Beberapa
bulan ini ada satu pembelajaran berseri tentang peningkatan kualitas hidup.
Yang menarik hal edukatif yang saya terima tersebut bersifat detail tapi sebenarnya
merupakan hal praktis yang ternyata menjadi keseharian hidup kita.
Hidup Bukan hanya tentang
berjuang untuk mendapat tapi bagaimana kita bisa memberi, karena sejatinya yang
kita capai tidak lebih penting dari bagamana cara kita mencapainya (Pencapaian
kita tidak lebih penting dari bagaimana
cara kita mencapainya).
Hidup yang memikirkan orang lain
lebih dari diri sendiri bisa membantu kita untuk tidak selalu memikirkan keuntungan
yang akan kita raih. Apalagi jika kita melakukan hal tersebut dengan kerendahan
hati, dalam hal ini yang dimaksudkan bukan menganggap diri sendiri kurang,
melainkan kurang memikirkan diri sendiri. Ketika kita berhenti fokus pada
kebutuhan diri sendiri kita menjadi sadar akan kebutuhan orang-orang disekeliling kita. Tapi yang ajaib dari sikap
seperti ini, justru ketika kita melakukan perbuatan yang bernilai kebaikan,
mungkin bisa bersifat spontanitas atau terencana, sesederhana apapun bentuk
pemberian itu, tanpa disadari kita menerima kembali, bahkan lebih baik.
Suatu hari saya memperoleh
kesempatan berharga untuk ngobrol bersama beberapa orang pemimpin, pemilik dan
pengelola yang dalam pemandangan saya berhasil atau yang lebih dikenal dengan
kata sukses. Yang lebih membanggakan, beliau adalah asli orang Jawa Tengah, Indonesia.
Tanggal 5 Juli 2014 lalu saya
memperoleh kesempatan berharga untuk berjumpa dengan Bp. Bambang Sutantio
seorang ahli teknologi pangan (Food
Technologi) penggagas sekaligus pemilik Cimory
group of comlaies yang memiliki tagline
Protein is our business. Kami satu tim diundang mampir di resto kenamaan
sekelas Cimory, dalam perjalanan dinas dari Jogja menuju Semarang, untuk bisa
ngobrol bersama beliau beserta ibu Liana Ali (yang mirip Vina Panduwinata, dari
bentuk wajah sampai warna suara).
Beliau
berpendapat talenta adalah sesuatu yang nempel ke setiap manusia. 8 jam tidur, 8 jam bekerja, 8 jam
ditangan
keluarga. Talenta tumbuh subur dari
sebuah keluarga yang baik dan sehat. Orang tua yang sangat support dan mengarahkan akan
mempertajam Vision, indera, penglihatan (mata, telinga,
otak) seseorang, karena itu pergunakan Indera untuk memperbesar cita-cita.
Pengusaha yang
mengawali karirnya dengan bekerja di kantor perwakilan
perusahaan jerman selama 6 bulan tersebut memberanikan diri membangun bisnis
karena memiliki prinsip, dimana ada keinginan pasti ada pasar.
Keprihatinannya
terhadap banyaknya koperasi penjual susu segar yang tutup karena harga,
membulatkan tekad beliau untuk memberdayakan penduduk seputar cisarua. Sehingga
beliau berhasil memberi pendampingan dan pembinaan kepada beberapa K.U.D sampai
kemudian memperoleh bantuan dari pemerintah.
Hasil kerja bukanlah uang, tapi dampak dari apa yang kita kerjakan untuk tujuan itulah Tuhan
menciptakan kita supaya merawat dan
mengelola hasil bumi, hewan dan segala ciptaannya.
Hal senada
disampaikan Ibu Liana Ali (ibu Bambang) yang konsetrasi mengerjakan
Fashion kulinary. Konsep beliau adalah membuka ladang pekerjaan bagi lebih
banyak orang, menurut ibu Liana, Value sukses bukanlah tentang materi atau uang, tapi result, dan brand
recognized.
Family value adalah hal terpenting dalam perkembangan hidup (seseorang harus
punya value, revolusi mental) Bekerja harus dengan passion, (detail,
disiplin).
Bagi saya secara
pribadi beliau berdua menjadi salah satu contoh nyata dan hidup, dari sekian
banyak orang yang telah mempraktekkan sebuah nilai hidup berkualitas dengan
gaya hidup memberi.
Saya begitu
yakin masih banyak orang disekitar kita yang mengembangkan sebuah nilai hidup
berkualitas.
Mari kita
mulai gaya hidup memberi, dari hal paling sederhana yang kita miliki, sekarang
karena setiap orang memiliki kesempatan yang sama.
*Indie 260714