Selasa, 10 September 2013

Bundaran Simpang Lima



Berada dipusat keramaian memang menyenangkan. Kita bisa menemukan banyak hal yang tidak kita jumpai diseputar rumah atau tempat aktifitas rutin kita.
Hari minggu 8 September 2013, sehabis melaksanakan tugas saya iseng jalan-jalan. Tidak direncanakan karena memang dadakan. Saya sengaja menelpon teman lama yang suka jalan-jalan juga. Dan kebetulan dia sedang berada disalah satu toko buku seputar simpang lima. Sebenarnya hari itu ada even menarik di kota lama, hidden heritage, tapi karena pertimbangan waktu dan lokasi akhirnya saya memutuskan untuk jalan-jalan diseputar simpang lima.
Kami berdua bertemu dipintu masuk mall Ciputra. Kemudian langsung berjalan menuju ke tempat tujuan, bundaran Simpang Lima. Senang melihat tempat ini. Terdengar sedikit aneh , terus terang saya sebagai orang semarang asli dari kecil baru bisa menikmati jalan-jalan santai hari ini.
Bukan berarti saya tidak pernah, hampir tiap hari saya lewat, hanya tidak pernah meluangkan waktu untuk sekedar menyusuri trotoar baru.  Dulu beberapa kali pernah karena ada acara obade atau kirab waktu masih usia sekolah, atau karena terlibat secara langsung acara kerohanian.
Bundaran Simpang Lima dimalam hari sekarang lebih menarik untuk tempat santai. Berbeda dengan pemandangan beberapa tahun yang lalu, terlalu banyak pedagang, dari makanan, pakaian hingga perlengkapan rumah. Terkesan padat tapi tidak efektif untuk dinikmati.
Baru malam ini saya bisa mengamati dari dekat, ternyata ada sebentuk taman yang menghadap pertigaan  lengkap dengan tempat duduk. Seputar trotoar hanya terdapat rental sepeda lampu. Sehingga masih banyak tempat yang bisa dinikmati pejalan kaki layaknya taman kota. Dilingkaran dalam juga terdapat jalan setapak untuk pejalan kaki, yaitu dilapis kedua setelah trotoar. Ada permukaan berbatu dan plester. Saya jadi ingat ada teman  baru dari philipina, wanita yang berprofesi sebagai pengajar pernah bercerita, sekarang dia lebih memilih setiap pagi jogging di Simpang Lima, daripada melakukan treatmill dipusat kebugaran. Dia sempat mengajak saya untuk bergabung.
Meskipun minggu malam ternyata tetap banyak yang menghabiskan waktu disana. Ada beberapa keluarga muda, keluarga sederhana atau pasangan. Kami (saya dan teman wanita) hanya menyusuri setengah lingkaran yang menghadap jalan ahmad yani, sengaja ingin mencoba jalan setapak lapis kedua yang ada dilngkaran dalam. Dan kami jalan kembali dengan berjalan ditengah lapangan. Rumput dilapangan sudah habis, karena selain sepeda ada juga rental sepeda bermotor dengan banyak model. Dari yang bentuk single mini, sampai yang beroda tinggi semacam atv. Hanya saya tidak sempat mengamati lokasi tepatnya rental berada.
Saya senang ada kesempatan untuk jalan-jalan di seputar simpang lima, meskipun belum sempat sewa sepeda. Lain waktu harus dicoba lagi karena kalau hanya berdua kurang seru, harus banyak orang, jadi ada yang bisa mengabadikan aktifitas dan  mengambil beberapa view indah yang ada diseputar bundaran simpang lima.
Berada dipusat keramaian selalu memungkinkan munculnya inspirasi, keinginan dan banyak hal untuk mewujudkan sesuatu dalam hidup kita, dari yang pernah kita nikmati tapi belum sempurna sampai kepada hal yang belum pernah kita alami sama sekali.
Teman saya waktu melihat pasangan muda, keluarga kecil atau keluarga besar, tiba-tiba bilang “kapan bisa seperti mereka, keinginan sederhana tapi susah ya mbak” begitu katanya, sambil kami berjalan menyusuri lapangan. Suatu ungkapan standard yang sering saya dengar, dari beberapa teman wanita seusia saya.
“hehe, iya sih, saya juga pengen, sangat pengen bahkan” jawab saya sambil senyum.
Dalam hati saya sampaikan keinginan dan kerinduan saya terdalam saat ini, kesembuhan sempurna dan utuh, tanpa ada sisa rasa sakit atau efek lain yang menyertai. saya menatap ke langit dan tanpa sadar menitikkan air mata seperti mengakhiri doa singkat. Pencahayaan yang kurang membuat saya leluasa melakukan aktifitas reflek yang singkat itu.
Kami berjalan menuju trotoar untuk menyeberang dan meninggalkan bundaran simpang lima. Sekali lagi cukup senang dengan spontanitas malam itu. Ada yang kurang sih, tidak mengurangi keindahan malam itu, minggu yang cerah di bundaran simpang lima.

