Senin, 26 November 2012

Secangkir Kopi




Sekelompok alumni, yang sangat mapan dalam karir, berkumpul dan mengunjungi profesor mereka di universitas. Pembicaraan hangat mulai terjadi dan mengarah bagaimana mereka mengeluh tentang tekanan hidup dan pekerjaan.
Profesor itu menawarkan kopi, lalu dia pergi ke dapur dan kembali dengan seteko kopi dan bermacam-macam cangkir - porselain, plastik, beling, kristal, beberapa terlihat biasa, beberapa terlihat mahal dan beberapa tampak indah - lalu meminta mereka untuk menuang kopinya sendiri.
Ketika semua mantan muridnya itu sudah memegang cangkir kopi di tangannya, profesor berkata :
"Jika kalian perhatikan, semua cangkir yang indah dan mahal lah yang kalian pilih untuk  digunakan, dan menyisakan cangkir yang murah dan biasa saja. Meskipun normal kalau kamu ingin yang terbaik untuk diri sendiri, namun ternyata hal itu menjadi sumber masalah dan stres yang kamu alami. Meskipun kalian tahu dengan pasti, bahwa cangkir itu sendiri tidak menambah kualitas kopi. Dalam kebanyakan kasus hanya lebih mahal dan dalam beberapa kasus malah menyembunyikan apa yang kita makan.”
Apa yang kalian inginkan sebenarnya adalah kopi, bukan cangkirnya, tapi kita terfokus pada cangkir yang terbaik dan kemudian kalian mulai melihat kopi orang lain.
Sekarang pertimbangkanlah hal ini :

Kehidupan adalah kopi, sementara pekerjaan, uang dan posisi dalam komunitas adalah cangkirnya. Mereka hanyalah alat untuk menampung dan tidak mengandung kehidupan, dan tipe cangkir yang kita miliki tidak mendefinisikan siapa kita dan tidak juga mengubah kualitas kehidupan yang kita jalani. Kadang, dengan konsentrasi hanya pada cangkir kopi, kita gagal menikmati kopi yang Tuhan sediakan bagi kita."
Tuhan menyediakan kopinya, bukan cangkirnya...nikmati kopi Anda!

Saya dikirimi teman saya tulisan tersebut awal tahun ini.  
Berhubungan dengan tulisan diatas, beberapa hari terakhir saya sedang kecanduan dengan tayangan sinetron di salah satu stasiun televisi swasta, karena menurut penilaian saya masih agak bermutu, dialog-dialognya dan konflik yang muncul belum terlihat aneh. Ada teman yang sempat tanya disela-sela saya nonton tayangan tersebut, “kamu hobby sinetron ya”, saya jawab “jujur engga, cuma kebetulan waktunya pas.
Melihat beberapa dialog dalam sinetron tersebut, tiba-tiba saya teringat tentang apa yang disebutkan dengan mantra, yaitu cara bagaimana kita mengapresiasi dan mengakui setiap hari sebagai sebuah keajaiban jika kita menyadari esensi dari kehidupan itu sendiri. Tentang keberadaan kita, nama kita, orang-orang yang disediakan disekitar kita, udara yang kita hirup dan berkuasanya yang menyertai hidup kita.
Saya melihat tayangan sambil senyum-senyum bahagia, karena ide saya yang semula terlihat konyol indah juga jika divisualisasi seperti itu.
Kurang lebih enam tahun yang lalu saya membiasakan diri mengatakan didepan cermin, setiap pagi, atau waktu saya berpendapat hari itu kurang bersahabat. Deretan kata ajaib itu adalah :
Hallo saya….(sebut nama), sebut usia, saya menarik, saya kuat, saya berharga di mata Tuhan, dan seterusnya, kata-katanya bisa bertambah bisa berkurang sesuai kebutuhan. Waktu itu saya mengucapkan deretan kalimat itu disela-sela saya menunggu pesanan makanan disebuah food court. Teman yang bersama saya langsung nyletuk “mantra konfiden ya kak” sambil senyum saya jawab, “bukan” sebagai pernyataan tidak setuju. Sampai sekarang saya juga tidak memberi nama apapun kepada deretan kalimat ritual yang sering saya ucapkan itu. Meskipun fungsinya sama, untuk tetap kuat, yakin dan percaya diri.
Biasanya yang saya katakan hari kurang bersahabat, adalah arti lain dari kegagalan saya menjaga hati. Yang bisa menyebabkan saya mengamati realita lebih dari harapan.
Realita tentang kegagalan, kemustahilan, tentang tidak adanya dasar untuk tetap berharap. Atau kadang hanya sekedar menyetujui pendapat negatif orang yang sengaja dilemparkan untuk kita. Tentang apapun dari segi hidup kita, yang mungkin sebenarnya itu hanya pelengkap kehidupan, bisa dibilang asesoris, yang berada dibagian luar hidup kita dan melupakan keajaiban dari hidupan itu sendiri, yang kita jalani dari hari ke hari, yang memang terlihat wajar dan seharusnya. Sebenarnya jika diamati, betapa ajaibnya hari dimana kita dibentuk, kelahiran kita, nama kita, keindahan pagi, nafas hidup, perpindahan malam dan orang-orang disekitar kita. Sementara  masih ada orang yang harus berjuang keras untuk mendapatkan hidup itu sendiri.
Jika kita dalam kondisi sehat dan baik-baik saja, mungkin ini yang harus kita perjuangkan, bagaimana hidup dalam kebenaran. Mengapa harus kebenaran yang diperjuangkan, karena seperti yang kita sering dengar, bahwa baik belum tentu benar tapi kalau benar sudah pasti baik. Mengasihi dengan murah hati, memberi kepedulian dengan tulus dan sisanya kita serahkan kepada Sang Pemberi Hidup. Konon segala hal yang baik akan mengikuti.  

Jika hal sederhana tersebut menjadi budaya hidup kita sehari-hari  kalimat bijak ini akan menjadi bagian kita, bahwa orang yang paling berbahagia bukanlah mereka yang mendapatkan semua yang terbaik, tapi mereka yang melakukan yang terbaik dengan semua yang mereka dapatkan.

 

Indie *241112

Selasa, 23 Oktober 2012

Arti Hidup



Didunia, tidak ada satu hal yang pasti kecuali perubahan itu sendiri. Karena itu, kita harus mampu mengantisipasi terjadinya perubahan dengan melakukan perubahan juga. Yakni, berubah menjadi lebih bijak, berubah menjadi lebih baik.

Sebuah ungkapan menyebutkan, melakukan sesuatu hal yang sama dan berulang-ulang namun mengharapkan sebuah perubahan adalah sebuah kegilaan. Sebab, dunia selalu berubah. Waktu terus berputar. Karena itu, jangan pernah membiarkan diri kita terjebak dalam rutinitas yang itu-itu saja tanpa berusaha melakukan perubahan menuju kebaikan. Sehingga kita tidak akan menjadi “gila” dengan tidak melakukan apa-apa.

Karena itu, saat dunia terus berputar, kita juga harus mampu mengantisipasi dengan bergerak dan terus melangkah. Lakukan tindakan penuh perhitungan untuk mencapai tujuan. Waktu kita merasa dihadang dengan kegagalan, kita bisa segera bangkit dan mencari cara untuk melakukan perbaikan. Waktu ada rasa kekalahan yang sepertinya menghampiri, kita bisa segera melakukan perubahan dengan mengevaluasi segala kekurangan. Jika itu ada hubungannya dengan orang lain kita bisa segera bereskan dengan yang bersangkutan.

