Pertama kali dapat tawaran
wisata ke pulau karimunjawa saya hanya mempertimbangkan setengah hati.
Keputusan bulat saya muncul setelah dipameri beberapa hasil jepretan teman yang
baru saja pulang wisata bulan juni 2013, yang berperan sebagai ketua rombongan.
Ditambah saya juga searching pemandangan
lokasi wisata pulau setempat. Asli suka.
Kemantapan atas keputusan
tersebut begitu kuat, bahwa saya bakal menikmati wisata air yang istimewa. Dan
benar, beberapa pemandangan yang sempat saya temukan hanya dengan gambar, saya
bisa nikmati secara langsung. Tidak ada perubahan yang mengurangi keindahannya.
Sampai saya bisa cerita lewat tulisan, meskipun mungkin deskripsinya kurang
detail, tapi bisa membantu mengabadikan pengalaman jalan ke pulau indah yang
masih menjadi bagian Indonesia.
Kalau ada wisata dengan
tambahan pengalaman menarik yang pernah saya nikmati adalah liburan kali ini.
Saya tetap bisa melakukan ritual atau gaya hidup sehari-hari saya dirumah,
ditempat liburan. Karena biasanya, bagi saya hari libur identik dengan
melakukan hal yang diluar hari bukan libur. Bangun siang, menikmati santai dan
sebagainya. Tapi justru pengalaman-pengalaman menarik yang saya nikmati selama
liburan itu adalah hasil dari konsistensi yang saya lakukan. Menyerahkan
sepanjang hari yang akan kami lewati dalam berkat Tuhan, rencana perjalanan
dalam tujuan wisata dan orang-orang yang akan kami temui.
Kami berangkat menuju pulau
karimun menggunakan kapal express dari Jepara jam 11.40 wib. Sesuai informasi
yang kami terima sebelumnya, yaitu 120 menit jarak tempuh perjalanan. Terasa
cukup lama karena hampir sepuluh tahun tidak pernah menggunakan transportasi
laut. Ada rasa pusing dan mual yang muncul bergantian. Tapi semua sensasi rasa
tersebut berhenti dengan sendirinya begitu kapal express mendarat di dermaga
pulau tujuan tepat jam 13.40 wib.
Selasa 6 Agustus 2013, Hari pertama
menginjakkan kaki dipulau tersebut saya sudah mulai terkagum, ternyata setelah
saya mencoba mengingat pemandangan pertama yang saya saksikan adalah yang paling
sederhana dibanding tiga pulau yang kami kunjungi hari berikutnya.
Kami menginap di hotel yang
lokasinya tepat dibelakang sebuah perairan yang awalnya digunakan sebagai
tempat hiu bermukim, hanya pada saat kami berkunjung, hiu sedang direlokasi
ketempat lain.
Sore pertama beberapa dari
kami, termasuk saya bermain di perairan belakang hotel. Suasana terik tapi sejuk sudah langsung dapat kami nikmati. Ada
sebentuk dermaga standard yang tersambung dengan rumah apung. Dari informasi
yang kami terima, kedepan akan difungsikan sebagai pilihan alternatif tempat
singgah wisatawan. Kami bercanda sambil menanti sunset di lokasi tersebut untuk
diabadikan. Sudah pasti tidak ketinggalan jepret sana jepret sini. Beberapa
diantara kami sempat kembali kedermaga tersebut pada tengah malam untuk
memancing ikan. Mereka bercerita menyaksikan pemandangan indah rumah apung yang
menyala dan sempat melihat bintang jatuh. Sempat menyesal karena tidak bisa
menikmati fenomena alam yang sering saya impikan tersebut. Tapi lepas dari itu,
tidak mengurangi kebahagiaan.
Rabu 7 Agustus 2013, Hari
pertama kami berencana memulai wisata ke pulau tengah dan pulau kecil yang
berada di arah timur karimunjawa. Kami ber 16 diangkut menggunakan mobil
pick-up dari hotel jam 8 pagi menuju dermaga Legonbajak, yang jaraknya cukup
jauh kurang lebih 1 jam perjalanan. Jarak tempuh dari dermaga ke pulau tengah
sebagai tujuan pertama 30 menit dalam kondisi air laut yang tenang dan
menggunakan kapal nelayan yang biasa digunakan untuk melaut. Sesampainya di Pulau
Tengah, kapal yang kami gunakan ditambatkan ke sebuah pohon dipinggir pantai.