Indie *08092013  

Minggu, 18 Agustus 2013

Karimunjawa 6 - 10 Agustus 2013



Pertama kali dapat tawaran wisata ke pulau karimunjawa saya hanya mempertimbangkan setengah hati. Keputusan bulat saya muncul setelah dipameri beberapa hasil jepretan teman yang baru saja pulang wisata bulan juni 2013, yang berperan sebagai ketua rombongan. Ditambah saya juga searching  pemandangan lokasi wisata pulau setempat. Asli suka.
Kemantapan atas keputusan tersebut begitu kuat, bahwa saya bakal menikmati wisata air yang istimewa. Dan benar, beberapa pemandangan yang sempat saya temukan hanya dengan gambar, saya bisa nikmati secara langsung. Tidak ada perubahan yang mengurangi keindahannya. Sampai saya bisa cerita lewat tulisan, meskipun mungkin deskripsinya kurang detail, tapi bisa membantu mengabadikan pengalaman jalan ke pulau indah yang masih menjadi bagian Indonesia.

Kalau ada wisata dengan tambahan pengalaman menarik yang pernah saya nikmati adalah liburan kali ini. Saya tetap bisa melakukan ritual atau gaya hidup sehari-hari saya dirumah, ditempat liburan. Karena biasanya, bagi saya hari libur identik dengan melakukan hal yang diluar hari bukan libur. Bangun siang, menikmati santai dan sebagainya. Tapi justru pengalaman-pengalaman menarik yang saya nikmati selama liburan itu adalah hasil dari konsistensi yang saya lakukan. Menyerahkan sepanjang hari yang akan kami lewati dalam berkat Tuhan, rencana perjalanan dalam tujuan wisata dan orang-orang yang akan kami temui.

Kami berangkat menuju pulau karimun menggunakan kapal express dari Jepara jam 11.40 wib. Sesuai informasi yang kami terima sebelumnya, yaitu 120 menit jarak tempuh perjalanan. Terasa cukup lama karena hampir sepuluh tahun tidak pernah menggunakan transportasi laut. Ada rasa pusing dan mual yang muncul bergantian. Tapi semua sensasi rasa tersebut berhenti dengan sendirinya begitu kapal express mendarat di dermaga pulau tujuan tepat jam 13.40 wib.

Selasa 6 Agustus 2013, Hari pertama menginjakkan kaki dipulau tersebut saya sudah mulai terkagum, ternyata setelah saya mencoba mengingat pemandangan pertama yang saya saksikan adalah yang paling sederhana dibanding tiga pulau yang kami kunjungi hari berikutnya.

Kami menginap di hotel yang lokasinya tepat dibelakang sebuah perairan yang awalnya digunakan sebagai tempat hiu bermukim, hanya pada saat kami berkunjung, hiu sedang direlokasi ketempat lain.
Sore pertama beberapa dari kami, termasuk saya bermain di perairan belakang hotel. Suasana terik tapi  sejuk sudah langsung dapat kami nikmati. Ada sebentuk dermaga standard yang tersambung dengan rumah apung. Dari informasi yang kami terima, kedepan akan difungsikan sebagai pilihan alternatif tempat singgah wisatawan. Kami bercanda sambil menanti sunset di lokasi tersebut untuk diabadikan. Sudah pasti tidak ketinggalan jepret sana jepret sini. Beberapa diantara kami sempat kembali kedermaga tersebut pada tengah malam untuk memancing ikan. Mereka bercerita menyaksikan pemandangan indah rumah apung yang menyala dan sempat melihat bintang jatuh. Sempat menyesal karena tidak bisa menikmati fenomena alam yang sering saya impikan tersebut. Tapi lepas dari itu, tidak mengurangi kebahagiaan.

Rabu 7 Agustus 2013, Hari pertama kami berencana memulai wisata ke pulau tengah dan pulau kecil yang berada di arah timur karimunjawa. Kami ber 16 diangkut menggunakan mobil pick-up dari hotel jam 8 pagi menuju dermaga Legonbajak, yang jaraknya cukup jauh kurang lebih 1 jam perjalanan. Jarak tempuh dari dermaga ke pulau tengah sebagai tujuan pertama 30 menit dalam kondisi air laut yang tenang dan menggunakan kapal nelayan yang biasa digunakan untuk melaut. Sesampainya di Pulau Tengah, kapal yang kami gunakan ditambatkan ke sebuah pohon dipinggir pantai.

