Langit berbintang diatasku dan hukum moral didalam diri dan batinku.
Waktu dan ruang bukanlah atribut dari dunia fisik melainkan bentuk intuisi, termasuk atau menjadi satu dalam kondisi manusia, ada dalam pikiran manusia mendahului setiap pengalaman yang mereka alami.
Dengan kata lain kita bisa mengetahui sebelum kita mengalami sesuatu bahwa kita akan menganggapnya sebagai fenomena dalam waktu dan ruang. Sebab kita tidak dapat melepaskan kacamata akal yang menyatu dalam diri manusia.
Sebab pikiran manusia bukan hanya lilin pasif yang hanya menerima sensasi dari luar. Pikiran meninggalkan jejaknya pada cara kita memahami dunia.
Dalam sekejap aku sudah mampu mengumpulkan beberapa mimpi masa kecilku. Dari mimpi yang paling sederhana, luar biasa sampai pada mimpi yang tidak terlukiskan. Berikut pengalaman, perjalanan yang telah aku lalui. Nanti, suatu saat aku akan tulis apa saja mimpi-mimpiku.
Pikiranku seperti menyaksikan sebuah film dengan peran utama aku. Senyum, kemudian tanpa terasa ada tetesan air dari mataku serta ucapan syukur dalam gumam yang begitu dalam. Air mata bukan saja simbol penderitaan dan kepedihan, sebab sering dalam ucapan syukur pun ada air mata. Justru simbol penderitaan dan kepedihan adalah tangguh, tegar, tenang atau dingin.
Belajar menggali lagi seluruh pengalaman kita masa lalu ternyata menjadi terapi sangat baik bagi jiwa kita untuk bertahan hidup dalam ucapan syukur, bahkan menambahkan ucapan syukur lagi dan lagi. Mengambil momentum perjalanan Hidup Sang Penebus. Yang harus menanggung segala cela, malu, siksa, tersalib bahkan terkubur dalam sengsara. Seorang diri, ditinggalkan, tidak ada yang peduli. Di paksa membuktikan sebuah kebenaran yang sudah benar dalam kondisi yang tidak memungkinkan. Dalam diam dan penyerahan Dia lakukan semua itu. Bukan atas dosa dan kesalahan yang telah DIA buat, tapi untuk orang asing yang tidak Dia kenal. Aku dan semua orang yang menyadarinya.
Alam dibuat bicara tentang Kebenaran dan siapa DIA, bahkan menyaksikan akhir dari semua karya muliaNya adalah Kebangkitan, Kemenangan yang sempurna.
Dalam perjalanan hidup, ketika kita memahami makna dari perjalanan Sang Penebus, kita mendapat karunia untuk merefleksi jalan salib. Yang pasti tidak sehebat itu, tapi salib kecil.
Saat ini, ketika hidup kita harus diperhadapkan pada kondisi disalah mengerti, menanggung tudingan untuk kesalahan yang tidak anda buat, atau mungkin ada yang lebih berat dari itu, tanpa ada yang mau memahami kesulitan dan kesibukan anda, langsung melempar tanggung jawab dan kesalahan kepada anda? Posting semua perasaan anda dengan mengingat, bahwa ada perlakuan lebih biadab yang pernah DIA terima, supaya ucapan syukur tetap mengalir dari hati dan lidah kita, sehingga menginfeksi seluruh jaringan tubuh dan sendi-sendi hidup kita untuk melanjutkan perjuangan.
Dengan demikian kita belajar menjadi orang yang konsisten didalam DIA, serius, bukan main-main, mampu menempatkan diri pada situasi dan porsi yang tepat.
Kalo boleh jujur Hidup kita sehubungan dengan keputusan hanya diperhadapkan pada dua pilihan :
Pertama : maju!, kedua : maju!!
sebab pilihan berhenti membawa kita pada dua pilihan dengan resiko :
mati tanpa menghasilkan atau mati karena terinjak oleh ribuan orang yang berlari dan sedang mengambil pilihan untuk maju.
Aku membawa sebuah salib disaku pikiran dan di saku hatiku, dimanapun aku ada, untuk mengingatkan bahwa aku seorang Kristen…
Salib kecil ini bukan sebagai jimat, pengusir setan atau vampir seperti di film-film, ataupun mantera agar nasib mujur, bukan pula digunakan untuk dapat melindungi diriku.
Bukan sebagai tanda untuk diperlihatkan, melainkan menjadi reminder tentang ringkasan yang mendalam antara Penebusku dan aku.
Bila aku hendak keluarkan sesuatu dari saku pikiran dan saku hatiku, salib itu dengan sigap mengingatkan aku, betapa aku telah ditebus dengan harga yang mahal.
salib itupun mengingatkan aku untuk berterima kasih, atas berkat-berkatNya yang berkelimpahan dalam hidupku hari lepas hari.
Sehingga aku mempunyai kesaksian hidup yang nyata dan dapat membagi damai sejahtera kepada teman-teman agar mereka menyerah diri dalam pemeliharaanNya.
Dan salib kecil inipun menggugah aku, menyerahkan seluruh hidupku kepadaNya, menjadikan YESUS KRISTUS sebagai TUHAN dan Juru Selamat yang Tunggal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar