan hukum-hukum yang menjadi dasar ilmu genetika modern berasal dari pendeta Austria, Grego Mendel, yang mengkombinasikan matematika dan biologi untuk menciptakan ilmu pengetahuan baru.

5. Bentuklah hubungan-hubungan; buatlah hubungan antara peroalan-persoalan yang berbeda

Da Vinci menemukan hubungan antara suara bel dan sebuah batu yang jatuh ke dalam air. Hal ini memungkinkan Da Vinci untuk membuat hubungan bahwa suara mengalir melalui gelombang-gelombang. Samuel Morse menciptakan stasiun-stasiun penghubung untuk tanda-tanda telegraf ketika memperhatikan stasiun-stasiun penghubung untuk kuda-kuda.

6. Berpikir secara berlawanan.

Ahli ilmu fisika Niels Bohr percaya bahwa jika anda memegang pertentangan secara bersamaan, kemudian anda menyingkirkan pikiran anda dan akal anda bergerak menuju tingkatan yang baru. Kemampuannya untuk membayangkan secara bersamaan mengenai suatu partikel dan suatu gelombang mengarah pada konsepsinya tentang prinsip saling melengkapi. Dengan menyingkirkan pikiran (logis) dapat memungkinkan akal anda untuk menciptakan sesuatu yang baru.

7. Berpikir secara metafor.

Aristotle menganggap metafora sebagai tanda yang jenius, dan percaya bahwa individual yang memiliki kapasitas untuk menerima persamaan antara dua keberadaan yang berbeda dan menghubungkannya adalah individual yang punya bakat kusus.

8. Persiapkan diri anda untuk menghadapi kesempatan.

Bilamana kita mencoba sesuatu dan gagal, kita akhirnya mengerjakan sesuatu yang lain. Hal ini adalah prinsip pertama dari kekreatifan. Kegagalan dapat menjadi produktif hanya jika kita tidak terfokus pada satu hal sebagai suatu hasil yang tidak produktif. Sebaliknya, menganalisa proses, komponen-kompnen dan bagaimana anda dapat mengubahnya untuk memperoleh hasil yang lain. Jangan bertanya, ?Mengapa saya gagal?? melainkan ?Apa yang telah saya lakukan??

Sejarah Kamus

Kamus adalah sejenis buku rujukan yang menerangkan makna kata-kata. Ia berfungsi untuk membantu seseorang mengenal perkataan baru. Selain menerangkan maksud kata, kamus juga mungkin mempunyai pedoman sebutan, asal-usul (etimologi) sesuatu perkataan dan juga contoh penggunaan bagi sesuatu perkataan. Untuk memperjelas kadang kala terdapat juga ilustrasi di dalam kamus.

Kata kamus diserap dari bahasa Arab qamus, dengan bentuk jamaknya qawamis. Kata Arab itu sendiri berasal dari kata Yunani okeanos yang berarti 'lautan'. Sejarah kata itu jelas memperlihatkan makna dasar yang terkandung dalam kata kamus, yaitu wadah penge¬tahuan, khususnya pengetahuan bahasa, yang tidak terhingga dalam dan luasnya. Dewasa ini kamus merupakan khazanah yang memuat perbendaharaan kata suatu bahasa, yang secara ideal tidak terbatas jumlahnya. Setiap kebudayaan besar di dunia bangga akan kamus bahasanya. Dalam kenyataannya kamus itu tidak hanya menjadi lambang kebanggaan suatu bangsa, tetapi juga mempunyai fungsi dan manfaat praktis.

Leksikografi adalah bidang ilmu bahasa yang mengkaji cara pembuatan kamus. Sebagian besar (atau bahkan semua) sarjana memiliki kamus, namun mereka belum tentu tahu bahwa penulisan kamus yang baik harus melalui berbagai proses.

Dua nama besar yang mengawali penyusunan kamus adalah Samuel Johnson (1709-1784) dan Noah Webster (1758-1843). Johnson, ahli bahasa dari Inggris, membuat Dictionary of the English Language pada tahun 1755, yang terdiri atas dua volume. Di Amerika, Webster pertama kali membuat kamus An American Dictionary of the English Language pada tahun 1828, yang juga terdiri atas dua volume. Selanjutnya, pada tahun 1884 diterbitkan Oxford English Dictionary yang terdiri atas 12 volume.

Perkamusan di Indonesia

Menurut catatan, karya leksikografi tertua dalam sejarah studi bahasa di Indonesia adalah daftar kata Tionghoa-Melayu pada awal abad ke-15. Daftar ini berisi 500 lema. Ada pula daftar kata Italia-Melayu yang disusun oleh Pigafetta pada tahun 1522. Kamus antarbahasa tertua dalam sejarah bahasa Melayu adalah Spraeck ende woord-boek, Inde Malaysche ende Madagaskarsche Talen met vele Arabische ende Turcsche Woorden karya Frederick de Houtman yang diterbitkan pada tahun 1603. Kamus bahasa Jawa tertua adalah Lexicon Javanum (1706) yang sekarang tersimpan di Vatikan. Kamus Bahasa Sunda baru ditulis oleh A. de Wilde tahun 1841, dengan judul Nederduitsch-Maleisch en Soendasch Woordenboek. Kamus-kamus yang ditulis oleh para ahli bahasa asing tersebut biasanya terbatas pada kamus dwibahasa (bahasa asing-bahasa di Indonesia ataupun sebaliknya).

Kamus ekabahasa pertama di Indonesia merupakan kamus bahasa Melayu yang ditulis oleh Raja Ali Haji, berjudul Kitab Pengetahuan Bahasa, yaitu Kamus Loghat Melayu-Johor-Pahang-Riau-Lingga penggal yang pertama. Kamus ini terbit pada abad ke-19. Kitab Pengetahuan Bahasa sebenarnya bukan kamus murni namun merupakan kamus ensiklopedia untuk keperluan pelajar.

Pada tahun 1930 terbit kamus Bahasa Jawa Baoesastra Djawa karangan W.J.S Poerwadarminta, C.S. Hardjasoedarma, dan J.C. Poedjasoedira. Boesastra Djawa merupakan kamus ekabahasa, seperti juga Kamoes Bahasa Soenda (1948) karangan R. Satjadibrata.

Setelah kemerdekaan penerbitan kamus di Indonesia menjadi lebih merebak. Pusat Bahasa merupakan penerbit utama kamus Bahasa Indonesia berukuran besar. Selain itu Pusat Bahasa turut pula menerbitkan puluhan kamus bahasa daerah.

Kamus besar terbitan Pusat Bahasa pertama adalah Kamus Umum Bahasa Indonesia (1952) yang diselenggarakan oleh W.J.S. Poerwadarminta. Edisi kelima terbit pada tahun 1976. Kemudian pada tahun 1988 terbit Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksudkan sebagai kamus baku untuk bahasa Indonesia. Kamus ini merupakan hasil karya tim, dengan pemimpin redaksi Sri Sukesi Adiwimarta dan Adi Sunaryo, dan penyelia Anton M. Moeliono. Edisi ketiga Kamus Besar Bahasa Indonesia diterbitkan pada tahun 2002. Kamus edisi ketiga ini memuat sekitar 78.000 lema.

Selain Pusat Bahasa berbagai pihak lain turut pula menyelenggarakan kamus bahasa Indonesia. Kamus besar Bahasa Indonesia yang patut disebut di sini adalah Kamus Indonesia oleh E. St. Harahap (cetakan ke-9, 1951), Kamus Besar Bahasa Indonesia (1951), oleh Hassan Noel Arifin, Kamus Modern Bahasa Indonesia (1954) oleh Sutan Muhammad Zain.

Jenis jenis kamus

Berdasarkan penggunaan bahasa

Kamus bisa ditulis dalam satu atau lebih dari satu bahasa. Dengan itu kamus bisa dibagi menjadi beberapa jenis yaitu:

  • Kamus Ekabahasa
    Kamus ini hanya menggunakan satu bahasa. Kata-kata(entri) yang dijelaskan dan penjelasannya adalah terdiri daripada bahasa yang sama. Kamus ini mempunyai perbedaan yang jelas dengan kamus dwibahasa kerana penyusunan dibuat berasaskan pembuktian data korpus. Ini bermaksud definisi makna ke atas kata-kata adalah berdasarkan makna yang diberikan dalam contoh kalimat yang mengandung kata-kata berhubungan. Contoh bagi kamus ekabahasa ialah Kamus Besar Bahasa Indonesia (di Indonesia) dan Kamus Dewan di (Malaysia).
  • Kamus Dwibahasa
    Kamus ini menggunakan dua bahasa, yakni kata masukan daripada bahasa yang dikamuskan diberi padanan atau pemerian takrifnya dengan menggunakan bahasa yang lain. Contohnya: Kamus Inggris-Indonesia, Kamus Dwibahasa Oxford Fajar (Inggris-Melayu;Melayu-Inggris)
  • Kamus Aneka Bahasa
    Kamus ini sekurang-kurangnya menggunakan tiga bahasa atau lebih. Misalnya, kata Bahasa Melayu Bahasa Inggris dan Bahasa Mandarin secara serentak. Contoh bagi kamus aneka bahasa ialah Kamus Melayu-Cina-Inggris Pelangi susunan Yuen Boon Chan pada tahun 2004

Berdasarkan isi

Kamus bisa muncul dalam berbagai isi. Ini adalah karena kamus diterbitkan dengan tujuan memenuhi keperluan gologan tertentu. Contohnya, golongan pelajar sekolah memerlukan kamus berukuran kecil untuk memudahkan mereka membawa kamus ke sekolah.Secara umumnya kamus dapat dibagi kepada 3 jenis ukuran:

  • Kamus Mini
    Pada zaman sekarang sebenarnya susah untuk menjumpai kamus ini.Ia juga dikenali sebagai kamus saku karena ia dapat disimpan dalam saku. Tebalnya kurang daripada 2 cm.
  • Kamus Kecil
    Kamus berukuran kecil yang biasa dijumpai. Ia merupakan kamus yang mudah dibawa.Kamus Dwibahasa Oxford Fajar (Inggris-Melayu;Melayu-Inggris)
  • Kamus Besar
    Kamus ini memuatkan segala leksikal yang terdapat dalam satu bahsaa. Setiap perkataannya dijelaskan maksud secara lengkap.Biasanya ukurannya besar dan tidak sesuai untuk dibawa ke sana sini.Contohnya Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Selasa, 11 Agustus 2009

If...

di hening sendiriku...
Seandainya mungkin...
untuk aku hentikan langkah waktu,
membenahi arah dan rajutan asa yang memudar.

Seandainya mungkin...
untuk menghempaskan rasa galau,
sekedar legakan sesak dan menghirup nafas...bahagia...

berkata bosan kepada penat,
dengan lantang mengusir sepi... semua sepi...keseluruhan dari sepi...

menyampaikan pada waktu,
lupakan langkahmu sekejap dan beristiratlah untuk aku,
menemani jiwaku... sejenak
yang sedang mencoba untuk merajut lagi asa,
menuai sebuah percik bahagia,
dalam kekuatan diam.


April 2007

Apa yang aku cari...

Dalam hidup ini sebenarnya apa yang kita cari. Kalau boleh diringkas ada dalam satu kata kebahagiaan. Untuk segala usaha yang manusia lakukan, baik dalam kebodohan, kecerdikan, kejahatan, kelicikan, semua akan bermuara pada satu tujuan, kebahagiaan. Setiap orang berhak mendapatkan kebahagiaannya sendiri-sendiri, dengan cara yang beragam. Hanya apa yang mendasari kebahagiaan itu yang terpenting.
Sebab kebahagiaan adalah sebuah akibat, tapi jika kita bisa menemukan penyebabnya jauh lebih penting. Karena itu yang menentukan dan memberikan garansi life time.
What the meaning of bliss. Apa arti kebahagiaan…
Dibawah ini ada beberapa kondisi yang bisa menjadi alasan seseorang untuk bahagia.

1.Kebahagiaan adalah ketika hidup meletakkan kita di antara begitu banyak orang yang sepertinya mengasihi dan mendukung kita dengan ketulusan.
2.Kebahagiaan adalah waktu hidup membawa kita pada seluruh impian berikut hasrat, keinginan dan segala agenda yang pernah ada.
3.Kebahagiaan adalah waktu hidup mempertemukan kita pada beribu petualangan besar dan kita bisa melewatinya dengan kemenangan mutlak.
4.Kebahagiaan adalah saat hidup membawa kita mencapai puncak kesuksesan tertinggi dan berkelimpahan dengan harta.
5.Hidup layak dan menikmati hari demi hari dalam ucapan syukur.

Apakah gambaran kebahagiaan nomor 1 s/d 4 salah? Tentu saja kalau dibilang salah, akan ada banyak orang tidak setuju. Sebab mutlak yang diatas adalah sebuah dambaan semua orang hidup yang ada dimuka bumi ini. Termasuk saya, juga akan merasa bahagia jika dibawa dalam kehidupan yang luar biasa semacam itu.

Tetapi pandangan manusia atau kita mengenai kebahagiaan yang bertumpu pada kondisi diatas akan membuat membuat manusia memiliki kecenderungan yang jahat. Sebab dengan begitu, manusia demi melihat sesama yang menurut asumsi mereka, sepertinya bahagia karena menikmati hal-hal tersebut.
Maka hati manusia akan mengalihkan pandangan dari tujuan utama hidup yang hakiki, kepada bagaimana mencuri, membunuh dan membinasakan segala yang dimiliki sesamanya, demi memperhatikan obyek mereka yang sepertinya begitu bahagia dengan apa yang mereka miliki. Dan kelicikan memberikan tambahan energi atau kekuatan ekstra untuk melakukan segala usaha dan cara, apapun itu.
Sesuatu itu bisa berupa harapan, seseorang, pekerjaan, kesenangan, kreatifitas.
Dan kalau kita tidak benar dalam penilaian kita mengenai satu kata ini, kita akan menjadi manusia licik dan jahat.

Pasti beberapa dari kita pernah diperhadapkan dengan kondisi seperti tersebut diatas, termasuk saya.
But don’t give up! Dia yang yang selalu kita akui ada didalam kita akan memberi kemampuan dan kekuatan bagi kita untuk menanggungnya.
Jika ada yang berharap dengan melakukan hal licik akan memindahkan kebahagiaan seseorang kepada yang melakukan kelicikan, itu bukan masalah besar. Itung-itung amal. Membahagiakan orang lain tanpa sengaja atau tidak langsung.
Banyak yang rela melakukan apapun untuk menyingkirkan apa yang ada disekitar seseorang kemudian berharap kebahagiaan akan hilang seiring dengan hilangnya apa yang orang tersebut miliki.
Sebuah tindakan yang tidak dilahirkan berdasarkan kebenaran, tetaplah sebuah taburan. Dan kita tetap menjadi penuai pada waktunya nanti.

Tapi tetaplah lakukan yang terbaik.
Percaya bahwa ini bukan sesuatu yang instant, semua membutuhkan proses.
Pada awalnya kita tidak bisa langsung menerima kondisi yang ditawarkan dengan hati yang bersyukur, bisa jadi sebaliknya.
Kita akan berpikir, betapa jahatnya orang-orang itu, dan betapa kasihannya saya.
Betapa baiknya saya. Kalimat dan ungkapan inipun sebuah kesombongan.

Kondisi miris, sebuah kedangkalan yang tak terduga. Tapi itu ada.
Dibumi ini ini, apa yang tidak mungkin.
Segala sesuatu dimungkinkan, dari perbuatan baik sampai jahat. Bahkan ada yang menggenapi Firman Tuhan yang baik, dari yang baik sampai yang jahat. Semua ada pada pilihan kita. Apa yang akan kita lakukan.
Menjadi penggenap Firman yang baik atau yang jahat.

Tapi kabar baiknya adalah Sang Pemberi Hidup juga menawarkan kemustahilan untuk kita bisa melewati dan menghadapi semua.
Kita tidak bisa menentukan siapa orang-orang disekitar kita, karakter yang seperti apa, bentuk dan casing yang semacam apa. Sebab bukan kita penentunya.
Tapi kita bisa menentukan apakah mereka memberi pengaruh dalam hal yang membawa kebaikan dalam hidup kita atau tidak.
Dan Dia juga selalu melengkapi.
Sebab ketika hidup meletakkan kita diantara orang-orang yang membuat kita down, terpuruk bahkan mati, pasti Tuhan juga sediakan orang yang membuat kita kuat dan bangkit kembali.
Tanpa kita duga, bisa orang yang baru kita kenal atau sahabat jauh, sahabat lama. Semua hadir tanpa terduga.
Dan itulah kehidupan.

Ada yang kita lupakan dalam hal ini.
Sesuatu yang seharusnya menjadi pertimbangan penting, bahwa apa yang terjadi disekitar atau diluar kita tidak akan berpengaruh besar dengan apa yang terjadi didalam kita.

Saya sudah mendengar hal ini lama sekali, bertahun-tahun yang lalu. Dan saya salah satu penganutnya.
Segala sesuatu yang kita dapat dari luar, bersifat sementara dan itu akan membuat kita mudah sekali bereaksi daripada melakukan tindakan proaktif. Memeriksa hal penting yang harus kita ambil daripada bereaksi negatif. Menuduh, berasumsi atau segala macam hal yang berbau reaktif.
Yang akan menyebabkan munculnya pemandangan aneh.
Sebentar berkata dengan penuh hikmat, sebentar kemudian ada dalam kondisi yang meledak ledak.
Sebentar begitu luar biasa berapi-api dalam sebuah harapan sebentar kemudian dalam kondisi yang terlihat begitu lemah seperti tak bernyawa.
Excuse-nya adalah manusiawi. Saya juga seperti itu.

Saya sempat share dengan teman. Mengenai sikap diam. Hal ini memang akan menimbulkan orang-orang disekitar kita berasumsi. Tapi biar saja mereka sibuk dengan asumsi mereka, toh itu bukan sebuah sikap yang buruk dan kita punya tujuan baik.
Tidak terlalu banyak bicara, tidak dipusingkan dengan hal-hal yang tidak penting dan yang pasti tidak memperkeruh keadaan.
Sebab ketika kita berada dalam sebuah kondisi yang tidak sesuai harapan kita, kecenderungan kita reaktif. Dan sikap diam sangat membantu kita untuk mengeliminasi sikap-sikap negatif yang kemungkinan muncul dalam kondisi tersebut.

Talkless do more…

Minggu, 09 Agustus 2009

Gaya Hidup Seorang Penyembah

Gaya Hidup adalah perilaku seseorang yang ditunjukkan dalam aktivitas, minat dan opini khususnya yang berkaitan dengan citra diri untuk merefleksikan status sosialnya.

