Selasa, 28 Juni 2011

Beberapa Situasi


Seringkali kita diperhadapkan dengan situasi yang sepertinya kita tidak bisa memilih atau menentukan. Tapi yang sesungguhnya terjadi adalah, segala sesuatu yang berhubungan dengan yang ada didalam kita, kita adalah pengambil keputusan tunggal. Untuk drive mau dibawa kemana situasi hati kita.

Berikut ada beberapa situasi umum yang tidak asing terjadi disekitar kita.

Pernahkan anda merasa sepi ditengah banyak orang? Saya pernah.

Suatu saat di bus kota. Dengan wajh-wajah statis dan mata-mata beku semua berhening dalam pikiran sendiri. Tidak ada interaksi satu dengan yang lain, secara fisik mereka duduk berdekatan bahkan tubuhnya saling berimpitan sangat rapat. Ini namanya sepi di luar sepi di dalam.


Saat lain, dalam sebuah acara pertemuan semacam reuni teman-teman dekat, suasana sangat meriah. Semua saling sapa, saling tukar kabar dan tawa gembira berkejaran bagaikan ombak susul menyusul. Ini namanya meriah di luar meriah di dalam.


Suasana ketiga: meriah diluar sepi di dalam.

Contohnya saya pernah alami. Dalam sebuah acara gladi bersih marching band keponakan teman yang akan ikut lomba di Jakarta.

Kami tidak datang bersamaan, jadi bertemu ditempat tujuan, dan saya datang terlalu cepat sehingga harus menunggu teman. Jadilah, saya terselip diantara para pemain yang terus meriah, saling bercerita tentang konfigurasi, tentang perjalanan mereka. Suasana yang penuh canda, ada juga yang saling membuat dokumentasi. Saya ingin nimbrung tapi nggak mungkin karena dijamin tidak nyambung. Akhirnya sambil menunggu teman datang saya menyambar mp3 player dan memasang headset ke telinga sampai akhirnya teman saya datang.


Yang paling jarang terjadi ialah sepi diluar, namun meriah di dalam.

Yaitu pada waktu kita menulis, terutama yang mempunyai kegemaran menulis, akan sangat paham dengan rasa ini. Tiada bunyi apapun diluar. Radio tidak, TV tidak, orangpun tidak. Pokoknya sepi, sendiri, hening. Tapi di dalam pikiran dan hati saya meriah dengan ide, gagasan dan kata-kata untuk dituangkan.

Yang mau saya bilang, bila anda ingin jadi manusia produktif, anda tidak boleh merasa sepi di dalam. Sepi itu mencekam, bahkan menyiksa. Sepi itu berbahaya karena selain non produktif, ia bisa mengundang negativitas.

Penting diketahui, sepi itu sesungguhnya adalah kondisi di dalam, bukan di luar.

Bisa saja di luar sangat meriah, namun di dalam sangat sepi.

Terlebih di luar juga sepi, di dalam bisa sangat sepi.


Ada Empat cara meriah di dalam :

Sekarang, soal yang ingin kita jawab ialah bagaimana agar di dalam selalu meriah meskipun di luar sangat sepi? Saya mau usulkan empat saja.


Pertama, mari merenungkan firman Tuhan.

Anjuran ini berasal dari mazmur 1:2-3 “… tetapi yang kesukaannya ialah taurat Tuhan, dan yang merenungkannya siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.” Buat saya ini berarti membiarkan firman Tuhan memimpin imajinasi, mengisi cita-cita, memberi muatan harapan, mencuatkan inspirasi dan memenuhkan hati anda. Jika tekun melakukannya, maka firman itu menjadi hayat (sumber hidup), daging, sikap, rasa dan emosi yang meluap menjadi sukacita. Ramai bukan?


Kedua, mari menaikkan lagu bernilai atau bermuatan positif atau pujian. Hati manusia sering gonta-ganti dilanda berbagai mood, termasuk yang sepi, lesu, down, atau negatif (mereka adalah sahabat kental, ketika satu hadir, secepat kilat yang lain menyusul). Jika dibiarkan, mood-mood buruk ini akan merajai hati anda dan anda pun kehilangan kebahagiaan yang wajar. Usirlah mood-mood buruk itu bagai sinar matahari mengusir kegelapan.

Caranya : menyanyilah. Tak perlu pakai musik. Pilih salah satu lagu yang asyik buat anda. Hafal dan nyanyikan tiga empat kali, saya pastikan emosi anda segera terbawa. Hati anda akan menjadi the singing heart the happy soul.


Ketiga, mari berpikir antusias tentang visi, tujuan, atau target yang hebat. Betapa miskin, betapa hina, betapa kecil, atau betapa bodoh pun kita, jauh di lubuk hati, kita semua punya mimpi, cita-cita, atau harapan yang agung. Kejarlah itu. Percayalah, itu bisa tercapai. Yakinlah, anda pantas untuk itu hanya karena satu sebab; anda diciptakan serupa dan seturut dengan gambar Allah.


Keempat, menukiklah ke interior pekerjaan anda. Jangan menganggur sebab itu tidak baik. Tapi sibukkan diri anda dengan suatu pekerjaan yang berguna. Tak ada pekerjaan yang hina jika pekerjaan itu anda tujukkan demi kebaikan. Lalu tenggelamlah dalam pekerjaan itu bagaikan orang yang masuk ke ruang terdalam dari suatu pameran lukisan. Anda akan menemukan keindahan, kemeriahan, dan keasyikan.


indie *021007

Kamis, 23 Juni 2011

Pompa dan Instruksi Kumal

Seorang pria tersesat di gurun pasir. Ia hampir mati kehausan.
Akhirnya ia tiba di rumah kosong.
Di depan rumah tua tanpa jendela dan hampir roboh itu, terdapat sebuah pompa.
Segera ia menuju pompa itu dan mulai memompa sekuat tenaga, tapi tidak ada air yang keluar.
Lalu ia lihat ada kendi di sebelah pompa itu dengan mulutnya tertutup gabus, dan tertempel kertas dengan tulisan, "Sahabat, pompa ini harus dipancing dengan air dulu. Setelah Anda mendapatkan airnya, mohon jangan lupa isi kendi ini lagi sebelum Anda pergi."

Ia mencabut gabusnya dan ternyata kendi itu berisi penuh air.
"Apakah air ini harus dipergunakan untuk memancing pompa? Bagaimana kalo tidak berhasil? Tidak ada air lagi. Bukankah lebih aman saya minum airnya dulu drpd nanti mati kehausan kalo ternyata pompanya tidak berfungsi? Untuk apa menuangkannya ke pompa karatan hanya karena instruksi di atas kertas kumal yang belum tentu benar?" Pikirnya.

Untung suara hatinya mengatakan bahwa ia harus mengikuti nasihat yang tertera di kertas itu sekali pun beresiko.

Ia menuangkan seluruh isi kendi itu ke dalam pompa yang karatan itu, dan dengan sekuat tenaga memompanya.

Dan Benar!!
Air keluar dengan limpahnya. Pria itu minum sepuasnya.
Setelah istirahat memulihkan tenaga, dan sebelum tinggalkan tempat itu, ia mengisi kendi itu sampai penuh, menutup kembali gabusnya dan tambahkan beberapa kata di bawah instruksi pesan itu,
"Saya telah melakukannya dan berhasil. Engkau harus mengorbankan smuanya terlebih dahulu, sebelum bisa menerima kembali. PERCAYALAH !!!"

Barang siapa berhati egois dan terlampau mementingkan diri sendiri,
ia tidak akan beroleh kemudahan dlm hidupnya.

Barangsiapa berhati mulia dan bertindak demi kepentingan orang banyak,
ia akan beroleh kemuliaan dlm hidupnya.

Berkat berlimpah dan damai sejahtera akan memenuhi hidupnya.

Kita harus membantu lebih banyak orang mencapai kesuksesan, maka secara otomatis KESUKSESAN akan melingkupi anda...

Rabu, 22 Juni 2011

Batu dan Oase

Beberapa turis dri Eropa yang tengah berada diAfrika, menjumpai sebuah oase ditengah padang belantara.

Didekat danau itu banyak batu-batuan dan terdapat sebuah papan bertuliskan
"Yang mengambil batu akan menyesal. Yang tidak mengambil batu juga akan menyesal"

Heran dengan kalimat itu, ada yang malah tertarik untuk mengambil beberapa butir batu-batu itu untuk momentum. Beberapa yang lainnya tidak terlalu menggubrisnya.
Jadi mereka tidak mengambil batu-batuan itu dan lebih tertarik untuk menikmati segarnya air di oase itu.

Setelah kembali ke Eropa, mereka menyuruh ahli batu untuk memeriksa batu-batuan yang mereka bawa itu.
Ternyata batu-batuan itu adalah sejenis Safir yang dari luar tampaknya jelek tapi di dalamnya merupakan permata yang sangat indah dan mahal harganya.
Yang tidak membawa batu itu jadi menyesal karena tidak membawanya, tetapi yang membawapun menyesal karena tidak membawa lebih banyak.....