Pulau tengah cukup luasa, kita
bisa menemui toilet, beberapa tempat berteduh semacam gasebo dan sepasang suami
istri dengan rumah panggungnya ditengah pulau berjualan es kelapa muda, minuman
hangat, makanan ringan dan makanan instan untuk melayani wisatawan yang
memerlukan. Sebenarnya kita bisa berkeliling memilih lokasi yang nyaman untuk
kita berlama-lama sekedar bermain pasir putih dipinggir pantai. Tapi waktu itu
kami hanya bermain di dua lokasi, beberapa teman yang tidak bisa berenang
menikmati pemandangan bawah laut, bermain dan berfoto didekat dermaga. Beberapa
dari kami yang suka berenang menikmati pemandangan bawah laut dengan
perlengkapan snorkling. Saya sempat harus belajar ulang cara bernafas dengan
alat yang wajib saya gunakan supaya bisa terbantu menikmati pemandangan bawah
laut dengan leluasa. Tidak membutuhkan waktu lama. Saya sudah langsung bisa
berpetualang sesuai apa yang saya bayangkan. Sempat terkendala dengan sepatu
yang kegedean, belum lagi alat bantu nafas yang membuat saya terguling-guling
dipinggir pantai karena kewalahan mengatasi alat yang memang belum biasa saya gunakan.
Setelah menikmati pemandangan bawah laut diseputar pulau tengah, meskipun belum
semua karena terlalu luas. Kami serombongan menuju ke pulau kecil sesuai
rencana semula. Jarak tempuh terhitung dari pulau tengah kurang lebih 30 menit
dalam kondisi air laut tenang.
Kami mendarat di dermaga pulau
kecil tempat parkir kapal yang kami tumpangi. Kami serombongan menuju ketepi
pantai lewat dermaga sambil membawa barang bawaan kami. Sesuai namanya pulau kecil
tidak terlalu luas, tetapi harus extra waspada karena ditepi pantai terdapat
banyak bulu babi yang terkenal beracun. Kita bisa menjumpai gazebo, bahkan ada
mini bar yang terlihat seperti bangunan baru. Tidak ada informasi apakah karena
itu hari libur atau memang bangunan tersebut sudah tidak berfungsi. Tidak ada
toilet yang bisa kita temui. Kita bisa berkeliling pulau hanya dengan beberapa menit.
Seperti biasa kami selalu memilih dua lokasi singgah untuk berlama-lama, karena
memang kami terdiri dari dua kelompok yang suka berenang dan yang tidak bisa
berenang. Kami yang suka berenang langsung kembali ke dermaga untuk snorkeling.
Kami langsung sibuk dengan tujuan masing-masing, ada yang memancing ada yang
berfoto dibawah laut bersama dengan penghuninya. Saya sendiri sibuk berenang
sambil terus berharap menemukan penghuni air yang awalnya hanya bisa saya lihat
melalui tv. Mata saya berkeliling
mencari penghuni bawah dan ketemu nemo, ikan warna-warni, tiram warna warni, berbagai
bentuk dan warna terumbu karang yang indah-indah. Tidak ketinggalan,
berkali-kali merasakan asinnya air laut, karena kelelahan lalu salah bernafas,
kait pelampung yang saya kenakan juga sempat lepas karena bergelembung terlalu
lama dipermukaan air. Kami sangat puas dengan petualangan wisata hari pertama
di pulau tengah dan pulau kecil. Jam 6.45 pm kami sudah tiba di hotel.
Kamis 8 Agustus 2013, Hari
kedua berwisata darat ke Hutan Mangrov. Pemandangan yang terhampar cukup indah,
hanya terasa sangat terik, jadi setelah berkeliling mengitari setengah dari
luas hutan tersebut, kami isitirahat cukup lama disebuah jembatan. Hari itu
tepat hari pertama lebaran, (hari raya idul adha 1434 H). Kami mendapat
undangan dari penduduk setempat yang menjadi guide wisata. Kami menggunakan
waktu makan siang untuk singgah, bersilaturahmi dan membangun hubungan yang
baik dengan penduduk asli karimunjawa. Kebanyakan adalah suku bugis, Madura dan
jawa. Kami di jamu dengan makanan lebaran khas bugis. Ada aneka makanan ringan,
sambal goreng ayam, sambal goreng tongkol dan sebagai makanan pendamping adalah
buras pengganti nasi, yaitu lontong berbentuk kotak. Nikmat sekali menirukan
cara makan disana, semua disajikan dalam satu nampan untuk 4-5 orang, dan semua
makan bersama. Ada banyak pohon jambu mete, warna hijau, merah, kuning. Jambu
air juga banyak, hanya satu yang saya baru temui disini, jambu air warna putih.