Kita mudah mengatakan seseorang bergaya hidup mewah atau bergaya hidup sederhana berdasarkan apa yang kita amati dari apa yang dipakainya, kemana dia berbelanja, dimana dia menghabiskan waktu senggangnya, bagaimana rumahnya, dan sebagainya.
Kalau seseorang mengatakan “penyembahan sebagai gaya hidup”, beberapa orang mempunyai gambaran tentang orang yang sehari-harinya banyak menghabiskan waktunya dengan Tuhan melalui nyanyian pujian, melatih keterampilannya, banyak menyendiri untuk berdoa, bermain alat musik, entah di pekarangan rumah, di kamar, dan ia seorang yang senang menyanyi dan memutar kaset atau cd, melakukan pelayanan-pelayanan di gereja.
Bagaimana kita dapat mengatakan seseorang atau diri kita sendiri memiliki gaya hidup sebagai seorang penyembah?
Ada banyak kisah tentang seorang pelayan Tuhan yang sebagian waktunya untuk melantunkan pujian dan memainkan alat musik dengan suatu maksud menjadikan penyembahan sebagai gaya hidupnya, namun di tengah perjalanannya justru mereka tidak menemukan kuasa dari penyembahannya. Menyanyi dan memainkan instrument lambat laun hanya menjadi hal yang menyenangkan namun tidak membawa dampak.
Kadang-kadang sekalipun telah mengangkat beberapa pujian, kita merasa mengalami kesulitan mengalir dalam hadirat Tuhan. Seakan-akan penyembahan menjadi sekedar lagu-lagu yang bagus syairnya karena memang kita senang menyanyi. Kita merasa agak kecewa, apakah Tuhan tidak berkenan?
Gaya hidup seorang penyembah adalah saat banyak hal terlintas dalam pikiran kita, dengan sangat mudah kita dapat mengkomunikasikan pikiran-pikiran itu kepada Tuhan. Seiring dengan kesibukan-kesibukan kita, setiap kita menyanyi dan menyembah, serasa hadirat Allah itu menyelimuti bahkan di setiap perjalanan di dalam bus, angkot, mobil, motor mudah sekali kita merasakan hadirat Tuhan walau hanya dengan mendengarkan lagu-lagu dari handphone, mp3 player.
Sementara kita melakukan hobby, olah raga, berkebun, memasak, dll, mudah sekali hati kita terangkat untuk bersyukur dan bersukacita karenaNya dan mendapat ide-ide baru dalam kepekaan roh. Sehingga ketika kita ada dalam kondisi pekerjaan yang padat dan menyita sebagian besar waktu keseharian kita. Kita dapat lebih merasakan keterlibatan hadirat dan kuasa Tuhan jauh-jauh lebih besar, tiada hari tanpa pertolongan Tuhan yang datang dari kepekaan roh kita kepada tuntunan dan hikmat Tuhan. Hati kita mudah merasakan jamahan Allah yang istimewa.
Seorang penyembah selalu bekejerja, ketika bekerja ia selalu melibatkan Allah. Seorang penyembah selalu berjuang, ketika berjuang ia menyanyi. Seorang penyembah selalu berbuah dan buahnya menjadi berkat bagi keluarganya, perusahaan, lingkungan dan gerejanya.
1. Ketika kita memutuskan untuk lebih memberi waktu dan memberi diri sebagai imam musik atau pemuji, pastikan hal itu tidak didominasi karena hobby, dan waspadalah akan “kemalasan” yang hanya akan menjauhkan kita dari kuasa penyembahan itu sendiri.
Orang malas tidak akan menangkap buruannya, tetapi orang rajin akan memperoleh harta yang berharga. (Amsal 12:27)
2. Kita tidak mengurung penyembahan ke dalam suatu kotak lalu kita masuk ke kotak itu dan menutup kotak itu, melainkan kita harus membawa penyembahan itu keluar, kemana pun kita pergi. Sebab kita menyembah Dia dengan roh kita.
3. Penyembahan itu menjadi gaya hidup bila penyembahan tidak mengusir kesibukan kita, melainkan menjadi inspirasi dan kekuatan kita untuk berkarya lebih banyak lagi, bahkan membawa keberhasilan dalam tugas-tugas kita.
4. Bayangkan betapa dahsyatnya urapan yang terjadi pada pelayanan di 1 hari minggu, setelah selama 6 hari penyembahan itu dibawa oleh seluruh anggota tim musik dan pujian gereja kita ke tengah aktivitas mereka masing-masing.
Panggung gereja bukan tempat utama penyembahan, melainkan “tempat terakhir” setelah 6 hari pelatihan di dalam kehidupan sehari-hari.