Pulau tengah cukup luasa, kita bisa menemui toilet, beberapa tempat berteduh semacam gasebo dan sepasang suami istri dengan rumah panggungnya ditengah pulau berjualan es kelapa muda, minuman hangat, makanan ringan dan makanan instan untuk melayani wisatawan yang memerlukan. Sebenarnya kita bisa berkeliling memilih lokasi yang nyaman untuk kita berlama-lama sekedar bermain pasir putih dipinggir pantai. Tapi waktu itu kami hanya bermain di dua lokasi, beberapa teman yang tidak bisa berenang menikmati pemandangan bawah laut, bermain dan berfoto didekat dermaga. Beberapa dari kami yang suka berenang menikmati pemandangan bawah laut dengan perlengkapan snorkling. Saya sempat harus belajar ulang cara bernafas dengan alat yang wajib saya gunakan supaya bisa terbantu menikmati pemandangan bawah laut dengan leluasa. Tidak membutuhkan waktu lama. Saya sudah langsung bisa berpetualang sesuai apa yang saya bayangkan. Sempat terkendala dengan sepatu yang kegedean, belum lagi alat bantu nafas yang membuat saya terguling-guling dipinggir pantai karena kewalahan mengatasi alat yang memang belum biasa saya gunakan. Setelah menikmati pemandangan bawah laut diseputar pulau tengah, meskipun belum semua karena terlalu luas. Kami serombongan menuju ke pulau kecil sesuai rencana semula. Jarak tempuh terhitung dari pulau tengah kurang lebih 30 menit dalam kondisi air laut tenang.

Kami mendarat di dermaga pulau kecil tempat parkir kapal yang kami tumpangi. Kami serombongan menuju ketepi pantai lewat dermaga sambil membawa barang bawaan kami. Sesuai namanya pulau kecil tidak terlalu luas, tetapi harus extra waspada karena ditepi pantai terdapat banyak bulu babi yang terkenal beracun. Kita bisa menjumpai gazebo, bahkan ada mini bar yang terlihat seperti bangunan baru. Tidak ada informasi apakah karena itu hari libur atau memang bangunan tersebut sudah tidak berfungsi. Tidak ada toilet yang bisa kita temui. Kita bisa berkeliling pulau hanya dengan beberapa menit. Seperti biasa kami selalu memilih dua lokasi singgah untuk berlama-lama, karena memang kami terdiri dari dua kelompok yang suka berenang dan yang tidak bisa berenang. Kami yang suka berenang langsung kembali ke dermaga untuk snorkeling. Kami langsung sibuk dengan tujuan masing-masing, ada yang memancing ada yang berfoto dibawah laut bersama dengan penghuninya. Saya sendiri sibuk berenang sambil terus berharap menemukan penghuni air yang awalnya hanya bisa saya lihat melalui  tv. Mata saya berkeliling mencari penghuni bawah dan ketemu nemo, ikan warna-warni, tiram warna warni, berbagai bentuk dan warna terumbu karang yang indah-indah. Tidak ketinggalan, berkali-kali merasakan asinnya air laut, karena kelelahan lalu salah bernafas, kait pelampung yang saya kenakan juga sempat lepas karena bergelembung terlalu lama dipermukaan air. Kami sangat puas dengan petualangan wisata hari pertama di pulau tengah dan pulau kecil. Jam 6.45 pm kami sudah tiba di hotel.

Kamis 8 Agustus 2013, Hari kedua berwisata darat ke Hutan Mangrov. Pemandangan yang terhampar cukup indah, hanya terasa sangat terik, jadi setelah berkeliling mengitari setengah dari luas hutan tersebut, kami isitirahat cukup lama disebuah jembatan. Hari itu tepat hari pertama lebaran, (hari raya idul adha 1434 H). Kami mendapat undangan dari penduduk setempat yang menjadi guide wisata. Kami menggunakan waktu makan siang untuk singgah, bersilaturahmi dan membangun hubungan yang baik dengan penduduk asli karimunjawa. Kebanyakan adalah suku bugis, Madura dan jawa. Kami di jamu dengan makanan lebaran khas bugis. Ada aneka makanan ringan, sambal goreng ayam, sambal goreng tongkol dan sebagai makanan pendamping adalah buras pengganti nasi, yaitu lontong berbentuk kotak. Nikmat sekali menirukan cara makan disana, semua disajikan dalam satu nampan untuk 4-5 orang, dan semua makan bersama. Ada banyak pohon jambu mete, warna hijau, merah, kuning. Jambu air juga banyak, hanya satu yang saya baru temui disini, jambu air warna putih.

Cukup lama kami singgah selama bergantian di dua rumah penduduk yang masih bersaudara, sebenarnya kalau mengiyakan semua penduduk yang melihat kehadiran rombongan kami, semua mengundang untuk bisa singgah dan bersilaturahmi. Tapi setelah itu rombongan memutuskan untuk melanjutkan perjalanan wisata darat ke tandjong tracking adventure. Ada beberapa tempat yang diakui bernilai sejarah oleh penduduk setempat. Kami diajak berkeliling bukit batu yang cukup terjal dan curam meskipun tidak terlalu luas, tapi lumayan bikin berkeringat puas buat kami yang menyukai petualangan, hitung-hitung sebagai pengganti olah raga selama liburan. Sempat berhenti lama di lokasi yang disebut  goa jepang, untuk berfoto, letaknya dekat batu mandi.

Jumat 9 Agustus 2013 adalah hari terakhir kami berwisata menyebarang ke pulau. Jam 8.30 kami berangkat dari hotel menuju kedermaga. Tujuan kami masih kearah timur Karimunjawa, yaitu pulau Cendikia, yang berdekatan dengan pulau gundul. Informasi dari penduduk setempat yang selalu mengawal perjalanan kami, pulau tersebut biasa digunakan untuk latihan perang. Penduduk setempat yang berlaku sebagai guide wisata jarang menawarkan kunjungan ke pulau Cendikia karena jarak tempuh dan bentuk terumbu karang yang tinggi. Jarak tempuhnya yang cukup lama yaitu 1 jam perjalanan dengan kondisi laut tenang menjadi alasan utama, karena resiko ketidak stabilan gelombang air laut. Alasan berikutnya adalah bentuk terumbu karang yang tinggi-tinggi seperti raksasa diseputar pulau tersebut cukup membuat kuatir karena berpotensi membuat kapal karam jika jurumudi kapal tidak memperhatikan dengan baik kondisi sekitar. Meskipun jika dicermati juga menguntungkan, karena kita bisa dengan mudah mencari karang raksasa untuk menambatkan sauh supaya kapal aman berlabuh.

Dari kapal kedalaman air terkesan dangkal karena kejernihan air dan terumbu karang yang tumbuhnya lebih tinggi besar dibanding pulau yang kami kunjungi sebelumnya. Membuat taman bawah laut serta penghuninya terlihat begitu indah dan sempurna dari permukaan laut. Rasanya sayang kalau harus  melewatkan kesempatan undangan untuk langsung terjun bermain dipemandangan indah tersebut. Tidak menunggu lama saya dan beberapa teman berkeliling melihat lokasi yang lebih dalam untuk terjun ke air untuk menghindari benturan dengan karang. Kejernihan air sangat membantu kami langsung terjun tanpa menunggu waktu lama disamping itu juga karena kapal kami belum menepi. Seperti biasa masing-masing sibuk dengan agendanya. Berkeliling mencari makhluk laut yang ingin ditemui atau mencari view yang bisa diambil untuk mengabadikan moment bawah laut. Senang bisa berkesempatan melihat bintang laut, warna dark blue yang cukup besar dan warna coklat dengan kombinasi broken white. Saya sebenarnya pengen memegang bintang laut warna putih, tapi saya hanya bisa melihat dari kejauhan. Kurang lebih 90 menit kami bermain ditengah laut yang cantik dan tenang ditengah teriknya matahari.

Setelah puas bermain air kami langsung naik ke kapal yang kemudian langsung dibawa ketepi pulau cendikia tepat waktu makan siang. Seperti semula, kami berencana lunch dipulau tersebut dengan menu ikan bakar. Berbagai jenis ikan selain hiu yang kami berhasil dapatkan dengan mudah langsung dikerjakan dengan sigap oleh beberapa teman. Tanpa komando, masing-masing kami mengambil peranan, beberapa mencari sabut kelapa dan batang kering untuk bahan bakar, beberapa menyiapkan kayu panjang sebagai penjepit ikan untuk dibakar. Dan ada yang menyiapkan bumbu penyedap sederhana hanya dari kecap, potongan bawang merah dan cabe. Semua terlihat begitu sibuk dan tidak sabar menanti waktu makan bersama. Setiap ikan yang sudah siap santap langsung diserbu bersama dan ludes. Kami semua begitu lahap menikmati lunch ala alam, ada yang menyantap hanya ikan dan sambal, ada yang menggunakan nasi, ada juga yang menggunakan buras. Nasi kotak yang sengaja kami bawa untuk bekal tidak semuanya tersentuh, karena lebih tertarik dengan menu on the spot. Menyenangkan sekali bisa terlibat secara langsung kesibukan langka yang baru saya nikmati siang itu. Unforgettable moment. Pengalaman yang sangat indah.

Setelah membereskan segala sesuatu kami kembali ke kapal untuk melanjutkan perjalanan ke pulau kecil yang berjarak 30 menit dari pulau cendikia dengan kondisi laut tenang. Kami tidak bosan untuk kedua kalinya mendarat di pulau kecil yang waktu itu sekitar pukul 2.40 pm. Beberapa diantara kami adalah pemancing ikan, dan lokasi pulau kecil sangat menyenangkan untuk memancing. Disamping itu juga cukup teduh untuk hanya bermain atau berbaring dipinggir pantai. Beberapa diantara kami sengaja menghabiskan waktu sisa untuk beristirahat, tidur dan sekedar bermain. Kami mengambil lokasi yang sama seperti hari pertama kunjungan kami, yaitu sisi kiri dermaga. Kami langsung mencari posisi masing-masing untuk berbaring. Ada yang beralaskan pelampung atau jaket, ada juga yang membentuk pasir putih sebagai alas kepala. Laut yang tenang, langit cerah serta udara yang sejuk dan teduh, sangat melengkapi kesempurnaan dan keindahan suasana liburan kami dipulau kecil. Kami kembali ke dermaga Legonbajak tempat transit kapal jam 5.20 pm, sempat menjumpai kapal tanker navareno dari samarinda yang mengangkut air bersih. Dan mampir ke pemilik guest house yang berdekatan dengan dermaga.
Kami meninggalkan karimunjawa menggunakan kapal express menuju ke kota Jepara. Perjalanan laut  kembali tepat waktu meskipun keberangkatannya sempat molor satu jam dari waktu yang sudah ditentukan, karena ada hal teknis.