Mari lakukan berbagai macam perubahan menuju kebaikan. Dengan terus mengevaluasi dan mengoreksi kesalahan. Dengan terus menyiapkan langkah antisipasi terhadap segala ujian dan tantangan. Sehingga, saat dunia berubah, kita akan jadi pribadi-pribadi yang memiliki bekal dan kemampuan adaptasi yang mumpuni untuk mencapai kemenangan.

Harus selalu memformat ulang hati dan pikiran supaya sejalan, kalau meminjam bahasa teknik, dikalibrasi, supaya presisi dan akurat lagi secara fungsi. Sukses menjadi diri sendiri, dan menang atas diri sendiri. Saya baca personal message dari teman yang artinya senada “it is better to conquer yourself, than to win a thousand battles”.

Saya sempat berpikir, apakah memformat ulang hati dan pikiran bentuk pembelaan atas ketidak mampuan kita dalam menghadapi hal disekitar kita, jawabannya bukan.
Kenapa kita perlu memenangkan diri kita sendiri? Karena seringkali yang menjadi penghalang kita untuk bergerak maju dan menjadi lebih baik adalah diri kita sendiri. 
Tuhan memberi janji tentang keselamatan dan kekekalan. Tapi pada dasarnya Kekekalan ditentukan oleh diri kita sendiri. 

Level hidup tergantung bagaimana kita memaknai hidup kita, setidaknya ada tiga level yang sering kita dengar. Kemungkinan jika di deskripsi bisa lebih banyak.
ketiga keyakinan ini akan menggerakkan kita ke sebuah tujuan hidup.

1. Bergumul
Kehidupan yang seperti ini yang membuat kita setuju dengan beberapa pendapat umum yang sering kita dengar :
Hidup itu seperti roda atau roller coaster, adakalanya diatas, adakalanya dibawah.
Hidup itu seperti permainan kartu atau panggung sandiwara, apapun bagian yang kita terima harus tetap dimainkan.
Hidup seperti sirkus, penuh dengan permainan seru dan musik yang meriah.

2. Sukses
Kehidupan yang berorientasi pada nilai sukses dan pencapaian membuat kita setuju dengan pendapat bahwa  hidup itu seperti pertandingan atau balapan yang mengharuskan kita selalu menjadi terbaik dan terdepan, atau sebagai pemenang.
Hidup itu seperti teka teki, tidak bisa ditebak tapi harus dipecahkan.
Hidup seperti orchestra , harus bisa berdamai dengan orang-orang di sekitar demi terciptanya sebuah harmonisasi yang indah.

3. Berdampak
Inilah yang sesungguhnya menjadi level hidup tertinggi (nilai kehidupan tertinggi) yang tidak pernah menjadi pilihan. Pilihan hidup yang berorientasi pada kepentingan orang lain. Jadi ingat postingan Bp. H.H. di FB dengan judul Keseharian Heroik. Yang intinya melakukan kebaikan sebagai lifestyle, tanpa kebanggaan, bahkan rela tidak di ingat sedikitpun atau di 'enol' kan, from hero to zero. Bikin merinding, karena pada umumnya orang selalu minta di 'elu-elu' kan minimal di catat, besar-besar (hehehe sama aj ya.). Tapi sebenarnya jika kita mau merenungkan, pilihan hidup berdampak adalah jika kita bisa melewati dua kehidupan sebelumnya dengan cara dan reaksi yang benar, maka secara otomatis kita akan menikmati kehidupan yang ketiga.  
 
      Gambaran hidup menurut manual book (buku petunjuk) yang saya baca :
 
1. Hidup adalah ujian
Kita harus menganggap ujian sebagai kebahagiaan.
Jawaban atas ujian hidup adalah respon yang benar, harus cocok dengan kebenaran yang kita yakini.
Beberapa ujian terasa lebih sulit dari ujian lainnya, tapi ada Good News (kabar baik) untuk menghadapi ujian : Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.
Orang bijak bilang bahwa masalah diciptakan berpasangan dengan penyelesaian atau jalan keluar jadi akan selalu ada jalan keluar. 
Mengingat peristiwa beruntun pada beberapa bulan terakhir saya berani mencatat itulah ujian buat saya pribadi. Bagaimana saya merespon dengan benar dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk tetap pada sebuah keyakinan dan kepercayaan yang teguh.  
  