Bukankah hidup manusia serupa seperti cerita diatas ??

Tuhan memberikan kehidupan yang SANGAT berharga, namun kita seringkali kurang menghargai waktu hidup ini justru saat kita masih bisa hidup?

Hidup ini begitu BERNILAI.

Jauh lebih bernilai daripada batu-batu permata.
Itulah sebabnya agar kita tidak menyesal di kemudian hari, maka kita harus menjalani hidup dengan maksimal.

Bekerja dengan maksimal, mengasihi keluarga dengan maksimal, berkarya bagi sesama dengan maksimal.

Intinya ketika kita sudah mengusahakan yang TERBAIK selama hidup ini, maka kita tidak perlu lagi menyesal dikemudian hari.

USAHAkan yang terbaik selama kesempatan itu masih ada.
Dan jangan menyesali yang sudah terjadi.

Sabtu, 11 Juni 2011

Kisah Penambang Chili Yang Terperangkap Selama 69 Hari

Usai dikeluarkan dari perut bumi yang telah mengurungnya selama 69 hari, penambang Chili bernama Mario Sepulveda, memberikan oleh-oleh 'kenangan' dari dalam tambang berupa batu kepada tim yang telah menyelamatkan dirinya dan Presiden Chili. Dia juga berteriak 'Viva Chili' saat mengungkapkan kegembiraannya karena selamat dari ancaman maut di kedalaman 600 meter di perut bumi.

Sehari sebelum meninggalkan rumah sakit yang merawatnya, operator alat berat berusia 40 tahun itu bercerita banyak kepada Daily Mail mengenai pengalamannya selama terperangkap dalam perut tambang, Ahad kemarin. Berkat kepandaiannya melucu, selama 17 hari pertama terperangkap dalam tambang yang runtuh itu, dia mampu menghibur teman-temannya yang merasa tersiksa dan mimpi buruk karena khawatir mati kelaparan.

Tambang di daerah gurun itu runtuh pada 5 Agustus 2010. Kabar bahwa 33 penambang itu ternyata masih selamat di dapat pada 22 Agustus 2010 ketika salah satu mata bor tim penyelamat berhasil mencapai lubang perlindungan. Para penambang menuliskan pesan yang diikatkan pada mata bor bahwa mereka masih hidup. Mario mengungkapkan, catatan itu dibuat saat semuanya sudah menyerah untuk bertahan hidup.

''Pada saat itu, kami tidak yakin apakah akan ada yang datang untuk menyelamatkan kami,'' ujarnya lirih dengan nada suara penuh emosi dan air mata menetes. ''Kami tidak mendengar apa-apa selama 15 hari, hingga akhirnya selama dua hari kami mendengar suara bor dari kejauhan. Tapi suara itu kemudian berhenti.''

Lantaran suara bor itu berhenti, Mario mengatakan, mereka merasa tim penyelamat telah menghentikan pencarian. Namun itu tak berlangsung lama, karena mereka kemudian mendengar lagi suara bor dan batu-batu kecil mulai berjatuhan dari atap gua. Mata bor pun akhirnya menembus dinding tempat penyelamatan. ''Kami mulai menari dalam kegembiraan. Karena selama 17 hari pertama, itu saat-saat seperti di dalam neraka.''

Selama 17 hari pertama itu, mereka hidup dalam kegelapan. Tak pernah mengetahui siang dan malam. Mario menangis ketika menceritakan kembali kisah luar biasa untuk bertahan hidup itu. Lorong di Tambang San Jose yang memproduksi emas dan tembaga ini dibuat zig-zag menurun ke perut bumi dengan puluhan lorong di dalamnya. Dari permukaan, untuk mencapai dasar tambang dibutuhkan waktu sekitar 20 menit.

Pada saat tambang runtuh, Mario menceritakan, penambang sedang berkumpul di sebuah gua yang tingginya sekitar 20 kaki untuk menanti kendaraan yang membawa ke atas untuk makan siang. Mungkin itu suatu kebetulan yang akhirnya bisa menyelamatkan mereka karena seandainya mereka terpencar-pencar saat kejadian mungkin mereka telah tewas.

Mario menyatakan, ''Saya masih memakai sumbat telinga karena baru saja mengendarai truk excavator besar sehingga tidak mendengar suara gemuruh tambang yang runtuh. Tapi saya melihat debu dan puing-puing reruntuhan yang beterbangan. Seorang teman datang menerobos awan debu dan berteriak masuk ke gua, ada debu-debu tebal.''