Kami benar-benar menikmati liburan yang sempurna di pulau karimunjawa. Meskipun tidak semua pulau kami kunjungi, tapi menurut pendapat teman yang beberapa kali menikmati keindahan pulau karimunjawa, wisata kami saat ini tergolong istimewa, karena kami dibawa ke pulau yang jarang dikunjungi wisatawan lain. Kebanyakan pulau terletak dibarat pulau karimunjawa. Total pulau yang ada kurang lebih 30 pulau, termasuk salah satu pulau besar yang dibeli oleh salah satu perusahaan swasta besar di Indonesia. Kemungkinan akan banyak investor atau konglomerat yang akan menyusul berinvestasi di tempat wisata yang sangat potensial tersebut. Saya pun berandai-andai kalau punya banyak uang, hehehe.
Setiap menit perjalanan laut dan darat bisa kami nikmati, meskipun menggunakan transportasi yang serba sederhana, tapi itulah kebahagiaan, bisa menikmati segala yang tersedia didepan mata sebagai hal terbaik dengan ucapan syukur.

Semua kemantapan saya berwisata dalam berkat dan perlindungan Tuhan terkonfirmasi dengan dianugerahi cuaca cerah, kekompakan rombongan dan laut tenang tanpa gelombang. Ketenangan laut jika diperhatikan dari pantai lebih mirip kolam renang raksasa. Bahkan kami dimanjakan dengan fenomena alam yang boleh kami saksikan, bintang jatuh dimalam pertama kami datang, serta pelangi pada waktu kami dalam perjalanan menuju dermaga untuk meninggalkan karimunjawa. Berbanding terbalik dengan kabar cuaca dan gelombang tinggi yang kami terima sebelumnya bahkan sekembali kami ke kota Semarang, menurut BMKG gelombang kembali tinggi antara 2-3 meter. Pengalaman pertama yang membahagiakan.
Karimunjawa menjadi pengalaman pertama kedua saya setelah pengalaman pertama yang pertama ditahun ini, menyaksikan keseruan java jazz Maret 2013 lalu.