2. Hidup adalah sebuah kepercayaan
Everything comes from Him, everything happens through Him, everything ends up to Him. All glory, all praise.
Dengan menganut sebuah prinsip bahwa hidup ini milik Tuhan, kita pasti dengan sadar akan mengharuskan diri untuk menjaga hidup sebaik dan semaksimal mungkin.
Jawaban atas kepercayaan hidup adalah dapat dipercayai. 

Indie *231012

Sabtu, 09 Juni 2012

KETIADAAN (Jahat - Gelap - Dingin)


Seorang Profesor dari sebuah universitas terkenal menantang mahasiswa-mahasiswanya dengan pertanyaan ini, 
"Apakah Tuhan menciptakan segala yang ada?" 
Seorang mahasiswa dengan berani menjawab, "Benar, Dia yang menciptakan segalanya". "Tuhan menciptakan segalanya?" Tanya profesor sekali lagi. 
"Ya, Pak, segalanya" kata mahasiswa tersebut. 
Profesor itu menjawab, "Jika Tuhan menciptakan segalanya, berarti Tuhan menciptakan kejahatan juga dan menurut prinsip kita bahwa pekerjaan kita menjelaskan siapa kita, jadi kita bisa berasumsi bahwa Tuhan itu adalah kejahatan." 
Mahasiswa itu terdiam dan tidak bisa menjawab hipotesis profesor tsb. 
Profesor itu merasa menang dan menyombongkan diri bahwa dia telah membuktikan agama adalah sebuah mitos.
Mahasiswa lain mengangkat tangan dan berkata, "Profesor boleh saya bertanya?"
"Tentu saja" jawab si Profesor. 
Mahasiswa itu berdiri dan bertanya, "Apakah dingin itu ada?" 
"Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja ada." jawab si profesor.
Mahasiswa itu menjawab, "Kenyataannya, dingin itu tidak ada. Menurut hukum fisika, dingin adalah  ketiadaan panas. Suhu -460F adalah ketiadaan panas sama sekali dan semua partikel menjadi  diam dan tidak bisa bereaksi pada suhu tersebut. 
Kita menciptakan kata dingin untuk menggambarkan ketiadaan panas."
Mahasiswa itu melanjutkan, "Apakah gelap itu ada?" 
Profesor itu menjawab, "Tentu saja itu ada." 
Mahasiswa itu menjawab, "Sekali lagi Anda salah. Gelap juga tidak ada. Gelap adalah keadaan dimana tidak ada cahaya. Cahaya bisa kita pelajari, gelap tidak. Kita bisa  menggunakan prisma Newton untuk memecahkan cahaya menjadi beberapa warna dan mempelajari panjang gelombang seperti warna, tapi Anda tidak bisa mengukur gelap. Seberapa gelap suatu ruangan diukur dengan berapa intensitas cahaya di ruangan tersebut. 
Kata gelap dipakai untuk menggambarkan ketiadaan cahaya."
Akhirnya mahasiswa itu bertanya, "Apakah kejahatan itu ada?"
Dengan bimbang profesor itu menjawab, "Tentu saja, seperti yang telah kukatakan sebelumnya. Banyak kriminal dan kekerasan di mana-mana. Hal-hal tersebut adalah manifestasi dari  kejahatan."
Atas pernyataan itu mahasiswa itu menjawab, "Sekali lagi Anda salah, Pak. Kejahatan itu tidak ada. Kejahatan adalah ketiadaan Tuhan. Seperti dingin dan gelap, kejahatan adalah kata yang dipakai manusia untuk menggambarkan ketiadaan Tuhan. Tuhan tidak menciptakan kejahatan! Kejahatan adalah hasil dari tidak adanya kasih Tuhan di hati manusia. Seperti dingin yang timbul dari ketiadaan panas dan gelap yang timbul dari ketiadaan cahaya."
Dan Profesor itu pun terdiam. 