Insting pertama Mario menghadapi situasi berbahaya itu adalah mencari jalan keluar. Beberapa penambang yang lebih muda berteriak histeris. ''Pikiran yang ada dalam otak saya, saya tidak ingin mati sebelum anak-anak menyelesaikan pendidikannya. Kedengarannya itu seperti pemikiran gila, tapi itu begitu penting bagi saya.''

''Saya tahu Katty (istrinya) akan baik-baik saja. Dia seorang wanita yang cantik sehingga bisa menemukan pria lain. Tapi bagaimana kalau pria itu tidak menyukai anak-anak saya? Saya tidak bisa membiarkan anak-anak merasa sedih.''

Mario lantas mulai berjalan mencari lorong keluar. ''Kondisinya gelap gulita, kecuali lampu pada helm saya. aya terus berjalan mencari jalan keluar. Saya mendapati reruntuhan dan tahu tidak ada jalan keluar yang bisa dilalui. Saya berjalan selama berjam-jam sehingga menemukan poros untuk ventilasi. Itu adalah poros yang seharusnya terdapat tangga di dalamnya, jadi saya mulai mendaki. Dinding poros itu terasa lembut dan batu-batu berjatuhan ke wajahku.''

''Batu-batuan itu menerpa gigi kirinya hingga goyang. Saya mengalami pendarahan dari giginya tapi terus ngotot mendaki untuk mencari jalan keluar.'' Tangga di poros itu terbuat dari kulit dan tali, yang digunakan sebagai pengganti logam karena tidak akan berkarat. Tapi Mario mengatakan, ''Itu mengerikan karena tangga itu belum pernah dicoba atau diperiksa.'' Namun dia tetap memanjat hingga setelah memanjat setinggi 150 kaki, tangga itu habis.

''Tangga itu mestinya tetap terjulur sepanjang poros. Saya coba tetap memanjat tanpa tangga, akibatnya dinding batu berjatuhan. Hingga akhirnya, saya melihat dua batu besar yang menutup poros tersebut. Dia pun merasa putus asa, kembali turun, dan memberitahu kepada yang lain kabar buruk itu.

Banyak ditulis bahwa Luis Irzua, Shift supervisor, yang merupakan penambang terakhir yang keluar dari perut bumi, sebagai sosok yang sangat mempengaruhi kebersamaan para penambang. Mario mengisahkan, ''Kami segera mengorganisir diri ke dalam beberapa kelompok untuk mencari jalan keluar, menjaga kebersihan gua tempat beristirahat, dan patroli untuk mencari tanda-tanda upaya penyelamatan dari luar.

''Luis adalah mandor sehingga ketika bekerja kita merujuk padanya. Tapi setelah waktu kerja berakhir dan kami sebanyak 33 penambang terjebak, kami berlatih demokrasi. Setiap orang memiliki suara dan jika 17 orang memilih satu cara, itu menjadi keputusan. Kami mencoba untuk tetap seperti biasa dan bersama-sama untuk berusaha keluar.''

''Jika seseorang merasa jatuh perasaannya, yang lain bersatu menghiburnya. Setiap hari, emosi penambang bergantian menjadi buruk. Setiap kali itu terjadi, kami bersama-sama mencoba menjaga moral. Kami yang lebih tua merawat penambang yang lebih muda. Kami sadar bila ada anggota yang bermasalah, kita semua akan hancur. Adalah penting untuk tetap menyibukkan diri dan percaya bahwa kita akan diselamatkan.

Udara di dalam gua itu sangat buruk, mata terasa perih sepanjang waktu. Kami semua batuk. Rasanya seperti berada di sauna kotor di mana udara penuh dengan uap kotor. Mereka hanya memiliki sedikit persediaan ikan tuna kaleng dan membatasi diri untuk memakannya hanya sebanyak setengah tutup botol setiap hari. Mereka memiliki persediaan air sebanyak dua drum yang mestinya digunakan untuk mengisi radiator alat berat. Air itu sudah tercemar minyak. ''Itu pertolongan Tuhan karena kami memiliki air. Rasanya busuk tapi tidak meracuni kita. Kami diizinkan untuk meminumnya beberapa teguk setiap hari.''

''Saya seorang humoris. Ketika semangat yang lain sedang jatuh, saya akan mengeluarkan lelucon. Saya tahu sangatlah penting untuk terus bercanda. Kalau saya tidak bergurau, itu sama saja membiarkan mereka patah semangat.''