PENYEMBAHAN SEJATI

Penyembahan sejati adalah mutiara yang langka dalam Gereja pada masa kini. Penyembahan merupakan suatu panggilan yang melampaui panggilan rasul, nabi, penginjil, pendeta, pengajar atau pelayanan lainnya. Panggilan untuk menyembah diberikan kepada setiap orang yang percaya, muda atau tua, dewasa atau belum dewasa. Allah mengharapkan dan memerintahkan umat-Nya untuk menyembah.
Salah satu masalah serius dalam Gereja pada masa kini adalah bahwa, walaupun penyembahan dituntut dari setiap orang Kristen, penyembahan hanya dialami oleh sangat sedikit orang. Sebagian besar orang percaya jarang sekali bahkan belum pernah memasuki suatu perjumpaan dengan Allah dalam penyembahan sejati.
Penyembah-penyembah sejati berpusat pada Allah bukan pada diri sendiri. Mengenai penyembahan, seorang hamba Tuhan dan juga pengajar yang bernama A. W. Tozer menulis: “Penyembah memiliki kesibukan yang abadi bersama Allah.” Inilah rahasia penyembahan yang penuh kuasa. Ketika kita masuk dalam penyembahan yang sejati, pandangan kita bukan pada diri kita sendiri tetapi perhatian kita tertuju ke Surga. Manusia diciptakan untuk menyembah Allah. Tuhan berkata: “Di atas segala mahluk yang telah Kubentuk, dan Kuciptakan, Kuberikan kepadamu satu hal terbesar bahwa engkau dapat menyembah-Ku dengan cara yang tidak dapat dilakukan oleh mahluk lain.” Kita ada di sini untuk menjadi penyembah terlebih dahulu dan kemudian menjadi pekerja.
Pekerjaan yang dilakukan oleh seorang penyembah akan memiliki kekekalan di dalamnya.
Tentang topik yang sama seorang yang bernama A. P. Gibbs mengeluarkan pernyataan: “Mutu penyembahan yang tidak menghasilkan pelayanan, dan pelayanan yang tidak mengalir dari penyembahan, keduanya berada jauh di bawah standar ukuran Ilahi.”
Juga seorang hamba Tuhan lain yang bernama T. Austin Spark berkata: “Awal dari segala sesuatu dalam hubungan dengan Allah adalah penyembahan; yaitu Allah mendapatkan tempat yang utama dan tertinggi dalam kepatuhan dan penyerahan diri kita sepenuhnya dalam setiap bagian dan keberadaan kita. Penyembahan dimulai di sana. Penyembahan adalah suatu hubungan, bukan sekedar pelaksanaan. Bukan sesuatu yang kita lakukan dengan cara-cara dan metode-metode tertentu; Penyembahan merupakan suatu sikap hidup, suatu tempat yang dimiliki Allah dengan segenap kesadaran.”
Sebagian besar dari kita menganggap musik dan penyembahan sebagai dua hal yang sama. Ini merupakan suatu konsep yang salah. Musik memang merupakan suatu bagian yang penting dalam penyembahan, tetapi penyembahan yang sejati mencakup jauh lebih dari sekedar musik.
Kenyataannya, beberapa tindakan penyembahan yang paling menonjol dalam Alkitab sama sekali tidak berhubungan dengan musik. Penyembahan adalah pemberian yang tidak ditahan dan dengan penuh kerelaan dari segala sesuatu yang kita miliki kita berikan kepada Allah karena kesadaran kita akan siapa Dia dan kelayakan-Nya.
Penyembahan bukanlah suatu ritual atau tindakan, melainkan suatu sikap hidup, di mana Allah mempunyai tempat pertama yang mutlak dalam pemikiran, kasih dan kesadaran seseorang. Allah memberikan prioritas yang tinggi pada penyembahan;
Tetapi Yesus berkata kepadanya: “Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” (Lukas 4:8).
“Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.” (Yohanes 4:23)
Salah satu masalah dalam penyembahan kita dibegitu banyak Gereja dewasa ini adalah bahwa kita cenderung terpaku pada musik, nyanyian, tarian, kibaran bendera, atau apa saja dan kehilangan wawasan tentang Allah. Terlalu sering kita mencari suatu pengalaman yang terpusat pada emosi dan bukannya perjumpaan berdasarkan pada kenyataan tentang Dia yang adalah: jalan, kebenaran dan hidup.
Dan bagi kebanyakan orang percaya “Penyembahan” lebih merupakan suatu acara atau pertunjukan daripada suatu perjumpaan ilahi di mana mereka bisa berpartisipasi secara pribadi.
Penyembahan yang sejati berfokus pada satu Pribadi dan hanya satu Pribadi saja, sebagai Bapa, Anak, dan Roh Kudus, hanya Dialah yang layak mendapatkan penyembahan kita. Dialah yang telah menciptakan langit dan bumi, bulan, dan bintang, dan menempatkan mereka di tempatnya masing-masing. Dialah yang membangun dan meruntuhkan kerajaan-kerajaan. Fokus penyembahan kita harus tertuju kepada Allah saja.

Charles Spurgeon pernah berkata: “Bahwa penyembahan adalah karya Roh di dalam jiwa untuk kembali pada penciptanya.” Penyembahan adalah respon kita terhadap kasih, anugerah, rahmat, kemurahan, dan kebaikan Tuhan. Mengenal Allah berarti menyembah Dia.
Di dalam suratnya kepada jemaat di Roma Rasul Paulus mengatakan:
“Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya?
Atau siapakah yang pernah memberikan sesuatu kepada-Nya, sehingga Ia harus menggantikannya?
Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!
Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.”
(Roma 11:34-36, 12:1).
Segala sesuatu yang kita miliki, dan seluruh keberadaan kita, telah kita terima dari Allah. Segala sesuatu yang akan kita terima atau yang akan terjadi pada kita adalah dari Dia. Di dalam Dialah kita hidup, bergerak, dan memiliki keberadaan kita. Secara sederhana, penyembahan adalah penyerahan kembali segala sesuatu kepada Allah tanpa ada yang ditahan.
Lebih jauh, penyembahan adalah penyerahan diri kita sendiri kepada Allah tanpa syarat dalam kasih, dan ketaatan yang mutlak. Segala sesuatu dalam kehidupan kristen kita harus mengalir dari penyembahan. Mutu pelayanan dan kemuridan kita tergantung pada mutu penyembahan kita.

