Rabu, 21 Oktober 2015

Gaya Hidup Memberi

Beberapa bulan ini ada satu pembelajaran berseri tentang peningkatan kualitas hidup. Yang menarik hal edukatif yang saya terima tersebut bersifat detail tapi sebenarnya merupakan hal praktis yang ternyata menjadi keseharian hidup kita.
Hidup Bukan hanya tentang berjuang untuk mendapat tapi bagaimana kita bisa memberi, karena sejatinya yang kita capai tidak lebih penting dari bagamana cara kita mencapainya (Pencapaian kita tidak lebih penting dari  bagaimana cara kita mencapainya).
Hidup yang memikirkan orang lain lebih dari diri sendiri bisa membantu kita untuk tidak selalu memikirkan keuntungan yang akan kita raih. Apalagi jika kita melakukan hal tersebut dengan kerendahan hati, dalam hal ini yang dimaksudkan bukan menganggap diri sendiri kurang, melainkan kurang memikirkan diri sendiri. Ketika kita berhenti fokus pada kebutuhan diri sendiri kita menjadi sadar akan kebutuhan orang-orang  disekeliling kita. Tapi yang ajaib dari sikap seperti ini, justru ketika kita melakukan perbuatan yang bernilai kebaikan, mungkin bisa bersifat spontanitas atau terencana, sesederhana apapun bentuk pemberian itu, tanpa disadari kita menerima kembali, bahkan lebih baik.
Suatu hari saya memperoleh kesempatan berharga untuk ngobrol bersama beberapa orang pemimpin, pemilik dan pengelola yang dalam pemandangan saya berhasil atau yang lebih dikenal dengan kata sukses. Yang lebih membanggakan, beliau adalah asli orang Jawa Tengah, Indonesia.
Tanggal 5 Juli 2014 lalu saya memperoleh kesempatan berharga untuk berjumpa dengan Bp. Bambang Sutantio seorang ahli teknologi pangan (Food Technologi) penggagas sekaligus pemilik Cimory group of comlaies yang memiliki tagline Protein is our business. Kami satu tim diundang mampir di resto kenamaan sekelas Cimory, dalam perjalanan dinas dari Jogja menuju Semarang, untuk bisa ngobrol bersama beliau beserta ibu Liana Ali (yang mirip Vina Panduwinata, dari bentuk wajah sampai warna suara).
Beliau berpendapat talenta adalah sesuatu yang nempel ke setiap manusia. 8 jam tidur, 8 jam bekerja, 8 jam ditangan keluarga. Talenta tumbuh subur dari sebuah keluarga yang baik dan sehat. Orang tua yang sangat support dan mengarahkan akan mempertajam Vision, indera, penglihatan (mata, telinga, otak) seseorang, karena itu pergunakan Indera untuk memperbesar cita-cita.  
Pengusaha yang mengawali karirnya dengan bekerja di kantor perwakilan perusahaan jerman selama 6 bulan tersebut memberanikan diri membangun bisnis karena memiliki prinsip, dimana ada keinginan pasti ada pasar.
Keprihatinannya terhadap banyaknya koperasi penjual susu segar yang tutup karena harga, membulatkan tekad beliau untuk memberdayakan penduduk seputar cisarua. Sehingga beliau berhasil memberi pendampingan dan pembinaan kepada beberapa K.U.D sampai kemudian memperoleh bantuan dari pemerintah. 
Hasil kerja bukanlah uang, tapi dampak dari apa yang kita kerjakan untuk tujuan itulah Tuhan menciptakan kita supaya merawat dan mengelola hasil bumi, hewan dan segala ciptaannya.
Hal senada disampaikan Ibu Liana Ali (ibu Bambang) yang konsetrasi mengerjakan Fashion kulinary. Konsep beliau adalah membuka ladang pekerjaan bagi lebih banyak orang, menurut ibu Liana, Value sukses bukanlah tentang materi atau uang, tapi result, dan brand recognized.  
Family value adalah hal terpenting dalam perkembangan hidup (seseorang harus punya value, revolusi mental)   Bekerja harus dengan passion, (detail, disiplin).
Bagi saya secara pribadi beliau berdua menjadi salah satu contoh nyata dan hidup, dari sekian banyak orang yang telah mempraktekkan sebuah nilai hidup berkualitas dengan gaya hidup memberi.
Saya begitu yakin masih banyak orang disekitar kita yang mengembangkan sebuah nilai hidup berkualitas.

Mari kita mulai gaya hidup memberi, dari hal paling sederhana yang kita miliki, sekarang karena setiap orang memiliki kesempatan yang sama.

*Indie 260714

Abigail Indiana

Foto saya
I am a product of GOD's Grace. Single, Simple person but will always be an extraordinary person. Just a nature, Truth lover, jazzy lover, coffee lover. Selalu mendefinisikan setiap fase hidup dengan ucapan syukur. I love my beloved Savior, He loves me unconditionally.