Namun, Mario tak bisa setiap hari melucu. Terkadang dia kesulitan mencari bahan untuk dijadikan lelucon. Sebagai manusia biasa, dia juga sedih memikirkan hidupnya yang berada di jurang kematian. Tak jarang, dia pun menangis. ''Tapi saya akan turun, mencari tempat di terowongan, sehingga mereka tidak akan melihat saya menangis. Saya harus tetap kuat karena saya sudah dikenal sebagai seorang yang lucu. Saya harus menjaga reputasi itu demi menjaga semangat.''

Kondisi di dalam tambang sangat tidak manusiawi. Tanah selalu basah. Mario memperlihatkan kakinya yang masih berwarna coklat kemerahan. Dia bergurau dengan menyebut kakinya sebagai kaki atlet dari neraka.

Selain tanah yang selalu basah, udara di dalam tambang juga cukup panas sekitar 33 derajat celsius. Para penambang terpaksa melepas pakaiannya. ''Sangat lembab, anda tidak bisa bergerak tanpa berkeringat,'' ujar Mario. ''Udara begitu buruknya. Mata terasa pedih sepanjang waktu. Semua batuk. Kami tidur dengan alas dari kardus.''

Mereka juga menghadapi masalah kelaparan. Mario pernah berdinas di militer sehingga bisa mengabaikan rasa lapar itu. Dia tahu, air yang tersedia setidaknya dapat membantu bertahan hidup selama dua atau tiga pekan. ''Tapi hari terus berlalu, rasa percaya diri itu pun mulai meredup.''

''Kami berada di kegelapan. Panas itu menyiksa. Kita semua merasakan setan ada di sana bersama kami. Kami berdoa dan berdoa. Ini adalah lubang gelap hitam. Kami dikubur hidup-hidup. Kami semua sangat takut. Kami memohon Tuhan untuk membantu. Kami khawatir mati kelaparan atau air akan habis dan kami akan mati mengenaskan karena dehidrasi,'' tutur Mario.

Tak ada siang dan malam. Namun mereka memiliki jam tangan sehingga bisa tetap mengetahui waktu. Mereka tetap menjaga jadwal pembagian tugas dengan baik. Setiap penambang memiliki jadwal tidur.

Selama terjebak, Mario mengatakan, sama sekali mereka tak pernah berbicara tentang seks. ''Kami bercerita tentang istri-istri kami dan membuat beberapa lelucon, tapi kami tak pernah berbicara tentang seks karena akan terlalu menyakitkan.''

Namun Mario menyatakan, ada beberapa penambang yang menjadi begitu tertekan menghadapi situasi yang sangat sulit itu. Mereka menangis seperti bayi, meringkuk di tempat tidur darurat dan menolak untuk bangun.

Sesaat sebelum diselamatkan, para penambang itu rupanya membuat kesepakatan bersama untuk menutup rapat-rapat kisah mereka selama 17 hari pertama terperangkap yang disebut sebagai Pact of Silence (Pakta Diam). ''Saat itu, bayak hal buruk yang terjadi. Bila anda berada di situasi stress seperti itu, anda akan melakukan dan mengatakan hal-hal yang ekstrim. Kami membuat Pakta Diam untuk melindungi beberapa penambang yang lebih muda dan kurang pendidikan. Ini adalah pakta persaudaraan. Sebenarnya kami tidak akan mengungkapkan segala sesuatu yang terjadi selama 17 hari pertama terperangkap.''

Namun melalui wawancara ini, Mario merasa tidak mengkhianati kesepakatan itu. Menurutnya, kisah yang diungkapnya ini untuk menepis berbagai gosip miring mengenai para penambang selama terperangkap. Misalnya, gosip mengenai para penambang yang melakukan hubunga seks sejenis.

Pernahkan para penambang untuk berpikir melakukan kanibalisme untuk bertahan dari rasa lapar? Mario mengaku tak pernah terpikir sekejap pun. Mungkin saja yang lain pernah memikirkannya. Mungkin saya akan berpikir melakukan itu seandainya situasi menjadi sangat buruk. ''Kami semua menulis surat kepada keluarga masing-masing. Kami menulis catatan perpisahan,'' ujarnya. (indojunkers)

Mengapa Saya

Arthur Ashe adalah petenis kulit hitam dari Amerika yg memenangkan tiga gelar juara Grand Slam; US Open (1968), Australia Open (1970), dan Wimbledon (1975).

Pada tahun 1979 ia terkena serangan jantung yg mengharuskannya menjalani operasi bypass. Setelah dua kali operasi, bukannya sembuh ia malah harus menghadapi kenyataan pahit, terinfeksi HIV melalui transfusi darah yang ia terima.

