Senin, 11 Februari 2013

Berteman Dengan Elang Atau Serigala




Saya menyimpan tulisan tersebut dari display picture teman karena tertarik dengan tulisannya. Tulisan yang bisa menjadi panduan bagaimana sebaiknya kita menjalin atau membangun sebuah hubungan pertemanan.
Sebenarnya yang membuat saya tertarik dari tulisan itu, untuk bisa menjadi pengingat buat diri saya sendiri supaya tidak menjadi orang yang naif seperti selama ini, menganggap orang-orang yang saya kenal akan sebaik dan setulus saya memperlakukan mereka. Dan sering terheran-heran (secara berulang-ulang) jika ada orang yang bisa berbuat jahat, berkhianat atau yang sejenisnya. Apalagi tanpa alasan.
Hidup kita sebagian besar ditentukan oleh orang-orang yang bersama-sama dengan kita. Jika kita berlari bersama seekor Srigala, kita akan belajar cara melonglong dan menerkam. Tapi jika kita bergaul dengan Elang, kita akan belajar cara membumbung tinggi di angkasa dan menikmati badai dalam kesendirian.
Percaya atau tidak, hampir semua kesedihan berasal dari hubungan dengan orang yang salah. Semakin sedikit kita berhubungan dengan orang yang negatif, semakin banyak kemajuan yang bisa kita capai. Setiap kali kita kompromi dengan kekurangan orang lain, berarti kita sedang menambah kekurangan kita.
Karena itu terkadang membuat kita tiba pada sebuah keputusan lebih baik kita sendiri, dari pada berteman dengan orang tidak baik.  Jangan terburu-buru salah mengerti dengan kata “lebih baik sendiri” karena disini bukan berarti kita tidak membutuhkan teman, atau tidak akan berteman dengan siapapun. Tapi  untuk sementara kita belajar lebih peka dengan siapa harus berbagi supaya kita bisa menikmati keindahan dari sebuah hubungan.    
Kita harus mewaspadai perkembangan hidup pertemanan kita karena mencampur adukkan pergaulan baik dan buruk dalam hidup kita bisa jadi mengakibatkan kita merasa mundur dua langkah setiap kali berusaha membuat kemajuan satu  langkah.
Hal lain yang bisa menandai kemunduran kita adalah jika seorang pemalas tidak membuat kita merasa terganggu, mungkin itu bisa diartikan bahwa kita sudah sama seperti dia.
Kembali lagi, hidup adalah pilihan, dalam berteman kita juga harus menentukan siapa yang akan menjadi teman dekat kita dengan hati-hati. Adakalanya kita salah menilai seseorang diawal, kita berekspektasi terlalu tinggi kepada seseorang dan akhirnya kita kecewa karena  orang yang kita harapkan bisa menjadi partner yang baik ternyata tidak seperti yang kita pikirkan.
Pepatah kuno berkata, "Orang yang berbaring bersama anjing akan bangun bersama kutunya." Atau kalimat lain yang senada wajah seseorang dipantulkan oleh cermin, namun seperti apa kita sesungguhnya dicerminkan oleh orang-orang yang bergaul erat dengan kita - entah itu baik, entah itu buruk.
Mengutip tulisan Thomas Carlyle yang mengatakan, "Tunjukkan kepada saya orang yang anda hormati, dan saya akan tahu orang seperti apa anda, karena hal itu menunjukkan pada saya sosok manusia ideal anda, dan bahwa anda ingin menjadi orang seperti itu."

Indie *120213

Abigail Indiana

Foto saya
I am a product of GOD's Grace. Single, Simple person but will always be an extraordinary person. Just a nature, Truth lover, jazzy lover, coffee lover. Selalu mendefinisikan setiap fase hidup dengan ucapan syukur. I love my beloved Savior, He loves me unconditionally.