Pertumbuhan bukanlah sebuah momen, melainkan suatu proses yang memerlukan
waktu tertentu. Semua tergantung
jenisnya, tumbuhan dan hewan, memiliki waktu yang berbeda.
Kita mungkin sering mendengar sebuah ilustrasi, proses sebuah telur menjadi
hewan, atau sebuah ulat menjadi kupu-kupu. Kita tidak bisa membantu mempercepat
bakal hewan dalam cangkang telur untuk segera keluar, atau membantu kupu-kupu
keluar dari kepompong, hanya karena ketidaks abaran kita. Karena sama artinya
kita merusak kehidupan mereka yang akan datang.
Itu sebabnya, kita tidak bisa tergesa-gesa. Sama halnya dengan pertumbuhan
manusia, baik secara rohani, jiwa maupun fisik.
Ada
beberapa cara untuk bekerja sama dengan Allah dalam
menikmati proses pertumbuhan
menuju kedewasaan rohani.
Yang pertama : Percaya
bahwa Allah sedang bekerja di dalam kehidupan Anda bahkan ketika Anda tidak
merasakannya.
Menanti kemajuan pertumbuhan
rohani kadang merupakan pekerjaan yang membosankan, satu langkah kecil setiap
kali.
Alkitab mengatakan, “Untuk segala sesuatu
ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya.” Dalam hidup
kita mengalami berbagai musim.
Adakalanya kita
mengalami ledakan pertumbuhan yang singkat dan hebat (musim semi) yang diikuti
oleh suatu masa penstabilan dan ujian (musim gugur dan musim dingin).
Lalu bagaimana
dengan masalah-masalah, kebiasaan-kebiasaan, dan luka-luka hati yang mengiringi
proses yang kita lewati, apakah dapat lenyap secara ajaib, dengan doa dan
ketekunan? Jawabannya belum tentu, karena bisa jadi jawabannya datang melalui
perubahan secara bertahap.
Kedua : Miliki sebuah buku
catatan spiritual
jurnal. Untuk mencatat momen-momen yang didalamnya ada pelajaran
yang Allah singkapkan.
Bukan sekedar catatan harian yang
berisi perasaan-perasaan kita saja,
tetapi sebuah catatan dari apa yang sedang kita pelajari. Tulislah berbagai
wawasan dan pelajaran-pelajaran tentang kehidupan yang Allah ajarkan kepada kita tentang Dia, tentang
diri kita
sendiri, tentang kehidupan, hubungan, dan segala hal yang kita tahu dengan pasti
itu adalah pelajaran penting tentang mengembangkan karakter Allah. Catatan itu
akan menjadi pengingat bagi kita, terutama ketika kita sedang dalam kondisi
menurun, kita dapat membaca ulang, dan kembali kuat, bahwa kita pernah
menghadapi hal paling berat dan dapat melewatinya. Alasan kita harus belajar
kembali beberapa pelajaran adalah karena kita mudah melupakannya, terlebih
ketika kita berada dalam kondisi nyaman dan sangat nyaman. Dengan meninjau
kembali catatan rohani kita
secara teratur, kita
dapat terhindar dari banyak penderitaan dan luka hati yang tidak perlu. Alkitab
mengatakan, “Karena itu kita harus lebih
teliti memperhatikan apa yang telah kita dengar, supaya kita jangan hanyut
dibawa arus.”
Ketiga : Bersabar dengan Allah
dan dengan diri Anda sendiri. Kita sering mengalami kegagalan untuk
memahami bahwa
waktu Allah tidak
sama dengan waktu kita, itu yang membuat kita gagal untuk bersabar. Tidak
jarang kita merasa frustrasi
dengan lambatnya kemajuan
kehidupan kita.
Allah
menggunakan proses panjang untuk mengembangkan karakter, khususnya di dalam
diri para pemimpin. Dia mengambil waktu 80 tahun untuk mempersiapkan Musa,
termasuk 40 tahun di padang gurun. Selama 14.600 hari Musa tetap menanti dan
bertanya dalam hati, "Apakah sudah tiba waktunya?" Tetapi Allah tetap
berkata, "Belum."
Tidak
ada Langkah-Langkah Mudah atau rahasia-rahasia yang ditempuh dengan intan
untuk Mencapai
karakter Allah.
Orang-orang besar bertumbuh melalui pergumulan dan badai dan musim-musim
penderitaan. Bersabarlah dengan proses tersebut. Yakobus memberi nasihat, “Jangan mencoba melepaskan diri dari sesuatu
sebelum waktunya. Biarkanlah ia bekerja supaya kamu menjadi dewasa dan
berkembang dengan baik.”
Keempat : Jangan menjadi kecil
hati.
Ketika Habakuk menjadi sedih karena dia mengira Allah tidak bertindak dengan
cukup cepat, Allah mengatakan hal ini : “Segala
hal yang telah kurencanakan ini tidak akan terjadi dengan segera. Meskipun
demikian pasti saat penggenapan penglihatan itu akan tiba. Jika tampaknya
lambat, janganlah putus asa, karena semua itu pasti akan terjadi. Bersabarlah!
Semua itu tidak akan terlambat barang sehari pun!” Suatu penundaan bukan
berarti penolakan dari Allah.
Ingatlah
seberapa jauh kita
telah sampai, bukan seberapa jauh kita
harus pergi. Kita
tidak berada di tempat yang kita inginkan, tetapi kita juga tidak berada di
tempat yang biasanya kita
berada.
Ketika kita mulai tergesa-gesar dan berkecil hati katakan hal ini "Please Be Patient, God Is Not Finished With
Me Yet (Bersabarlah, Allah Belum
Selesai Dengan Saya).” Allah juga belum selesai dengan Anda, jadi tetaplah
maju. Bahkan siput mencapai bahtera Nuh karena tekun!
Indie 13/08/19