Allah secara aktif mencari penyembah-penyembah sejati.
Seorang penyembah yang sejati adalah sebuah mutiara yang langka.

PENYEMBAH YANG BENAR

“Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran” Yohanes 4: 24
Bukan secara kebetulan Yesus berada di dekat sumur Yakub dan murid-murid-Nya tidak ada di sana. Yesus menunggu kedatangan perempuan Samaria itu! Mungkin Yesus telah menunggu 1 jam, 3 jam, mungkin 5 jam. Ini adalah sesuatu hal yang sangat luar biasa, sebab di dalam dunia sekarang ini biasanya seorang pegawai yang menunggu seorang bos, bukan sebaliknya. Tetapi Tuhan Yesus merendahkan diri-Nya untuk menunggu seorang perempuan Samaria yang belum mengenal-Nya. Ketahuilah bahwa Yesus juga menunggu setiap kita dengan sabar lama sebelum kita mengenal-Nya!

Lalu Yesus memberikan dua pilihan kepada perempuan Samaria ini, minum air dari sumur Yakub atau minum air hidup yang ada pada-Nya. Yesus menjelaskan bahwa siapa yang minum air dari sumur itu akan haus kembali, tetapi sebaliknya siapa yang minum air hidup yang dari Yesus tidak akan haus untuk selama-lamanya. Air ini akan menjadi mata air di dalam orang yang meminumnya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal (Yohanes 4: 14).

Yesus berkata kepada perempuan Samaria ini bahwa penyembah-penyembah yang benar adalah mereka menyembah di dalam roh dan kebenaran sebab Allah itu Roh (ayat ke-23 dan 24). Penyembahan itu bukan tentang gaya menyembah, tempat di mana kita menyembah, ataupun musik-musik yang indah. Penyembahan adalah suatu gaya hidup, dan yang keluar dari dalam hati seseorang yang mengasihi Tuhan. Jikalau kita belum menyembah Tuhan di dalam roh, itu belum merupakan suatu penyembahan, itu mungkin hanya nyanyian indah yang keluar dari mulut kita.

Saat kita benar-benar mengandalkan Tuhan sepenuhnya, itu merupakan suatu penyembahan yang benar.
Ada perbedaan dari pujian dan penyembahan. Pujian adalah sesuatu yang kita naikan kepada Tuhan akan apa yang sudah Dia kerjakan di dalam hidup kita. Contohnya, doa kita yang sudah dijawab-Nya, penyakit yang sudah Ia sembuhkan. Tetapi penyembahan adalah sesuatu yang kita berikan kepada Tuhan akan hal yang belum kita lihat, yang belum terjadi. Kita menyembah bukan karena hasil yang sudah kita peroleh, tetapi karena kepribadian Tuhan. Walaupun keadaan kita susah, kita menyembah Dia, sebab kita tahu bahwa Allah itu mengasihi kita, dan Ia setia kepada janji-janji-Nya. Itulah penyembahan!
Di dalam ayat yang ke-4 dikatakan bahwa Yesus harus masuk melintasi daerah Samaria. Tetapi sebenarnya kalau kita pelajari benar-benar, Yesus tidak secara fisik masuk kota Samaria, tetapi Yesus masuk ke kota Samaria melalui seorang perempuan Samaria yang hidupnya sudah Tuhan ubahkan.
Tuhan Yesus menginginkan agar setiap kita memiliki hati seperti Dia, hati yang merindukan akan jiwa-jiwa. Perempuan Samaria ini juga mempunyai kerinduan terhadap jiwa-jiwa lainnya, ia membawa orang-orang di kota itu kepada Yesus. Dan pada waktu itu, banyak orang Samaria yang percaya kepada Yesus. Marilah kita juga mempunyai kerinduan kepada jiwa-jiwa, dan membawa mereka kepada Yesus.
“Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya” (Yohanes 4: 34).