Cerita diatas menjadi pengingat tersendiri buat saya secara pribadi, waktu harus menerima kondisi diluar harapan, dalam proses perjalanan hidup. Harus diperhadapkan pada kondisi yang memaksa kita sebagai manusia pada umumnya harus menghakimi dan mengeluh dengan pertanyaan standard mengapa. Tapi ketika kita sadar bahwa apa yang mereka lakukan itu karena adanya satu alasan mutlak tentang ketiadaan, hal ini membuat hati kita jauh lebih tenang. Dengan begitu kita di beri kesempatan untuk melihat, bahwa dalam segala situasi selalu ada kebaikan yang Tuhan lakukan. Sebagai bukti bahwa memang TUHAN ada dan tidak pernah berhenti mengasihi hidup kita. 

Indie *090612

Rabu, 16 Mei 2012

Start from small step and Next


Saya menyambut sabtu 12 Mei 2012, seperti hari biasanya. Dengan beberapa rutinitas dan tanggung jawab yang harus saya selesaikan.
Mengerjakan ritual pagi dirumah, saat teduh dan bersih-bersih termasuk minum obat, salah satu kewajiban yang paling tidak saya sukai beberapa hari terakhir tapi tetap harus saya lakukan.

Sebenarnya kewajiban minum obat untuk terapi saya selama 21 hari sudah saya selesaikan tanggal 7 mei 2012, dan itu berarti menjawab kebosanan saya menelan obat. Tapi selasa pagi kondisi saya menurun, merasa cepat lelah dan yang paling mengkhawatirkan suara habis. Hal yang tidak boleh terjadi karena pekerjaan saya selalu bersuara. Kembali terpaksa saya harus minum obat antibiotik selama 7 hari terhitung dari kamis malam 10 Mei 2012.

Saya mulai mengajar dari pukul 10.00 wib.
Kebetulan siswa 10.30 – 11.00 wib kosong saya gunakan 30 menit yang kosong untuk menjawab bbm yang masuk dari temen, yang awalnya saling sapa. Kemudian pembicaraan berlanjut tentang kondisi kesehatan masing-masing.

Saya cerita tentang hasil USG 17 April 2012 lalu bahwa rahim saya ditemukan kista sebesar 3.4 cm dan adanya penebalan dinding rahim oleh lapisan endomitrium sehingga menjadi tidak standard atau tidak normal yaitu 8.5 cm. Sebuah penyakit yang cukup jadi momok dan menakutkan untuk para wanita beberapa tahun terakhir. Termasuk saya, pertama kali melihat kenyataan hasil diagnosa tsb. Meskipun hanya beberapa hari saja kekhawatiran itu membayangi pikiran saya. Tapi cukup memiliki pengaruh dalam aktifitas saya. Karena ternyata alam bawah sadar saya masih dikuasai rasa takut.

Siang itu saya melanjutkan obrolan melalui bbm dengan teman, saya katakan ke dia bahwa saya sudah lakukan bagian saya, periksa dan minum obat, tapi saya minta Tuhan yang operasi, dan dikeluarkan melalui cara apapun asal tidak harus diangkat dengan cara operasi. Saya sangat yakin dengan apa yang saya tulis waktu itu.

Tapi sekali lagi, itulah sisi kemanusiaan kita, sebagai orang-orang percaya. Kadang kita lupa dengan apa yang kita yakini, padahal keyakinan yang sudah kita ucapkan itu sudah ditangkap Tuhan sebagai doa kita kepadaNya.

Tidak kebetulan hari ini 12 mei 2012, saat teduh yang saya dapat tentang mujizat dan dari kamis saya juga dapatnya Miracle just a head.