Cukup lama kami singgah selama
bergantian di dua rumah penduduk yang masih bersaudara, sebenarnya kalau
mengiyakan semua penduduk yang melihat kehadiran rombongan kami, semua
mengundang untuk bisa singgah dan bersilaturahmi. Tapi setelah itu rombongan
memutuskan untuk melanjutkan perjalanan wisata darat ke tandjong tracking
adventure. Ada beberapa tempat yang diakui bernilai sejarah oleh penduduk
setempat. Kami diajak berkeliling bukit batu yang cukup terjal dan curam
meskipun tidak terlalu luas, tapi lumayan bikin berkeringat puas buat kami yang
menyukai petualangan, hitung-hitung sebagai pengganti olah raga selama liburan.
Sempat berhenti lama di lokasi yang disebut goa jepang, untuk berfoto, letaknya dekat batu
mandi.
Jumat 9 Agustus 2013 adalah
hari terakhir kami berwisata menyebarang ke pulau. Jam 8.30 kami berangkat dari
hotel menuju kedermaga. Tujuan kami masih kearah timur Karimunjawa, yaitu pulau
Cendikia, yang berdekatan dengan pulau gundul. Informasi dari penduduk setempat
yang selalu mengawal perjalanan kami, pulau tersebut biasa digunakan untuk
latihan perang. Penduduk setempat yang berlaku sebagai guide wisata jarang
menawarkan kunjungan ke pulau Cendikia karena jarak tempuh dan bentuk terumbu
karang yang tinggi. Jarak tempuhnya yang cukup lama yaitu 1 jam perjalanan
dengan kondisi laut tenang menjadi alasan utama, karena resiko ketidak stabilan
gelombang air laut. Alasan berikutnya adalah bentuk terumbu karang yang
tinggi-tinggi seperti raksasa diseputar pulau tersebut cukup membuat kuatir karena
berpotensi membuat kapal karam jika jurumudi kapal tidak memperhatikan dengan
baik kondisi sekitar. Meskipun jika dicermati juga menguntungkan, karena kita
bisa dengan mudah mencari karang raksasa untuk menambatkan sauh supaya kapal
aman berlabuh.
Dari kapal kedalaman air
terkesan dangkal karena kejernihan air dan terumbu karang yang tumbuhnya lebih
tinggi besar dibanding pulau yang kami kunjungi sebelumnya. Membuat taman bawah
laut serta penghuninya terlihat begitu indah dan sempurna dari permukaan laut.
Rasanya sayang kalau harus melewatkan
kesempatan undangan untuk langsung terjun bermain dipemandangan indah tersebut.
Tidak menunggu lama saya dan beberapa teman berkeliling melihat lokasi yang lebih
dalam untuk terjun ke air untuk menghindari benturan dengan karang. Kejernihan
air sangat membantu kami langsung terjun tanpa menunggu waktu lama disamping
itu juga karena kapal kami belum menepi. Seperti biasa masing-masing sibuk
dengan agendanya. Berkeliling mencari makhluk laut yang ingin ditemui atau
mencari view yang bisa diambil untuk mengabadikan moment bawah laut. Senang
bisa berkesempatan melihat bintang laut, warna dark blue yang cukup besar dan
warna coklat dengan kombinasi broken white. Saya sebenarnya pengen memegang
bintang laut warna putih, tapi saya hanya bisa melihat dari kejauhan. Kurang
lebih 90 menit kami bermain ditengah laut yang cantik dan tenang ditengah
teriknya matahari.
Setelah puas bermain air kami
langsung naik ke kapal yang kemudian langsung dibawa ketepi pulau cendikia
tepat waktu makan siang. Seperti semula, kami berencana lunch dipulau tersebut
dengan menu ikan bakar. Berbagai jenis ikan selain hiu yang kami berhasil
dapatkan dengan mudah langsung dikerjakan dengan sigap oleh beberapa teman. Tanpa
komando, masing-masing kami mengambil peranan, beberapa mencari sabut kelapa
dan batang kering untuk bahan bakar, beberapa menyiapkan kayu panjang sebagai
penjepit ikan untuk dibakar. Dan ada yang menyiapkan bumbu penyedap sederhana
hanya dari kecap, potongan bawang merah dan cabe. Semua terlihat begitu sibuk
dan tidak sabar menanti waktu makan bersama. Setiap ikan yang sudah siap santap
langsung diserbu bersama dan ludes. Kami semua begitu lahap menikmati lunch ala
alam, ada yang menyantap hanya ikan dan sambal, ada yang menggunakan nasi, ada
juga yang menggunakan buras. Nasi kotak yang sengaja kami bawa untuk bekal
tidak semuanya tersentuh, karena lebih tertarik dengan menu on the spot.
Menyenangkan sekali bisa terlibat secara langsung kesibukan langka yang baru
saya nikmati siang itu. Unforgettable moment. Pengalaman yang sangat indah.
Setelah membereskan segala
sesuatu kami kembali ke kapal untuk melanjutkan perjalanan ke pulau kecil yang
berjarak 30 menit dari pulau cendikia dengan kondisi laut tenang. Kami tidak
bosan untuk kedua kalinya mendarat di pulau kecil yang waktu itu sekitar pukul
2.40 pm. Beberapa diantara kami adalah pemancing ikan, dan lokasi pulau kecil
sangat menyenangkan untuk memancing. Disamping itu juga cukup teduh untuk hanya
bermain atau berbaring dipinggir pantai. Beberapa diantara kami sengaja
menghabiskan waktu sisa untuk beristirahat, tidur dan sekedar bermain. Kami mengambil
lokasi yang sama seperti hari pertama kunjungan kami, yaitu sisi kiri dermaga.
Kami langsung mencari posisi masing-masing untuk berbaring. Ada yang beralaskan
pelampung atau jaket, ada juga yang membentuk pasir putih sebagai alas kepala.
Laut yang tenang, langit cerah serta udara yang sejuk dan teduh, sangat
melengkapi kesempurnaan dan keindahan suasana liburan kami dipulau kecil. Kami
kembali ke dermaga Legonbajak tempat transit kapal jam 5.20 pm, sempat
menjumpai kapal tanker navareno dari samarinda yang mengangkut air bersih. Dan
mampir ke pemilik guest house yang berdekatan dengan dermaga.
Kami meninggalkan karimunjawa
menggunakan kapal express menuju ke kota Jepara. Perjalanan laut kembali tepat waktu meskipun keberangkatannya
sempat molor satu jam dari waktu yang sudah ditentukan, karena ada hal teknis.
Kami benar-benar menikmati
liburan yang sempurna di pulau karimunjawa. Meskipun tidak semua pulau kami kunjungi,
tapi menurut pendapat teman yang beberapa kali menikmati keindahan pulau
karimunjawa, wisata kami saat ini tergolong istimewa, karena kami dibawa ke
pulau yang jarang dikunjungi wisatawan lain. Kebanyakan pulau terletak dibarat
pulau karimunjawa. Total pulau yang ada kurang lebih 30 pulau, termasuk salah satu
pulau besar yang dibeli oleh salah satu perusahaan swasta besar di Indonesia. Kemungkinan
akan banyak investor atau konglomerat yang akan menyusul berinvestasi di tempat
wisata yang sangat potensial tersebut. Saya pun berandai-andai kalau punya
banyak uang, hehehe.
Setiap menit perjalanan laut
dan darat bisa kami nikmati, meskipun menggunakan transportasi yang serba
sederhana, tapi itulah kebahagiaan, bisa menikmati segala yang tersedia didepan
mata sebagai hal terbaik dengan ucapan syukur.
Semua kemantapan saya berwisata
dalam berkat dan perlindungan Tuhan terkonfirmasi dengan dianugerahi cuaca
cerah, kekompakan rombongan dan laut tenang tanpa gelombang. Ketenangan laut
jika diperhatikan dari pantai lebih mirip kolam renang raksasa. Bahkan kami
dimanjakan dengan fenomena alam yang boleh kami saksikan, bintang jatuh dimalam
pertama kami datang, serta pelangi pada waktu kami dalam perjalanan menuju
dermaga untuk meninggalkan karimunjawa. Berbanding terbalik dengan kabar cuaca
dan gelombang tinggi yang kami terima sebelumnya bahkan sekembali kami ke kota
Semarang, menurut BMKG gelombang kembali tinggi antara 2-3 meter. Pengalaman pertama yang membahagiakan.
Karimunjawa menjadi pengalaman
pertama kedua saya setelah pengalaman pertama yang pertama ditahun ini,
menyaksikan keseruan java jazz Maret 2013 lalu.
*17082013