Worship Inspiration (Inspirasi Penyembah)
  1. Engkau hanya bisa mengantar seseorang sejauh jalan yang pernah engkau lewati. Tugas seorang pelayan penyembahan adalah menjadi imam dan nabi bagi orang lain. Jika imam dan nabinya saja tidak memiliki kedekatan dengan Allah, bagaimana mungkin ia bisa mengantarkan orang lain untuk bertemu dengan Allah dan mewakili Dia untuk menyampaikan pesan bagi orang lain.
  2. Satu-satunya cara untuk meninggikan Allah yang Maha Tinggi adalah dengan membuat diri kita semakin rendah Daud pernah berkata bahwa ia akan menghinakan dirinya lebih lagi untuk memuliakan Allah. Daud tahu bahwa Allah sudah Maha Mulia dan tidak bisa ditambah lagi kemuliaanNya, itu sebabnya untuk membuat Allah bertambah mulia, ia membuat dirinya bertambah hina. Begitu pula jika Anda ingin meninggikan Allah yang sudah Maha Tinggi, satu-satunya cara adalah membuat Anda serendah mungkin. Itu sebabnya “worship” dalam budaya Israel diwujudkan dengan tindakan sujud bertiarap.
  3. Sama seperti mengasihi tanpa memberi, melakukan penyembahan tanpa persembahan adalah sebuah kemustahilan Penyembahan adalah sebuah tindakan pemujaan, dan setiap pemujaan selalu memiliki unsur pengorbanan. Dalam penyembahan akan selalu ada sesuatu yang dipersembahkan. Meski Allah tidak memandang persembahan apa yang kita bawa (karena ia lebih peduli dengan pribadi kita sebagai penyembah), tetap saja Anda membutuhkan sesuatu untuk Anda bawa sebagai persembahan saat Anda menyembah Dia.
  4. Kita akan menjadi sama seperti apa/siapa yang kita sembah Salah satu unsur yang terdapat dalam penyembahan adalah PELEBURAN. Anda akan menjadi satu, menjadi terkait, terkoneksi, dan menjadi serupa dengan apa/siapa yang Anda sembah. Jika seseorang mengaku menyembah Kristus tetapi ia tidak semakin serupa denganNya, maka jangan-jangan ia sedang menyembah yang lain.
  5. Jika kita menyembah Allah karena mengharapkan pertolonganNya. Penyembah berhala pun melakukan hal yang sama Perbedaan penyembah yang sejati dengan penyembah palsu adalah penyembah sejati datang dengan niat untuk memberi, berkorban, dan mempersembahkan sesuatu. Penyembah palsu datang dengan niat meminta, berharap, dan mengambil sesuatu.
  6. Penyembahan adalah RESPON atas eksistensi Allah Menyembah Allah artinya meresponi kehadiranNya dalam hidup kita. Jika kita hanya merespon Dia ketika berada di pertemuan-pertemuan rohani saja, maka kita belum menyembah Dia setiap saat. Penyembah sejati akan meresponi kehadiran Allah di dalam setiap detik kehidupanNya.
  7. Menyembah Allah bukanlah keahlian, menyembah Allah adalah panggilan hidup semua orang Banyak orang berkata bahwa para pelayan pujian & penyembahan adalah orang-orang yang ahli menyembah. Inilah paradigma yang salah. Menyembah Allah bukanlah bakat dan keahlian milik orang tertentu, menyembah Allah adalah “natural calling” kita. Setiap manusia lahir dengan tahta di hatinya untuk disembah dan tahta itu didesain untuk diduduki oleh Allah sang pencipta kita.
  8. Kemuliaan selalu didahului oleh Pengorbanan Dalam berbagai peristiwa di alkitab, kemuliaan Allah seringkali tercurah setelah ada orang yang memberikan persembahan sebagai korban kepada Allah. Menyembah Allah adalah tindakan pengorbanan agar kemuliaan Allah dinyatakan. Jika dalam hidup ini Anda belum pernah merasakan kemuliaan Allah dinyatakan, kemungkinan Anda belum mengorbankan apa pun, dan dalam kata lain, Anda belum menyembah Dia.
  9. Penyembahan sejati selalu mengalir dari dalam ke luar, bukan sebaliknya Kebanyakan orang sering menilai apakah seseorang sedang menyembah Allah dari hal-hal fisik yang nampak di luar (tepuk tangan, nyanyian, bahasa tubuh, wajah, dan sebagainya). Padahal, bukan apa yang nampak yang menentukan kesejatian penyembahan kita, melainkan apa yang ada di dalam, yaitu hati Anda! Jika hati Anda dipenuhi hasrat untuk menyembah Allah, secara otomatis, hal-hal eksternal akan mengikuti.
  10. Salah satu alat pengukur tingkat penyembahan adalah: KERELAAN Sama seperti orang yang sedang jatuh cinta dan rela melakukan apapun, orang yang sedang menyembah bahkan memiliki kerelaan yang lebih besar lagi. Untuk mengukur sampai dimanakah seseorang sudah menyembah Allahnya , lihatlah dari kerelaannya. Apakah ia rela seluruh haknya diambil alih oleh Allah? Semakin ia tidak rela, semakin ia jauh dari penyembahan kepada Allah.

Abigail Indiana

Foto saya
I am a product of GOD's Grace. Single, Simple person but will always be an extraordinary person. Just a nature, Truth lover, jazzy lover, coffee lover. Selalu mendefinisikan setiap fase hidup dengan ucapan syukur. I love my beloved Savior, He loves me unconditionally.