25 Oktober 2008
Panggung sit-kom (situasi komedi), notabene berisi some people - who wants to be different. Saya ada diantaranya.
Tanpa mengikuti awal cerita, tiba-tiba saja ada yang meluncurkan canda, dengan satu kata, kemudian ada tawa ggrrrr….! Seru.
Saya pun jadi ikutan nyengir, tanpa tau apa yang sedang dibicarakan.
Semula saya pikir itu sebuah kata yang terpeleset, jadi hanya dalam pikiran saya menemukan kata-kata yang seharusnya kemudian meralat, sambil sedikit senyum. Dasar! Pikir saya.., but out of d blue ternyata itu adalah a sordid word. (He4 bener ga sih bahasa inggrisnya gitu, pokoknya itu deh).
Beberapa saat setelah itu, saya jadi sedikit terganggu dengan situasi itu.
Ada protes tertahan, Bahkan pikiran saya sempat memilih ketika ada pilihan yang ditawarkan, mending kata umpatan. Even tidak ada yang baik diantara pilihan tsb.
Tapi kemudian ada sesuatu yang lembut seperti menetralisir jiwa.
Kemudian saya tersenyum lagi dan belajar sesuatu.
Saya yang naïf, tapi yang saya petik sebagai belajar dalam situasi itu adalah mungkin ini yang dinamakan berbeda yang tidak berbeda.
Atau berbeda hanya sebatas keinginan?
Atau yang dimaksud beda oleh mereka hanya sebuah tempat?
Panggung sersan (serius-santai), ada celoteh beberapa testi lisan dari sekitar. Pokoknya bagi saya sounds great lah. And I’m really really really love all of them. Saya tangkap ketulusan dari mereka setulus saya menumpahkan rasa melalui sikap dan kata pada mereka.
Ada share, tentang hasrat, tentang rasa, tentang asa yang semuanya selalu dikembalikan pada GOD’s grace.
Tiba-tiba ada sorot lain yang saya tangkap dimata mereka. Tidak sering, tidak selalu. Tapi pernah ada, Sorot ragu? Sorot curiga? Sorot sesal? Tidak tau tepatnya. Apakah sebuah kondisi sehingga muncul pertanyaan.
Mengapa ragu? mengapa curiga seolah tidak percaya? apa yang mereka sesali?
Atau seseorang. Siapa diragukan, siapa dicurigai?
Saya atau GOD’s grace?
Saya kembali naïf.
Memang tidak mudah.
Sebuah keputusan untuk hidup benar misalnya.
Konon baik belum tentu benar, tapi kalo benar itu pasti baik.
Begitupun keputusan untuk berubah. Keputusan untuk menjadi beda.
Sebuah keputusan yang memang benar-benar berawal dari keinginan pribadi. Berikut siap dengan segala resiko dan akibatnya auto received.
Bukan kelompok dominan atau golongan karena sebuah keharusan.
Ada yang dengan disiplin dan keharusan, bisa dengan cepat mengalami perubahan. Kemudian dengan sukacita mereka menikmati perubahan yang telah mereka cipta dari sebuah keinginan.
Tapi tidak sedikit, dalam disiplin dan keharusan menciptakan pelanggaran begitu rupa buat hidup mereka. Karena ketidakmengertian bahwa perubahan baik itu baik buat hidup.
Kemudian mereka menemui hidup mereka lebih buruk dari yang sebelumnya.
Dan perubahan terindah adalah perubahan yang dihasilkan dari keputusan kita dan disempurnakan oleh perjumpaan dalam kasihNYA.
Terasa kental dalam ingatan segala sesuatu yang bersentuhan dengan perubahan memang selalu menghapus kenyamanan.
Contoh soal, ketika saya menerima testi. Ada perasaan bahagia, karena testi itu menggambarkan kasih, perhatian, dan betapa saya berarti buat mereka yang telah bersentuhan dengan hidup saya. Kemudian muncul keinginan mempetahankan testi tsb dengan menghidupinya tanpa menjadi orang lain. Beberapa waktu, usaha terasa ringan karena saya menghidupinya sebagai anugerah. Tapi ketika usaha beralih pada kekuatan sendiri, semua terasa berat. Ada manifestasi yang muncul, kecewa, jenuh, tertolak, dsb.
Memang tidak mudah, karenanya jangan pernah mencoba adegan ini sendiri, always in HIM.
Panggung sit-kom (situasi komedi), notabene berisi some people - who wants to be different. Saya ada diantaranya.
Tanpa mengikuti awal cerita, tiba-tiba saja ada yang meluncurkan canda, dengan satu kata, kemudian ada tawa ggrrrr….! Seru.
Saya pun jadi ikutan nyengir, tanpa tau apa yang sedang dibicarakan.
Semula saya pikir itu sebuah kata yang terpeleset, jadi hanya dalam pikiran saya menemukan kata-kata yang seharusnya kemudian meralat, sambil sedikit senyum. Dasar! Pikir saya.., but out of d blue ternyata itu adalah a sordid word. (He4 bener ga sih bahasa inggrisnya gitu, pokoknya itu deh).
Beberapa saat setelah itu, saya jadi sedikit terganggu dengan situasi itu.
Ada protes tertahan, Bahkan pikiran saya sempat memilih ketika ada pilihan yang ditawarkan, mending kata umpatan. Even tidak ada yang baik diantara pilihan tsb.
Tapi kemudian ada sesuatu yang lembut seperti menetralisir jiwa.
Kemudian saya tersenyum lagi dan belajar sesuatu.
Saya yang naïf, tapi yang saya petik sebagai belajar dalam situasi itu adalah mungkin ini yang dinamakan berbeda yang tidak berbeda.
Atau berbeda hanya sebatas keinginan?
Atau yang dimaksud beda oleh mereka hanya sebuah tempat?
Panggung sersan (serius-santai), ada celoteh beberapa testi lisan dari sekitar. Pokoknya bagi saya sounds great lah. And I’m really really really love all of them. Saya tangkap ketulusan dari mereka setulus saya menumpahkan rasa melalui sikap dan kata pada mereka.
Ada share, tentang hasrat, tentang rasa, tentang asa yang semuanya selalu dikembalikan pada GOD’s grace.
Tiba-tiba ada sorot lain yang saya tangkap dimata mereka. Tidak sering, tidak selalu. Tapi pernah ada, Sorot ragu? Sorot curiga? Sorot sesal? Tidak tau tepatnya. Apakah sebuah kondisi sehingga muncul pertanyaan.
Mengapa ragu? mengapa curiga seolah tidak percaya? apa yang mereka sesali?
Atau seseorang. Siapa diragukan, siapa dicurigai?
Saya atau GOD’s grace?
Saya kembali naïf.
Memang tidak mudah.
Sebuah keputusan untuk hidup benar misalnya.
Konon baik belum tentu benar, tapi kalo benar itu pasti baik.
Begitupun keputusan untuk berubah. Keputusan untuk menjadi beda.
Sebuah keputusan yang memang benar-benar berawal dari keinginan pribadi. Berikut siap dengan segala resiko dan akibatnya auto received.
Bukan kelompok dominan atau golongan karena sebuah keharusan.
Ada yang dengan disiplin dan keharusan, bisa dengan cepat mengalami perubahan. Kemudian dengan sukacita mereka menikmati perubahan yang telah mereka cipta dari sebuah keinginan.
Tapi tidak sedikit, dalam disiplin dan keharusan menciptakan pelanggaran begitu rupa buat hidup mereka. Karena ketidakmengertian bahwa perubahan baik itu baik buat hidup.
Kemudian mereka menemui hidup mereka lebih buruk dari yang sebelumnya.
Dan perubahan terindah adalah perubahan yang dihasilkan dari keputusan kita dan disempurnakan oleh perjumpaan dalam kasihNYA.
Terasa kental dalam ingatan segala sesuatu yang bersentuhan dengan perubahan memang selalu menghapus kenyamanan.
Contoh soal, ketika saya menerima testi. Ada perasaan bahagia, karena testi itu menggambarkan kasih, perhatian, dan betapa saya berarti buat mereka yang telah bersentuhan dengan hidup saya. Kemudian muncul keinginan mempetahankan testi tsb dengan menghidupinya tanpa menjadi orang lain. Beberapa waktu, usaha terasa ringan karena saya menghidupinya sebagai anugerah. Tapi ketika usaha beralih pada kekuatan sendiri, semua terasa berat. Ada manifestasi yang muncul, kecewa, jenuh, tertolak, dsb.
Memang tidak mudah, karenanya jangan pernah mencoba adegan ini sendiri, always in HIM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar