Banyak orang merasa senang saat mereka berhasil melakukan sesuatu atau mendapatkan apa yang mereka inginkan, cenderung menempuh berbagai cara, dari yang baik sampai yang berujung merugikan orang lain. Tapi, berapa lama mereka merasa senang? Sayangnya, rasa senang itu biasanya hanya sesaat dan sementara.
Menempatkan kebahagiaan pada standar yang salah, yaitu pada hal yang hanya berujung pada kesenangan cenderung merusak.
Sebagai contoh, jika alasan kebahagiaan karena pekerjaan dan kegiatan ibadah, orang akan berkompetisi untuk saling mengalahkan pihak lain, dengan segala cara.
Kebahagiaan adalah perasaan tenteram yang terus ada. Perasaan bahagia bisa bermacam-macam, mulai dari rasa puas sampai perasaan sangat bersukacita dan senang menjalani kehidupan. Orang yang bahagia akan terus ingin merasa bahagia.
Kebahagiaan bukanlah perasaan yang datang dan pergi, tapi itu terus ada. Kebahagiaan bergantung pada cara seseorang menjalani hidup, bukan pada apa yang dia dapatkan.
Jadi orang yang mengatakan, ”Saya akan bahagia jika. . . ” mereka justru tidak akan bahagia. Sebagai gambaran, kita akan membandingkan kebahagiaan dengan kesehatan yang baik. Bagaimana kita bisa tetap sehat? Dengan terus menjaga pola makan, berolahraga, dan punya gaya hidup yang baik. Begitu juga, kita bisa bahagia kalau kita terus menjalani kehidupan yang benar dan mengikuti nasihat Kitab Suci atau kebenaran Firman Tuhan.
Sebagai orang yang telah mengenal kasih Allah dan kebenaran-Nya, kita harus memiliki standar kebahagiaan yang berbeda, bukan sekedar berujung pada kesenangan sementara. Firman Tuhan mencatat beberapa hal yang harus menjadi dasar kebahagiaan orang percaya, salah satunya ada dalam Mazmur 128:1 yang mengatakan “berbahagialah setiap orang yang takut akan Tuhan, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya! Itulah inti kebahagiaan orang percaya, yang hanya dapat di peroleh dengan satu cara, bagaimana seseorang hidup dalam ketaatan pada kebenaran.
Kekayaan yang diperoleh melalui kekuatan kebenaran, dan kesehatan yang di dapat melalui kekuatan kedamaian, keduanya memberikan kebahagiaan. Dan kebahagiaan bisa didapat jika perbuatan, sikap dan sifat kita suci dan tidak mementingkan diri sendiri.
Indie 22/05/18
Tidak ada komentar:
Posting Komentar