*17082013

Minggu, 21 Juli 2013

Makanan



Saya punya tas yang dari dulu biasa saya bawa setiap kali mau latian dipusat kebugaran. Dimanapun saya bergabung saya selalu menggunakan tas yang sama dengan isi yang tidak pernah berubah, bahkan bisa dibilang untuk barang tertentu tidak pernah saya keluarkan dari tas tersebut. Sudah jadi kebiasaan kalau saya mengeluarkan dari tas perlengkapan yang setelah latihan akan saya gunakan, tapi malam itu karena waktu saya buru-buru pulang dan batal memakai perlengkapan yang sudah saya siapkan.
Sesampai dirumah, saya ambil beberapa perlengkapan yang biasa saya bawa di tas kerja harian. Ketika saya periksa ternyata ada perlengkapan yang tertinggal. Saya iseng langsung menelpon pusat kebugaran untuk menanyakan. Meskipun bukan barang mahal tapi jawaban dari seberang membuat saya sedikit tersenyum lega. Jawabannya terdengar yakin, polos dan senang. Mungkin karena dia bisa membantu saya. Sebut saja mbak A yang melayani telpon saya mengatakan, kalau barang yang saya maksud memang tertinggal di loker yang tadi sore saya pakai untuk menyimpan tas. Si A berjanji akan menyimpankan barang tersebut untuk saya sebelum saya menutup telpon.
Tiga hari kemudian saya baru tahu kalau ada satu lagi perlengkapan yang tertinggal. Saya kembali menelpon, hanya tidak menjumpai mbak A, melainkan B. Kemudian saya hanya sebut detail barang, hari dan loker. Tanpa tahu apakah ditemukan atau tidak.
Selang satu minggu saya kembali ke pusat kebugaran, dengan yakin meminta barang yang saya diyakinkan telah ditemukan, tapi ternyata malah yang kembali barang kedua. Sempat merasa bingung dan aneh, beberapa hari saya kembali, saya selalu iseng kembali menanyakan dengan B, C, D, E yang saya temui jawabannya sama, tidak ada.
Seperti biasa saya latian kalau sempat dan tidak malas. Saya kembali datang pada hari diluar kebiasaan. Saya begitu yakin bahwa si A adalah orang yang ada dalam bayangan saya. Dan benar begitu masuk ruang ganti, saya melihat si A. Sempat melihat adegan dia sedang dikerjain, sama temannya, sambil melempar kata yang terkesan menyudutkan. Meski hanya sekilas memperhatikan saya menangkap, si A menanggapi hal itu dengan santai, mungkin itu adegan yang sudah biasa terjadi.
Dalam hati saya jadi semakin yakin. Tapi saya sengaja menunda untuk berkomunikasi. Beberapa saat sebelum meninggalkan tempat tersebut saya ada kesempatan untuk ngobrol dengan si A. Senang mendengar penuturannya yang polos dan jujur tentang hal yang sebenarnya terjadi. “Saya waktu ibu telpon bingung, yang ketinggalan dua kok yang ditanyain cuma satu, tapi pas saya mau bilang, ibu sudah bilang trimakasih dan buru-buru  nutup telpon", "maaf ya buk, saya seharusnya mau kembalikan barang itu ke ibu tapi barangnya malah tidak ada ditempat simpanan”. Tidak tahu kenapa saya senang dengar itu. Mungkin karena keyakinan saya terkonfirmasi. Padahal barang saya yang dia janji simpankan tidak berhasil dia kembalikan karena sudah berpindah tempat tanpa si A ketahui atau ada yang mengingini.  
Saya jadi mengingat ungkapan yang mengatakan orang bodoh adalah makanan orang pintar atau orang pandai. Apakah itu sejajar dengan orang jujur makanan orang tidak jujur (orang yang kehilangan kejujuran), atau orang baik makanan orang tidak baik (orang yang kehilangan kebaikan) dan selanjutnya dan selanjutnya.
Saya menangkap kejadian ini adalah sebagian kecil dari contoh adegan sederhana yang bisa saya pelajari, karena yang pasti masih banyak sekali kejadian-kejadian yang lebih dari ini. Di dunia sekarang ini segala sesuatu serba dimungkinkan.
Termasuk golongan manapun kita, kalau kita masuk golongan makanan, ada baiknya jika kita memperlengkapi diri dengan takut akan Tuhan. Karena hanya dari takut akan Tuhan datang hikmat, perlindungan dan kebahagiaan.
Kita bisa disenangkan dengan sebuah keyakinan yang terkonfirmasi, sekalipun dasarnya hanya dari feeling kita. Apalagi jika kita meyakini sesuatu yang berdasar pada Janji Tuhan kemudian kita menerima penggenapan atas janji tersebut. Pasti bisa dibayangkan senang yang kita maksud akan berubah menjadi kebahagiaan yang tidak terkira. 

Indie *200713

Jumat, 24 Mei 2013

BELAJAR MEMAHAMI


Pernahkah anda merasa tidak dilibatkan dalam sebuah rantai aktifitas rutin yang berkesan sengaja? Atau anda pernah berdiskusi dengan seseorang dan anda menganggap lawan diskusi anda adalah orang yang selalu mencari pembenaran, dan tidak jujur mengakui kebenaran yang anda sampaikan? Atau anda pernah mengalami situasi dimana anda menyampaikan sebuah kabar yang benar, tetapi justru orang-orang menganggap anda sebagai seorang pembohong? Karena hal paling sukar didunia adalah menyampaikan fakta yang tidak bisa dibuktikan. Saya rasa situasi seperti ini semua orang pernah mengalaminya atau bahkan lebih dari itu.
Pada dasarnya, cara berpikir manusia, bertingkah laku, bersikap dan lain-lain adalah egosentris. Artinya, sudut pandang yang dipegang adalah sudut pandang pribadi. Ini adalah hal yang manusiawi. Seseorang berbuat untuk mempertahankan eksistensi pribadi. Hal yang menjadi masalah adalah jika pribadi-pribadi tersebut bertemu, maka akan memunculkan sudut pandang pribadi yang berbeda-beda. Yang lebih mengacaukan lagi ada pribadi-pribadi yang hanya suka mengambil sisi negatif kemudian meneruskan informasi yang tidak selengkapnya dan sebenarnya. Bagaimana cara membangun komunikasi dengan pribadi yang memiliki sudut pandang yang berbeda-beda?
Terkadang kita terpikat dengan seseorang, dimana kita melihat mereka sangat berhasil dalam membangun komunikasi. Atau kita percaya pada teman kita yang luar biasa, yang sangat perhatian kepada kita dan komunikatif.
Hal yang kita temukan pada orang-orang yang bisa membangun komunikasi yang baik adalah, mereka selalu dapat menempatkan posisinya secara tepat. Terkadang kita akan melihat mereka adalah seorang pendengar yang baik, dan diwaktu yang lain akan menjadi pembicara yang baik, dan situasi yang lain, mungkin kita akan menemukan mereka sebagai pemberi saran yang jitu. Seseorang yang berhasil dalam membangun komunikasi adalah orang yang bisa memahami sudut pandang dan kebutuhan orang lain. Mereka menekan ego pribadinya sendiri, untuk bisa mendalami pendapat orang lain.
Fakta yang kita ketahui bahwa, seseorang yang mau menang sendiri, suka berdebat, dan tidak mau mengakui kesalahan, adalah orang-orang yang tidak kita sukai. Yang menjadi masalah adalah, jika ketidaksukaan kita kepada mereka membuat kita memaksakan kehendak kita dan tidak mendengarkan apa yang hendak mereka sampaikan, sehingga kita membalasnya dengan sikap yang tidak bersahabat.
Belajar memahami sikap dan pendapat orang lain menunjukkan bahwa kita bertingkahlaku sebagai orang dewasa. Semua orang bisa berbicara dan berdebat, tetapi tidak semua orang bisa memahami sikap orang lain atau menjadi pendengar baik.
Adakah ‘zat kimia’ tertentu atau pola tertentu yang mempengaruhi sifat, sikap, serta reaksi kita, dan itu terasa dalam menghadapi berbagai situas? Sehingga, kita bisa lebih berdamai dan mengerti mengapa semua reaksi itu terjadi. Bukankah akan lebih nikmat hidup ini kalau kita satu sama lain saling memahami?