Tiga jam setelah saya ngobrol dengan teman saya melalui blackberry tepatnya 1.30 pm, setelah menyelesaikan tanggung jawab saya dengan siswa terakhir saya hari itu.

Kalau boleh jujur perjalanan hidup terberat saya adalah hari ini, berawal dari ingin buang air kecil. Sebenarnya melihat banyak darah hari itu bukan pemandangang istimewa, karena sudah terbiasa sejak 5 maret – 17 paril 2012. Tapi yang membuat saya sangat ketakutan adalah  sekembali saya dari toilet, saya merasa badan sangat lemas dan tidak bertenaga, keringat dingin dan kesakitan yang sangat di seputar pinggang dan rahim. Kalau tidak mengingat itu ditempat kursus mungkin saya bisa teriak sekencang-kencangnya untuk melepas rasa sakit, tapi ternyata itupun tidak sanggup saya lakukan. Saya tidak bisa melakukan apapun, apalagi membereskan barang, atau jalan. Buka mata dan bicara dengan konsentrasi saja sudah tidak bisa didengar dengan jelas. Saya harus membatalkan dua siswa kursus dalam pertemuan dengan sangat terpaksa. Hanya berbaring di sofa panjang tempat kursus. Begitu banyak yang berkecamuk dipikiran. Ruang logika berkuasa penuh dipikiran. Antara harus kontrol ulang ke dokter yang menangani sejak awal dan niat ke rumah sakit terdekat yang sempat saya kenal. Saya sempat bicara dengan pemilik kursus minta diantar ke Rumah Sakit terdekat, Bersyukur, bahwa niat saya tidak bisa segera dikabulkan karena tidak  adanya kendaraan yang bisa digunakan untuk mengangkut saya, disamping itu juga karena kesibukan beliau berdua. Antara sadar dan tidak, saya sama sekali tidak bisa menerangkan apa yang waktu itu menguasai pikiran saya, yang pasti banyak sekali suara yang lewat, entah dari logika atau iman, saya bergumam, minta ampun sama Tuhan karena malas menjaga tubuh, hari jumat hanya makan pagi, sampai dengan hari ini tidak makan sedikitpun. Sempat berkata seandaianya ini hari terakhir saya sudah siap, tapi masih ada sedikit canda dari kata kesiapan itu, saya bilang kok kayaknya ada yang belum saya selesaikan dengan hidup saya, tapi belum jelas itu apa. Pikiran dan hati saya kemudian sepakat pada sebuah titik permintaan “Tuhan berikan saya kekuatan untuk bisa cari makan sebentar ke ruko sebelah terus beres-beres barang dan langsung pulang, supaya tidak menghadapi masa berat dan merepotkan ditempat orang, amin!" Dan puji Tuhan, beberapa detik setelah amin bisa berdiri dan langsung makan soto hanya 15 menit saya sudah kembali ke tempat kursus dan beresin barang-barang yang biasa saya bawa ke lokasi. Setelah makan saya ijin pulang, dengan kekuatan yang luar biasa. Meskipun tidak terhindar dari pemandangan yang kurang sedap, darah begitu banyak keluar sempat sedikit menodai sofa tempat saya berbaring. Saya sampai rumah 2.55 pm.

Langsung bergegas ke kamar kecil, tanpa mempedulikan sepeda motor yang saya gunakan kotor penuh darah. Ada benda aneh dipemandangan saya, gumpalan putih dan merah darah yang  awalnya saya pikir itu pembalut yang hancur karena terlalu banyak darah yang keluar. Ternyata bukan. Saya segera ambil barang aneh tersebut dan saya masukkan ke dalam toples kecil bekas keju. Saya bersih-bersih, minum obat, kemudian membuat janji dengan dokter yang menemukan kelainan di rahim saya sejak awal. Saya dapat jadwal jam 6.00 pm.

Selepas itu saya merasa sangat normal, sangat berbanding terbalik dengan kondisi saya beberapa menit yang lalu.
Kabar baik dipemeriksaan kedua, adalah dimensi kista berkurang menjadi 2.8 cm dan rahim saya kembali menipis dengan ukuran normal 7,6 cm.

Saya tidak tahu kapan tepatnya sel endomitrium yang menyebabkan dinding rahim saya menebal itu lepas, saya hanya berani memperkirakan itu pasti terjadi tepat diwaktu-waktu krisis saya antara 1.45 – 2.30 pm, tepat waktu saya mendapat kekuatan baru yang luar biasa untuk makan dan menuju perjalanan pulang.
Begitu banyak hal yang saya dapatkan melalui perkara ini, bahwa Tuhan melakukan tepat seperti apa yang kita doakan. Hanya kadang kita tidak siap dengan keyakinan atas permintaan kita, tepat pada waktu Tuhan berkenan mengerjakannya untuk kita.


Tapi disini saya berani berkata, tetap lebih menguntungkan di operasi Tuhan sendiri, karena tanpa resiko jika Tuhan yang melakukan operasi dalam tubuh kita, tidak ada benda asing yang harus dimasukkan kedalam tubuh kita, selain cara-cara alami yang Tuhan lakukan.
Meskipun tidak tahu dengan tepat apakah itu ada hubungannya dengan minuman Oxygen yang saya konsumsi, atau obat terapi yang saya taati untuk saya habiskan. Yang saya tahu sekarang hanyalah pasti semua ada dalam campur tangan Tuhan, saya semakin mengerti apa itu keyakinan dan bagaimana setiap waktu kita harus mempersiapkan diri menerima apa yang kita doakan dalam iman yang penuh kepada Tuhan.

Dari sini saya mengingat beberapa pesan yang pernah saya dapatkan dalam perjalanan iman saya sehubungan dengan hal ini, yaitu tentang apa yang Tuhan sediakan dalam hidup kita semua orang yang percaya kepada kuasaNya. Hati Tuhan tentang kita ada dalam Ef 2:4-7 

2:4 Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita,
2:5 telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita -- oleh kasih karunia kamu diselamatkan --
2:6 dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga,
2:7 supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus.
tentang From Glory to Glory. (dari kemuliaan kepada kemuliaan).
Yang lebih menarik dari janji itu sendiri adalah hal-hal yang menyebabkan kita tidak bisa menerima semuanya itu. Antara lain ada tiga hal yang tercatat dengan jelas :

1    1. No glory without vision - All glory start from vision
Bahwa apa yang kita lakukan harus berdasarkan sifat Tuhan yaitu benar dan ajaib.
Fil 2:6  yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan.
2 pet 1:3  Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib. (Everything life)
Mengandalkan Tuhan, dan selalu berpikir bahwa segala yang baik dalam hidup kita datangnya dari Tuhan, tentang kesanggupan dan kemampuan untuk melakukan hal-hal baik didalam hidup kita dan segala aktifitas kita,
2   2. No glory without sacrificed - Start from small step and next
Korban bisa dalam bentuk apapun. Bisa jadi kesehatan.
2 kor 12:7  Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri.
Kadang dibutuhkan satu takaran rasa sakit atau sebentuk tragedi dalam perjalanan hidup kita, untuk mengembalikan hati kita kepada tempatnya. Dengan demikian kita bisa  mengingat kembali bahwa Tuhan adalah pengendali hidup kita, dalam segala aktifitas dan kondisi apapun, hidup kita adalah miliknya.

3   3. No glory without obedience
Mentaati cara yang Tuhan mau, bukan yang saya mau.

Maju terus dalam perjalanan hidup dan iman, for we know Miracle just a head!

Abigail Indiana

Foto saya
I am a product of GOD's Grace. Single, Simple person but will always be an extraordinary person. Just a nature, Truth lover, jazzy lover, coffee lover. Selalu mendefinisikan setiap fase hidup dengan ucapan syukur. I love my beloved Savior, He loves me unconditionally.