Seorang penggemarnya menulis surat kepadanya,
"Mengapa Tuhan memilihmu untuk menderita penyakit itu?"

Ashe menjawab
"Di dunia ini ada 50 juta anak yg ingin bermain tenis,

diantaranya 5 juta orang yg bisa belajar bermain tenis,

500 ribu orang belajar menjadi pemain tenis profesional,

50 ribu datang ke arena untuk bertanding,

5000 mencapai turnamen grandslam,

50 orang berhasil sampai ke Wimbeldon,

empat orang di semifinal, dua orang berlaga di final.

Dan ketika saya mengangkat trofi Wimbledon, saya tidak pernah bertanya kepada Tuhan,
"Mengapa saya?"

Jadi ketika sekarang saya dalam kesakitan, tidak seharusnya juga saya bertanya kepada Tuhan,
"Mengapa saya?"

Sadar atau tidak, kerap kali kita merasa hanya pantas menerima hal-hal baik dalam hidup ini; kesuksesan, karier yang mulus, kesehatan. Ketika yang kita terima justru sebaliknya; penyakit, kesulitan, kegagalan, kita menganggap Tuhan tidak adil. Sehingga kita merasa berhak untuk menggugat Tuhan.

Tetapi tidak demikian. Ia berbeda dengan kebanyakan orang. Itulah cerminan hidup beriman; tetap teguh dalam pengharapan, pun bila beban hidup yg menekan berat.

Ketika menerima sesuatu yg buruk, ingatlah saat - saat ketika kita menerima yg baik...

"Kuda pemenang tidak tahu mengapa dia harus lari dan memenangkan perlombaan.

Yg dia tau, dia harus berlari krn dipukul dan sakit..!!

Hidup ini seperti sebuah perlombaan. Dan Tuhan adalah komandonya atau ibarat jokinya..
Jika engkau mengalami sakit, dihajar, menerima yg tidak enak, berpikirlah :"Tuhan ingin engkau menang !!"

Jumat, 10 Juni 2011

SANG PEMBEKAL

Dari sini aku bisa melihat,
Meskipun tetap saja aku belum tahu tepatnya ketinggian yang aku daki
Atau dimana landasan tempat aku berpijak kini,
Tapi bisa menikmati segarnya udara disini,
Yang aku bisa ingat dengan tepat hanya

Sedikit peluh...
Yang sesekali aku coba sapu dengan lengan atau telapak tanganku
Tapi lebih sering tersapu angin yang setia mengiringi perjalananku

Tentang kerikil dan bongkah batu,
Aku tidak pernah tertarik membagi fokusku untukmu
Meskipun kamu tidak pernah lelah mencari perhatianku,
Melukai telapak kakiku dengan ketajamanmu,
Yang sempat membuatku tertatih, tapi aku tetap maju melewatimu,
Atau bongkahmu yang kadang membuatku tersandung,kemudian tertelungkup,
Tapi bekalku masih cukup membuat kakiku tegak dan melewatimu.
Karena aku tahu kamu hanya bagian dari sebuah perjalanan panjangku.

Dan peluh (meskipun deras mengalir) aku tetap menyebutmu sedikit,
Karena kamu adalah bagianku, yang harus menandai waktu,
Bahwa aku akan menikmati kesegaran baru,
Memeriksa bekal dan melanjutkan langkahku.

Kekagumanku penuh didalam batin pada Sang Pembekal-ku,
Begitu detailnya Dia memasukkan semua perlengkapanku,
Untuk menghadapi berbagai musim
Bahkan untuk perjalanan yang masih didepanku,
Selalu kukagumi Sang Pembekalku

Grace is a gift for nothing and Something for nothing
Indie *050611 nite

PAGIKU

Mentari terlihat begitu indah,
Menyapaku ramah,
Seperti tau aku menantinya,
Sambil tersenyum aku menjawab,
Dalam gumam yang terkesan ego
Pagiku yang indah,

Sungguh aku tidak sedang lupa,
Bahwa Kau lakukan itu untuk semua orang,
Bahkan kau tunjukkan indahmu hari ini untuk menjawab doa mereka,
yang akan mencatat sejarah dalam asa,
Disini, tempat dimana kau dikenal setia

Pagiku,
Indah dan tidaknya hadirmu,
Kau tetaplah pagiku...
Yang berani menghardik malam dengan atau tanpa restu,
Kau adalah kesempatan terbaik kami mengerjakan segala sesuatu,
Memperbaiki yang keliru,
Melanjutkan mimpi dengan cara baru,
Serta menghidupi hal benar yang kami tau,
Aku tidak akan pernah malu,
Memuji.. Pagiku

Indie* 050311

Percakapan Tentang Wanita

Ketika Tuhan menciptakan wanita,
Dia lembur pada hari ke enam

Malaikat datang dan bertanya “Mengapa begitu lama Tuhan?”

Tuhan menjawab, “Sudahkah kamu lihat semua detil yang Aku ciptakan untuknya?”

“Dua tangan ini harus bisa selalu dibersihkan,
setidaknya terdiri dari dua ratus bagian yang bisa digerakkan dan berfungsi baik
agar dapat mengolah berbagai jenis makanan…

Mampu memberikan kenyamanan bagi anak-anaknya…

Punya pelukan yang menyembuhkan rasa sakit hati dan keterpurukan…

Dan semuanya cukup dilakukan dengan kedua tangan ini…"

Malaikat takjub, “hanya dengan dua tangan ini...?”

“Tetapi Tuhan, Engkau membuatnya begitu halus dan lembut”
“Ya.. Aku membuatnya begitu lembut.
Tapi kamu belum bisa bayangkan kekuatan yang Aku berikan kepadanya
agar ia bisa mengatasi banyak hal yang luar biasa”

“apakah dia bisa berpikir?” tanya malaikat

Tuhan menjawab “Tidak hanya berpikir, dia juga mampu bernegosiasi dan mengutarakan pendapatnya”

Malaikat itu menyentuh dagunya..
“Tuhan, Engkau buat ciptaan ini kelihatan lelah dan rapuh, seolah banyak sekali beban untuknya”

“Itu bukan kerapuhan, itu air mata. Aku berikan padanya supaya dia bisa mengekspresikan kegembiraan, kegalauan, cinta, kesepian, penderitaan dan rasa bangga”

“Engkau memikirkan segala sesuatunya. Wanita ciptaanMu ini sungguh menakjubkan!”

“Ya..Harus! Wanita ini mempunyai kekuatan untuk mempesona laki-laki…
Dia dapat mengatasi beban hidup, mampu menyimpan kebahagiaan dan pendapatnya sendiri…
Mampu tersenyum bahkan ketika hatinya menjerit…
Mampu tertawa saat hatinya menangis…
Dia bisa berkorban demi orang-orang yang dikasihinya…
Dia bisa melawan ketidak adilan…
Dia bersorak saat melihat kawannya bahagia…
Hatinya terluka saat melihat kesedihan…
Dia tahu sebuah ciuman dan pelukan dapat menyembuhkan luka…
CINTANYA TANPA SYARAT!”

Malaikat sangat kagum. “Lalu apa kekurangannya?”

Tuhan menjawab ”hanya satu hal.. dia terkadang lupa betapa berharganya dia…”

Remind this to all the women… that they are unbelievably precious..!!

Sisa Diam

Kamu datang begitu tiba tiba,
Bertubi tubi menyerang hati yang lama terbingkai hingga porak poranda
peralihan yang tidak terpahami kecepatannya,
Mendorong hati manjakan perasaan,
Dari hati yang selalu terjaga,
Tiba-tiba terlelap dan melayang,
Memacu logika berkata,
Bukan kamu yang salah,
Hanya hati yang tak siap...

Dan rasa terhempas,
Kini menyalahkan interupsi logika,
Sebab ini bukan tentang salah atau tak siap,
Mungkin tentang hati yang sedang mengembara,
Mungkin hanya sesuatu yang tertunda,
Mungkin...
Mungkin...
Dan mungkin...
Sebab selalu,
Diam hanya menyisakan mungkin
Kalaupun ada selain itu
Adalah hati yang telah tercandui
Serta detak jiwa yang berpesan satu kalimat klise gampang yang sulit :
ikutilah kata hatimu, jangan pernah terlambat menyadarinya
Indie - 240211

SURAT UNTUK WAKTU 1

aku salut padamu
Kamu teman terbaik dan setia untuk semua yang ada dibawah kolong langit,
Seluruh keberadaanmu mengantar dan menjemput segala yang dibumi ini
Dari musim ke musim
Menjemput fajar,
Mengantar malam
Menjemput bayi yang meronta karena harus mencoba bernafas tanpa plasenta
Mengantar raga yang terlepas dari nafas terakhir

tapi aku iri padamu
hidupmu tidak pernah mengalami fluktuasi,
layaknya jiwa atau mata uang
hidupmu stabil,
Kamu bersahabat dengan damai, dengan nyaman,
dengan perang, dengan lapar, dengan badai,
serta segala bentuk bencana.
Kamu berteman dengan siapapun yang kau temui,
Dengan mereka yang bergelimang harta dan berkelakar dalam gelak tawa,
Dengan mereka yang benar dan tulus,
atau mereka yang terbiasa licik dan angkuh.

Kamu pemberani,
meskipun tidak ada yang mendorongmu,
Menantang yang berjiwa besar, atau yang tersudut tak bernyali,
Kamu teguh membangkitkan keadilan dan lantang memunculkan kebenaran,
Hidupmu selalu menjadi tanda,
bahkan jawaban di setiap peristiwa

Aku pernah kecewa
karena hidupmu hanya menuntut dan
seenaknya memberi batas perputaran dunia dan segala isinya
dari pertemuan, perpisahan, tawa, tangis, kecewa, bahagia
Kamu merasa sangat berkuasa atas semua itu.

Maaf dalam kebodohan aku pernah membentakmu
Karena kamu tidak pernah peduli
pada teriakan mereka yang memintamu tinggal sejenak, untuk sekedar
Menemani mereka menggabungkan bentuk lukisan asa diatas kertas lusuh,
Padahal kamu juga dengar janji mereka,
Hanya menarik titik titik yang terlihat pada batas wajar,
Juga tangis mereka yang berpeluh dan terluka,
karena bergulat dengan kerasnya hidup,
dan mungkin mereka sendiri,
Tapi kamu tetap berlalu,
kamu selalu beralasan konstantalah yang menyeretku

Dan, kalau ingatanmu tajam,
(ah.. tapi aku tau, kamu tidak pandai mengingat, itu kekuranganmu)
Aku sempat dibingungkan dengan kemiripan sifatmu,
tetap dan tidak pernah berubah,
yang membuat aku bertanya,
samakah kamu dengan pemberi kertas yang diatasnya aku harus menyelesaikan lukisan asa?

Saat ini aku sudah tau jawabnya,
Kamu sama sekali tidak sama dengan DIA..!!
Karena kamu hanya bisa menyaksikan, menandai, kemudian berlalu meninggalkan,
sementara DIA,
Selalu mendengar teriakan mereka,
Menemani, menghibur, meneduhkan, dan memulihkan...
Sesekali DIA menegur itupun dengan kasih
Bahkan tidak hanya merapikan lembar kertas itu, tetapi melukis ulang...
Begitu indah, begitu sempurna.

Tapi aku berterimakasih,
Karena bagaimanapun,
Kamulah yang mengantar aku,
mengenal semua rasa di setiap fase hidupku
Memaknai langkah dan memahami sesuatu yang mungkin tak terdefinisi dalam hidupku
Indie - 290111

Introspeksi Diri

(*) Saya pikir , hidup itu harus banyak meminta ~ ternyata harus banyak memberi.

(*) Saya pikir, sayalah org yang paling hebat ~ ternyata ada langit diatas langit.

(*) Saya pikir, kegagalan itu final ~ ternyata hanya sukses yg tertunda.

(*) Saya pikir, sukses itu harus kerja keras ~ ternyata kerja pintar.

(*) Saya pikir, kunci surga ada dilangit ~ ternyata ada di hatiku.

(*) Saya pikir, Tuhan selalu mengabulkan setiap permintaan ~ ternyata Tuhan hanya memberikan yg kita perlukan.

(*) Saya pikir, makhluk yg paling bisa bertahan hidup adalah yg paling pintar, atau yg paling kuat ~ ternyata yg paling cepat merespon perubahan.

(*) Saya pikir, keberhasilan itu karena keturunan ~ ternyata karena ketekunan.

(*) Saya pikir, kecantikan luar yg paling menarik ~ ternyata inner beauty

Prajurit Jaga Malam (Chairil Anwar)

Waktu jalan..

Aku tidak tahu apa nasib waktu ?

Pemuda-pemuda yang lincah

yang tua-tua keras, bermata tajam

Mimpinya kemerdekaan

bintang-bintangnya kepastian

ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini

Aku suka pada mereka yang berani hidup

Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam Malam

yang berwangi mimpi,

terlucut debu......

Waktu jalan...

Aku tidak tahu apa nasib waktu !



Abigail Indiana

Foto saya
I am a product of GOD's Grace. Single, Simple person but will always be an extraordinary person. Just a nature, Truth lover, jazzy lover, coffee lover. Selalu mendefinisikan setiap fase hidup dengan ucapan syukur. I love my beloved Savior, He loves me unconditionally.