Florence Litteur, penulis buku terlaris Personality Plus menguraikan, ada empat pola watak dasar manusia. Kalau saja semua sudah kita pahami, kita akan sangat terbantu sekali dalam berhubungan dengan orang lain. Kita akan jadi mengerti mengapa teman atau atasan kita gampang sekali berjanji,  Dan hebatnya, dengan mudah pula ia melupakannya. “Oh ya, saya lupa,” katanya sambil tertawa santai. Kita juga akan mudah mengerti mengapa ada teman kita tidak mau sedikitpun mendengar pendapat kita, tidak mau kalah, cenderung mempertahankan diri, selalu merasa benar dengan pendapatnya, dan makin sengit bertengkar kalau kita mau coba-coba untuk mengalahkannya.

Menurut Florence, golongan watak pertama adalah sanguinis, “yang populer”. Mereka ini cenderung ingin populer, ingin disenangi oleh orang lain. Mereka senang sekali bicara tanpa bisa dihentikan. Gejolak emosinya bergelombang dan transparan. Pada suatu saat ia berteriak kegirangan, dan beberapa saat kemudian ia bisa jadi menangis tersedu-sedu.

Namun, orang-orang sanguinis ini sedikit agak pelupa, sulit berkonsentrasi, cenderung berpikir ‘pendek’ dan hidupnya serba tidak beraturan. Jika suatu kali anda melihat meja kerja teman atau orang terdekat anda cenderung berantakan, agaknya bisa jadi ia sanguinis. Kemungkinan besar ia pun kurang mampu berdisiplin dengan waktu, sering lupa pada janji, apalagi bikin planning atau rencana. Namun, kalau disuruh melakukan sesuatu, ia akan dengan cepat mengiyakannya dan terlihat sepertinya betul-betul hal itu akan ia lakukan. Dengan semangat sekali ia ingin membuktikan bahwa ia bisa dan akan segera melakukannya. Tapi percayalah, beberapa hari kemudian ia tidak melakukan apapun juga.
Lain lagi dengan tipe kedua, golongan watak melankolis, “yang sempurna”. Agak berseberangan dengan si sanguinis. Cenderung serba teratur, rapi, terjadwal, dan tersusun sesuai pola. Umumnya mereka ini suka dengan fakta-fakta, data-data, angka-angka, dan sering sekali memikirkan segalanya secara mendalam. Dalam sebuah pertemuan, orang sanguinis selalu saja mendominasi pembicaraan. Namun, orang melankolis cenderung menganalisis, memikirkan, dan mempertimbangkan. Lalu, kalau bicara pastilah apa yang ia katakan betul-betul merupakan hasil yang ia pikirkan secara mendalam sekali.
Orang melankolis selalu ingin serba sempurna. Segala sesuatu ingin teratur. Karena itu jangan heran jika kita menemukan seorang balita yang ‘melankolis’ tidak akan bisa tidur hanya gara-gara selimut yang membentangi tubuhnya belum tertata rapi. Dan, jangan pula coba-coba mengubah isi lemari yang telah disusun oleh teman kost  ‘melankolis’ Anda. Sebab, betul-betul ia menata dengan sangat rapi, dari  warna, jenis, dan klasifikasi pemakaiannya sudah ia perhitungkan dengan rapi. Kalau perlu ia tuliskan satu per satu tata letak setiap jenis pakaian tersebut dengan maping. Ia akan dongkol sekali kalau susunan itu tiba-tiba jadi lain.

Ketiga, adalah manusia koleris, “yang kuat”. Mereka suka sekali mengatur orang, suka tunjuk-tunjuk atau perintah-perintah orang. Orang koleris senang dengan tantangan, suka petualangan. Mereka punya rasa, “Hanya saya yang bisa menyelesaikan segalanya ; tanpa saya berantakan semua.” Karena itu mereka sangat goal oriented, tegas, kuat, cepat, dan tangkas mengerjakan sesuatu. Baginya tidak ada istilah tidak mungkin. Seorang wanita koleris, mau dan berani naik tebing, memanjat pohon, bertarung ataupun memimpin peperangan. Kalau ia sudah kobarkan semangat “Ya pasti jadi!” maka hampir dapat dipastikan apa yang akan ia lakukan akan tercapai seperti yang ia katakan. Sebab ia tidak mudah menyerah, tidak mudah pula mengalah. Jika ditunjang dengan tatanan nilai yang baik dalam hidupnya akan menjadi pengaruh positif. Sehingga tidak menyesatkan hidupnya dengan menghalalkan segala cara dalam pencapaian.

Hal ini berbeda sekali dengan jenis keempat, yaitu sang flegmatis atau “cinta damai”. Kelompok ini tidak suka terjadi konflik, karena itu disuruh apa saja ia mau lakukan, sekalipun ia sendiri tidak suka. Baginya kedamaian adalah segala-galanya. Jika timbul masalah atau pertengkaran, ia akan berusaha mencari solusi yang damai tanpa timbul pertengkaran. Ia mau merugi sedikit atau rela sakit, asalkan masalahnya tidak terus berkepanjangan.
Kaum flegmatis kurang bersemangat, kurang teratur, dan serba dingin. Cenderung diam, kalem, dan kalau memecahkan masalah umumnya sangat menyenangkan. Dengan sabar ia mau jadi pendengar yang baik, tapi kalau disuruh untuk mengambil keputusan ia akan terus menunda-nunda.
Dari sekarang coba amati orang-orang disekitar Anda, rekan kerja, teman di komunitas atau anggota keluarga. Jangan-jangan Anda sekarang mulai mengerti mengapa mereka selama ini bertingkah laku “seperti itu”. Dan, Anda pun akan tertawa sendiri waktu mengingat berbagai kejadian selama ini.
Tapi apakah persis begitu? Tentu saja tidak. Florence Litteur, berdasarkan penelitiannya bertahun-tahun telah melihat bahwa ternyata keempat watak itu pada dasarnya juga dimiliki setiap orang. Yang beda hanyalah ‘kadarnya’. Oleh sebab itu muncullah beberapa kombinasi watak manusia.

Ada orang yang tergolong koleris-sanguinis. Artinya kedua watak itu dominan sekali dalam mempengaruhi cara kerja dan pola hubungannya dengan orang lain. Di sekitar kita banyak sekali orang-orang tipe koleris-sanguinis ini. Ia suka mengatur-atur orang, tapi juga senang bicara (dan mudah juga jadi pelupa).

Lain lagi dengan kaum flegmatis-melankolis. Pembawaannya diam, tenang, tapi ingat, semua yang Anda katakan akan ia pikirkan, ia analisis. Lalu, saat mengambil keputusan pastilah keputusannya berdasarkan perenungan yang mendalam dan ia pikirkan matang-matang.

Banyak lagi tentunya kombinasi yang ada pada tiap manusia. Tetapi yang penting adalah bagaimana memanfaatkannya dalam berbagai aktivitas hidup kita. Jika kita bisa saling mengerti sifat dan watak ini,  akan cenderung ‘memaafkan’ ketika ada kesalahpahaman dan berusaha untuk menyikapi perbedaan watak itu secara bijaksana.
Watak manusia memang amat beragam. Jika ada pertanyaan, di antara semua watak itu, mana yang paling baik? Jawabannya, tidak ada yang paling baik. Semuanya baik. Tanpa orang sanguinis, dunia ini akan terasa sepi. Tanpa orang melankolis, mungkin tidak ada kemajuan di bidang riset, keilmuan, dan budaya. Tanpa kaum koleris, dunia ini akan berantakan tanpa arah dan tujuan. Tanpa sang flegmatis, tidak akan ada orang bijak yang mampu menjadi pendamai.
Yang penting bukan mana yang terbaik. Sebab kita semua bisa mengasah keterampilan bagaimana  berhubungan dengan orang lain (interpersonal skill). Tentu saja awalnya adalah, “kita dulu yang harus berubah.” Belajarlah jadi pengamat tingkah laku manusia, lalu tertawalah!

Indie *240513



Abigail Indiana

Foto saya
I am a product of GOD's Grace. Single, Simple person but will always be an extraordinary person. Just a nature, Truth lover, jazzy lover, coffee lover. Selalu mendefinisikan setiap fase hidup dengan ucapan syukur. I love my beloved Savior, He loves me unconditionally.